Chapter 16

895 75 7
                                    

The Stars beserta Liazel saling bersendau gurau dalam suatu ruangan, meninggalkan Idolish7 dan Trigger di dalam ruang latihan.

Mungkin karena kebetulan saat Mio menolehkan kepala ke segala arah, ia menemukan sebuah benda kecil menempel di gagang pintu. Benda berukuran kecil bewarna hitam.

Mio melangkahkan kakinya menuju pintu dan mengambil benda yang ternyata adalah alat sadap. Sementara yang lain hanya menatap bingung sampai mereka juga ikut menyadarinya. Mio menghancurkan benda itu berkeping keping dan memastikan hanya ada 1 di dalam ruangan yang mereka singgahi.

"Hei... Jangan jangan kita ketahuan ya" Ujar Mika.

"Bagaimana bisa aku tidak menyadarinya dari tadi" Sahut Liazel menepuk jidatnya.

"Yang pasti kita ketahuan dan ini berbahaya" Sambung Sora.

"Aku bahkan melupakan fakta Kei itu bukan orang bodoh" Tambah Haru ikut menepuk jidatnya.

"Heeh... Terus gimana ini?" Tanya Mio

"Mau gimana lagi, jika dia mulai bertindak kita juga harus bertindak" Jawab Riku.

"Pasti Kei akan segera mengadukan ini pada Ayah, gawat..." Ucap Liazel dengan raut wajah penuh kecemasan.

"Tenang saja jangan khawatir Lizel" Balas Haru mengelus pelan surai Liazel.

"Dulu aku sudah pernah mengatakannya, tapi kuulangi kembali... Ayah sialan itu tidak seluruh keluarganya adalah mantan pembunuh!" Tegas Sora.

"Sudahi topik ini.. Riku ikut aku, kau harus memberi penjelasan yang benar kepada membermu itu" Sahut Liazel menyudahi topik itu.

"Kenapa?"

"Mereka mana paham?! Beri penjelasan itu yang jelas dong"

Akhirnya Riku pasrah diseret Liazel kembali ke ruangan latihan. Liazel membuka pintu latihan dan masuk ke dalam, Liazel dan Riku sempat melirik Kei yang duduk di sebelah Iori. Sementara yang lain masih berada di ruang tadi.

"Kenapa suasananya suram begini? Hora Erin! Kau pasti mengeluarkan kata kata yang menusuk hati kan" Tanya Liazel lalu menegur Riku.

Riku berdecih "Cih.. Mereka terlalu bodoh aku gatau lagi, kualitasnya berkurang. Mending kau saja yang kasih nasehat"

"Mana bisa Erin?! Aku kan gak tau tentang hal yang berhubungan tentang musik. Aku ini kuliah jurusan komputer tauu"

"Aahh baiklah... Dengarkan aku tidak mengulanginya dua kali! Tujuan utama kalian memang harus bernyanyi dengan serius, tapi  kalian juga harus menikmati lagunya. Kalian terlalu serius sehingga melupakan bahwa lagu harus dinyanyikan dengan perasaan, kalian harus memahami maknah lagu itu. Dalam nyanyian kalian terasa membosankan, terlalu kaku. Pahami ketertarikan kalian masing masing, jika kalian saling memahami gerakan kalian akan selaras. Apa kalian sudah melupakannya?" Jelas Riku dengan nada datarnya.

"Ah benar! Bagaimana mungkin aku lupa... Selama ini aku tidak menikmati tarianku" Sahut Tamaki.

"Rasanya ada yang kurang bagiku" Sambung Sogo.

"Entah mengapa kami tidak menikmati lagu kami" Tambah Yamato.

"Anoo Erin bisakah kau coba bernyanyi bersama mereka?" Pinta Liazel.

"Dengan formasi Idolish7 sebelumnya, tolonglah Erin" Liazel memberi tatapan mata melas miliknya.

"Ukh.. Kau tau aku tidak bisa melawan tatapan itu. Hai hai akan kulakukan" Jawab Riku menghela nafas masih dengan raut wajah datar.

"Oh Ichinose membuat Nanase luluh. Sugoii" Gaku~

"Hoi kalian kecuali Katakagi-san berdiri dan atur posisi dengan aku sebagai centernya!" Perintah Riku. Sementara member Idolish7 mengerjapkan mata tidak percaya.

To Be A Real Star - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang