Chapter 15

1K 77 17
                                    

Pagi hari telah tiba, udara meningkat drastis menjadi dingin. Meskipun begitu Riku tetap pergi menuju suatu tempat dengan pakaian berlapis lapis. Dia pergi sendiri dan tidak ditemani siapapun.

Setelah beberapa menit menaiki taksi, Riku akhirnya sampai di tempat yang sangat Riku benci. Tempat serba putih, serta ambulan terpakir di depan, dan tercium bau khas obat obatan yang tidak lain adalah rumah sakit. Riku memang enggan pergi ke sana tapi dia harus pergi.

Riku masuk dan berjalan melewati lorong, karena masih pagi rumah sakit tidak terlalu ramai. Riku menemui dokter untuk konsultasi.

Betapa terkejutnya dokter itu ketika menyadari pasien yang datang pagi pagi ternyata adalah Nanase Riku.

Miring= Dokter

"Nanase-kun kenapa kau baru kerumah sakit... Ini sudah 3 tahun.. Kau ingat perkataanku kan"

"Sumimasen sensei, saya baru saja pulang dari Inggris. Saya benar benar sibuk"

"Nanase-kun aku akan memeriksanya, silahkan ikuti aku"

Riku mengikuti dokter itu untuk melakukan pemeriksaan pada organ dalam Riku. Setelah pemeriksaan dokter itu terlihat sangat sedih dan khawatir melihat kondisi Riku yang semakin buruk.

"Nanase-kun... Kondisimu semakin buruk, setidaknya kau harus operasi"

"Seberapa buruknya sensei? Saya tidak bisa operasi sekarang. Saya harus menuntaskan suatu masalah terlebih dahulu"

"Tidak bisa lebih lama Nanase-kun, tubuhmu akan semakin melemah, gejalanya juga akan bertambah parah"

"Separah itukah? Berapa lama sensei?"

"Maaf Nanase-kun kurang lebih dalam kurun waktu satu tahun. Nanase-kun jantungmu mengalami kebocoran. Infeksi paru parumu juga semakin parah, aku yakin kau sering memaksakan diri atau mungkin stres berat hingga asmamu kambuh terlalu sering. Itu menyebabkan luka pada paru parumu. Organ lainnya juga cukup parah, kau mengalami gagal ginjal Nanase-kun. Ini efek karena kau sering menkonsumsi obat obatan yang dosisnya semakin tinggi..."

Riku hanya menghela nafas panjang dan menatap sendu ke langit langit.

"Kusarankan agar kau mendapat transplantasi jantung. Karena yang paling parah adalah penyakit jantungmu. Kau harus segera operasi Nanase-kun! Akan kuhubungi keluargamu"

"Tunggu! Tidak jangan sensei kumohon... Biarkan aku sendiri yang mengatakannya. Tolong beri aku waktu sensei.."

Sang dokter hanya bisa menghela nafas mendengar permohonan Riku. "Baiklah! Ingat baik baik jika kondisimu sangat parah Nanase-kun!"

Riku hanya mengangguk sejujurnya ia merasa sangat terpukul mengetahui kondisinya yang semakin memburuk. 'Aku sungguh tidak beruntung' benaknya.
.
.
Jam menunjukkan pukul 7 pagi, Riku sudah kembali ke hotel tempatnya menginap. Mungkin karena ikatan mereka, Riku tanpa sengaja berpapasan dengan Tenn di lobby.

Riku hanya menatap Tenn dan kembali melangkah. "Riku... Tidak.. Erin..."

"Ya?"

"Darimana kau?"

"Bukan urusanmu kan! Jangan pedulikan aku!" Sentak Riku.

"Jangan meninggikan nada padaku!" Peringat Tenn.

"Memang masalah?! Toh lagian aku bukan siapa siapamu! Jangan menggaguku lagi Kujo-Tenn" Ujar Riku dengan tatapan tajamnya.

"Apa ini karena Kujo-san?" Tanya Tenn.

To Be A Real Star - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang