10 : DHIMH

1.1K 58 1
                                    

Pandangannya terus menjelajahi isi kamar Hamzah, terdapat rak buku yang berjejer seperti buku-buku medis dan beberapa buku tentang ekonomi. Tanpa tahu pemilik kamar telah keluar dari kamar mandi dengan handuk yang hanya melilit dipinggang untuk menutupi auratnya. Dan saat itu Aida pun menoleh ke arah Hamzah dan terkaget-kaget hingga membuat ia berteriak.

"Akh.." pekik Aida, cewek itu terkejut dengan kehadirannya Hamzah.

Hamzah spontan berlari mendekati Aida dan membekap mulut Aida dengan satu tangannya. "Sutt.. Jangan teriak"

Aida pun membuka matanya perlahan, keduanya tampak saling pandang memandang satu sama lain. Seakan iblis sudah berhasil menghasut keduanya. Sedetik kemudian, Aida tersadar. Ia mendorong tubuh Hamzah agar menjauh darinya.

"Astaghfirullahalazim.."

Aida memutar tubuhnya membelakangi Hamzah. Memilih beranjak pergi dari kamar cowok.  Hamzah segera menjauh, beranjak dari hadapan Aida dan membuka kasar lemarinya untuk memakai kaos oblong rumah serta celana traning.

Aida menuruni anak demi anak tangga dengan tergesa-gesa. Ia hanya kesal dengan ulah Faisal yang menyuruhnya menghampiri anak dari pemilik rumah besar ini.

"Loh sendirian kamu Dek? Mana Hamzahnya?" Tanya Faisal tepat setelah Aida duduk kembali di kursinya.

"Masih di atas." Jawab ketus Aida.

Faisal mengerutkan dahinya bingung, pasti ada apa-apa deh di atas tadi. Ia sadar telah salah kepada Adiknya, harusnya tidak seperti itu.

"Maaf lama.." Tepat saat itu, Hamzah datang dan langsung memilih kursi didekat Bundanya.

"Karena sudah berkumpul semua, kita mulai saja makan malam bersamanya." Ucap Hanif sebagai tuan rumah.

Semuanya menikmati santapan makan malam dengan begitu khidmat.
Singkatnya, setelah mereka semua menikmati santapan makan malam. Para orang tua memilih untuk mengobrol di ruang tamu sedang para anak-anak bermain di ruang khusus bermain dahulu saat mereka masih kecil. Mungkin hanya Faisal dan Hamzah saja yang tahu, berbeda dengan Aida.

Seperti saat ini, kedua lelaki yang sama umurnya sedang bermain ps dengan asiknya, menghiraukan Aida yang tampak asik dengan kegiatan sendiri.

"Bang hamzah punya adik?" Tanya Aida seraya melihat sebuah bingkai foto yang berada di atas meja.

"Adik?" Tanya balik Faisal, sedangkan yang ditanya fokus bermain ps.

"Saya tanya Bang Hamzah loh bukan Abang." kesal Aida karena ia merasa dikacangin.

Hamzah pun ikut menoleh ke arah Aida, tidak lama ia menatap penuh tanya pada Faisal yang duduk disebelahnya.

"Kenapa Sal, dia?"

Aida menghentakkan kakinya ke lantai, merasa kesal sudah diabaikan.

"Tuh, kan enggak dengerin!! Nih ini siapa? Adik kau kan Bang pastinya?" Tanya Aida seraya membawa sebuah bingkai foto kehadapan Hamzah.

"Nih liat Bang, cantik banget adiknya Abang. Tuh ihh manis banget, pasti udah gede deh adiknya" Jelas Aida yang merasa gemash dengan foto yang ia lihat.

Kedua lelaki itu saling pandang memandangi, mau ketawa takut Aida marah, mau jawab pun sama takut Aida enggak percaya. Karena bagi mereka, perempuan itu selalu benar sedang laki-laki selalu salah.

"Ihh Aida serius tahu, liat dulu kenapa sih!!" Kekeh Aida.

"Saya enggak ada adik, saya anak tunggal kok. Anak tunggal kaya raya dan ganteng." Kata Hamzah dengan penuh percaya diri dan membanggakan dirinya. Faisal seakan ingin merasa muntah mendengarkan jawaban teman kecilnya itu.

Doctor Hamzah is My Husband ✔ [Revisi - New version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang