Chapter 29 (😭)

1.4K 96 10
                                    

Keributan sudah tak terelakan bahkan sempat ada yang mengambil foto di situasi seperti itu. Akira selaku polisi mengungsikan fans dan para idol terlebih dahulu.

Akira terlihat sedih di saat yang bersamaan ia bingung harus bagaimana. Api telah menjalar kemana mana dan jalur untuk menyelamatkan si kembar tertutup api. Butuh beberapa menit menunggu pemadam kebakaran.

Akira semakin kesal karena pemadam tak kunjung datang, terlebih asap telah memenuhi stadion.

Tenn terbatuk batuk karena asap memasuki penciumannya. Tenn berusaha memfokuskan pandangan matanya yang mengabur.

"Riku"

Tenn mendapati tubuh Riku yang berada tepat di atasnya serta satu tangan Riku menjadi sandaran kepala Tenn agar tidak terbentur.

Tenn menatap ngeri lampu panggung yang jatuh dan sudah pecah. Meski beberapa tulangnya terkilir, Tenn berusaha membangunkan tubunya dan balik menopang tubuh Riku.

"Riku buka matamu!!"

Mata Tenn berkaca kaca dan air mata mulai berjatuhan deras. Tenn berusaha menghentikan pendarahan di kepala Riku, Tenn semakin kelabakan melihat kostum adiknya penuh darah. Meski begitu darah terus mengalir keluar dari area perut dan kepala Riku.

"Be-Bertahanlah kumohon..."

"Siapun... Siapapun tolong adikku!!"

Tenn bingung harus melakukan apa karena di sekelilingnya hanya ada api. Mau menerobos pun itu akan berbahaya baginya dan Riku.

Nafas Tenn menjadi sesak karena asap semakin tebal sehingga oksigen yang ada berkurang. Tenn memeluk tubuh Riku karena api semakin mendekat ke arah mereka.

"Riku"

"Riku bangunlah!"

Rasa takut akan kehilangan semakin memenuhi Tenn, Ia takut adiknya akan kesusahan bernafas. Tenn terus berteriak berharap seseorang akan segera menolong adiknya.

4 menit berlalu...

Meski hanya 4 menit bagi Tenn itu sangat lama. Riku semakin banyak mengeluarkan darah. Tenn melakukan segala cara, berteriak dan berdoa agar Riku baik baik saja.

"Setidaknya biarkan adikku tetap hidup" Ucap Tenn masih memeluk tubuh adiknya.

Tak lama bayangan beberapa orang mulai terlihat. "Erin, Kujou!!" Panggil Akira berteriak keras.

Meski terbatuk batuk Tenn berusaha berteriak agar Akira mendengarnya "Kami di sinii!!! Tolong cepatlah!!"

Tak lama api sedikit padam dan terlihat Akira masih kesusahan memastikan keberadaannya karena asap. Tanpa basa basi Tenn mengangkat tubuh adiknya dan menghampiri Akira.

"Tenn-sa- Erinn?! Cepat bawa ke mobill!" Titah Akira pada asistennya. Kedua saudara itu diungsikan dan segera dilarikan ke rumah sakit. Akira mempercayakan urusan stadion itu kepada bawahannya.

Air mata masih mengalir keluar, Tenn terus memanggil nama adiknya. "Detak jantungnya sangat lemah... Ba-bagaimana ini? Ba-bagaimana?"

Akira mengebut dan memastikan tidak menabrak, ia berusaha untuk setenang mungkin "Tenanglah Tenn-san aku pasti akan menyelamatkan adikmu, Erin pasti baik baik saja"

'Kumohon bertahanlah sebentar Erin!' benak Akira.

***

Sesampainya di rumah sakit Riku segera dilarikan ke UGD dan Akira masuk sebagai dokter.

Tenn awalnya memaksa masuk tapi ia dipaksa untuk menunggu di luar. Akira berjanji akan berusaha sekeras mungkin untuk keselamatan Riku.

Tenn mondar mandir dan menggigit ujung jempolnya, keringat terus bercucuran dari wajahnya bercampur dengan bekas air mata.

To Be A Real Star - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang