Chapter 26

921 75 11
                                    

Hari ini adalah hari ke 3 Riku masih tertidur di ranjang rumah sakit. Setiap member termasuk grup lain selalu mengunjungi dan menemani Riku kala tidak ada pekerjaan.

"Kenapa Riku-kun belum bangun ini sudah 3 hari?" Tanya Yuki pada Akira.

"Kemungkinan ini karena Erin sendiri, pasti dia tersiksa setiap saat dengan rasa sakit dan juga sesak. Jadi mungkin..."

"Riku-kun lebih nyaman saat tidur? Dia tidak akan merasa sakit di kala seperti sekarang ini kan" Sambung Yuki.

Akiran menghela nafas dan mengangguki ucapan Yuki. "Tapi tidur terlalu lama membuatku khawatir. Kuharap Erin cepat sadar"
.
.

Malamnya Tenn kembali menemani adiknya, ia mengerjakan pekerjaannya dengan cepat dan baik lalu bergegas mengunjungi adiknya.

Tenn duduk di kursi sebelah ranjang dan menyalahkan TV, tampilah konser Idolish7 dengan hanya 6 orang.

"Riku lihat teman temanmu bernyanyi tanpamu. Mereka pasti sangat sedih, agensimu juga pasti merasa sulit dengan banyaknya wartawan yang ingin tau alasan center Idolish7 cuti sementara. Kau membuat semua orang khawatir" Celoteh Tenn menatap TV yang menayangkan konser Idolish7.

"Apa kau tidak lapar?"

"Kenapa kau tidur lama.. Ini sudah 3 hari loh!"

"Ah.. Apa Riku tidak mau bangun karena aku akan memarahimu? Kalau begitu aku tidak akan marah..."

"Jadi bangunlah.."

.
.
Waktu berlalu dengan cepat dan sudah seminggu sejak Riku masuk rumah sakit dan belum sadarkan diri.

Seperti biasa Akira mengecek kondisi Riku setiap hari. Dibukanya pintu rumah sakit dan hal yang nampak di matanya pertama kali membuatnya sangat terkejut, karena ia tidak menduganya bisa dibilang Akira berprasangka buruk selama ini.

Di tempat Trigger--

"Hah.. Aku capek" Keluh Ryuu mengelap keringatnya dengan handuk.

"Itu tadi konser yang sempurna terimakasih atas kerja keras kalian" Ucap Gaku melirik Tenn.

"Apa?" Tanya Tenn ketus karena tatapan dari Gaku.

"Nanase... Masih belum bangun sampai sekarang, aku yakin kau-"

"Apapun itu jangan dikatakan!" Sela Tenn ketus.

"Tenn tidak apa jika kau ingin menangis. Aku pasti sangat sedih jika adikku sakit. Jadi jangan memendamnya, lebih baik keluarkan saja.." Ucap Ryuu.

"Kau sangat sedih karena Nanase masih belum sadar kan, kau takut jika terjadi sesuatu" Sahut Gaku, sementara Tenn hanya menundukkan kepala.

Tenn menghela nafas dan berjalan meninggalkan yang lain setelah berganti baju dan mengemasi barangnya. Tenn menaiki taksi menuju rumah sakit seorang diri.

Tenn menaiki lift dan berjalan di lorong mencari ruangan adiknya dirawat. Dikeluarkannya kartu dan menempelkannya pada sensor.

(Oke Akira itu orng kaya gaes, jadi rumah sakitnya bertingkat+ada lift+keamanannya tinggi+ada kamar VIP :v)

Setelah sensor merespon Tenn kembali memasukkan kartunya dan membuka pintu.
Tenn termenung di ambang pintu melihat sosok adiknya itu.

Dengan TV yang masih menyala serta jendela yang masih terbuka membuat semilir angin memasuki kamar inap. Riku dalam posisi duduk dengan selimut menutupi kedua kakinya, serta selang infus yang masih terpasang. Manik Riku bertatapan dengan Tenn, ditampilkannya senyuman tulus serta lambaian tangan ke arah sang kakak.

To Be A Real Star - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang