Chapter 12

986 100 11
                                    

Sudah hampir 2 minggu sejak artikel itu diterbitkan, semakin lama artikel itu semakin banyak karena banyak orang membagikannya. Bahkan Idolish7 menjadi jarang mendapat tawaran pekerjaan dan hubungan mereka semakin merenggang.

Namun mereka memilih bersikap akur agar tidak membuat Riku menjadi stres. Mereka berlagak biasa saja tapi senyuman yang terpasang adalah senyuman palsu. Mereka berpikir jika Riku bisa dengan mudahnya dibohongi, namun nyatanya tidak. Riku tau jika mereka hanya berpura pura.

"Riku mau kemana?" Tanya Yamato yang melihat Riku hendak keluar dari studio.

"Toilet" Jawab Riku singkat.

"Apa yang Rikkun lakukan? Dia sering ke toilet akhir akhir ini kan?" Tanya Tamaki polos.

"Mencurigakan" Sahut Mitsuki.

"Hei jangan bilang Rikkun mencurigakan!" Marah Tamaki.

"Jangan meninggikan nada pada yang lebih tua!" Tegur Iori.

"Apa kau mengasihinaniku Iori?" Tanya Mitsuki melirik tajam adiknya.

"Kenapa kau bersikap begitu pada adikmu Mitsu.." Ujar Yamato.

"Jangan ikut campur dengan urusan keluarga orang lain!" Sahut Sogo kesal.

"Sudahlah! Bagaimana jika Riku melihat kita hah?" Sambung Nagi

"Hah? Dia di toilet! Jangan harap aku berbaik hati denganmu jika tidak ada Riku-kun tidak ada" Jawab Sogo.

"Kalian... Perkataan kalian itu kejamm" Ucap Tamaki tiba tiba.

"Hai hai... Kouhai ku ada apa ini? Kenapa suasanya tegang begini?" Tanya Momo yang baru saja dari ruang studio sebelah.

"Sudahlah aku muak!! Aku ke toilet sebentar!" Ujar Mitsuki marah meninggalkan senpainya dan membernya.

Mitsuki berjalan menuju toilet dengan berdengus kesal. Ia masuk dan melihat 1 pintu toilet tertutup, ia langsung tau jika di dalam situ ada Riku. Mitsuki hendak mengetuk pintu itu namun ia mengurungkan niatnya ketika mendengar suara Riku.

"Hwaa.... Bisa gila aku... Aku belum terbiasa..."

"Orang orang jika ada berita menarik langsung dengan cepat menyebarkannya.... Wahh buruk sekali..."

"Idolish7 bisa hancur jika begini, dasar orang itu!!!... Ah aku yang salah sihh"

Terdengar Riku berbicara sendiri mungkin lebih tepatnya mengomel. Tanpa ia sadari jika Mitsuki mendengarnya. Mitsuki yang mendengar merasa bingung.

'Kenapa Riku bilang dia yang salah?' batinnya

"Habisnya aku yang mengarahkan orang itu agar bergerak sesuai dengan rencanaku" Sambung Riku.

"Artikel itu... Secara tidak langsung aku yang menyebarkannya? Entahlah.... Mungkin saja"

'Apa?! Jadi Riku yang menyebarkannya?! Tunggu.. Mungkin aku terlalu cepat mengartikannya" benak Mitsuki.

"Semoga mereka dapat bertahan, aku tidak peduli lagi"

'Tidak mungkin kan?! Apa Riku sebenarnya membenci kami? Apa dia-' Mitsuki segera pergi melihat gagang pintu yang sedikit bergerak menandakan Riku akan keluar.

Riku keluar dari dalam toilet dan menoleh ke kanan kiri memastikan ada orang atau tidak. 'Sepatu itu kan milik... Mitsuki?!' Batin Riku terkejut, sebenarnya saat ingin membuka pintu ia sekilas melihat kaki Mitsuki.

(Karena pintu nya tidak sampai bawah gitu, jadi masih bisa lihat kaki orang)

Riku mendadak berkeringat banyak, jatungnya berdegup kencang. Riku segera melangkahkan kaki kembali ke studio dan melihat Mitsuki yang sedang duduk santai. 'Apa aku salah lihat?' Pikirnya.

To Be A Real Star - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang