14 : DHIMH

785 50 0
                                    

Sambil berjalan sesekali Aida bersenandung kecil, dia sangat suka sekali jika di sore hari apalagi selepas keluar berpergian jauh lalu ada sesuatu yang sangat menggiurkan baginya. Apalagi kalau bukan jajanan.

Klakson mobil membuat Aida tersadar, dia sedikit ter jingkrak kaget, merutuki si pemilik mobil yang asal klakson saja. Untung saja dirinya bisa mengimbangi badannya, jika tidak sudah pasti terjatuh tersungkur lalu jidatnya akan benjolan.

Seorang lelaki keluar dengan pakaian yang berwarna putih dan celananya bahan berwarna hitam, ditambah dengan rambutnya yang tertutupi oleh kopiah. Sudah seperti orang yang habis menikah saja.

"Kamu ngapain jalan sendirian Dek??"

"Eh Bang Hamzah ya? Anak Tante Syarifah kan ya?" Tanya Aida, dia harus bertanya seperti itu, jika tidak takut-takut salah orang.

"Iyah Dek Ai, saya Hamzah anaknya Tante Syarifah tetangga kamu. Sekarang jawab pertanyaan saya, kamu ngapain jalan sendirian begini? Dimana Faisal?"

"Bang Faisal? Kok Abang tahu saya habis pergi sama Bang Faisal? Tapi ini beneran anaknya tante Syarifah kan?"

"Ya Dek Ai, saya anaknya tante Syarifah, dan saya juga tahu kamu habis pergi sama Faisal karena Faisal memposting foto kalian sedang makan, jadi saya tahu." Kata Hamzah. "Lalu dimana Faisal sekarang? Mengapa kamu sendirian seperti ini?" Tanya Hamzah pada Aida.

"Ada pertemuan sama kliennya."

"Kenapa enggak nungguin?"

"Males lah Bang, abis makan terus dengerin mereka bicara yang enggak saya pahamin, bikin ngantuk."

"Yasudah pulang sama saya, naik cepat ke mobil." Perintah Hamzah, namun Aida menolak.

Hamzah menaikan satu alisnya, "Kenapa?"

"Saya bisa jalan sendiri sudah sana pergi. Bikin macet jalanan saja." Usir Aida agara Hamzah cepat-cepat membawa pergi mobilnya karena sudah membuat sebagian jalanan tertutupi olehnya.

"Yasudah makanya ayo bareng Abang aja, daripada jalan kaki sendirian. Emang kamu enggak mau cimol? Tadinya sih Abang mau nawarin cimol ke kamu. Masih anget pulak. Yakin enggak mau nih?"

"Ya maulah, tapi Ai duduk dibelakang ya Bang."

Hamzah mengangguk, dengan senang hati dia membukakan pintu belakang untuk Aida, Aida tentu dengan senang hati masuk karena diiming-imingi cimol.

"Pake se---mana cimol nya?" Ucapan Hamzah terpotong saat Aida meminta janji dari Hamzah yang ingin memberikannya cimol.

Hamzah mengambil kantong kresek putih dan diberikannya pada Aida.

"Woahhh beneran, kukira bohongan."

"Kapan saya bohong sama kamu? Lebih baik pakai seatbelt sekarang."

"Enggak usah Bang, bentar ini kok buat sampe rumah. Sudah buruan jalanin Bang mobilnya, keburu diomelin pasukan ibu-ibu." Kata Aida seraya tangannya mencomot satu dua cimol dengan tusukan lalu dimakan.

Hamzah pun mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Tidak baik juga kalau membawa dengan kecepatan cepat, ini bukan dijalan raya besar apalagi tol, ini hanya sebuah jalanan desa meskipun tinggal nya di kota.

Hamzah yang melirik Aida makan cimol dari kaca spion tengah dalam mobil, jadi ingin mencoba. Niatnya tadi untuknya, karena ingin coba-coba saja. Tapi saat bertemu perempuan itu, jadi dia urungkan untuk memakannya dan memilih memberikan nya pada Aida.

"Boleh saya bagi?"

Aida menatap Hamzah datar sambil mulutnya yang terus mengunyah. Setelah makanan itu ditelan sempurna, baru dia jawab.

Doctor Hamzah is My Husband ✔ [Revisi - New version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang