Tenn menumpahkan segala perasaan yang ia pegang sembari menggenggam erat tangan sang adik dengan kedua tangannya.
"Riku aku menyayangimu, aku sangat sedih jika kau terus seperti ini!"
"Kumohon bangunlah... Bukalah kedua matamu..."
"Aku bisa ambruk kapan saja jika terus begini..."
"Riku..."
.
.
.Tenn berusaha keras menghentikan air matanya, namun itu tidak berhasil. Tangisan Tenn semakin menjadi jadi, Tenn menangis dalam diam dan air mata berjatuhan dengan deras.
Tapi Tenn tidak menyadari bahwa...
Dia telah menerima hadiah ulang tahunnya...
Riku membuka kedua maniknya yang telah lama terpejam, Riku langsung menoleh ke arah sang kakak yang masih menangis. Wajah Tenn terlihat sangat menderita membuat Riku menjadi sangat sedih.
Meskipun terasa kaku dan tidak bertenaga, Riku berusaha mengangkat tangannya perlahan. Riku mengarahkan satu tangannya menuju wajah Tenn dan mengusap pipi Tenn yang penuh air mata dengan lembut.
Merasakan sentuhan di salah satu pipinya, Tenn membuka mata yang awalnya ia pejamkan. Betapa terkejut dan bersyukurnya Tenn melihat sang adik yang telah bangun dari tidurnya.
"Kakakku sayang jangan menangis" Ujar Riku pelan dengan satu tangannya yang mengusap air mata Tenn.
Tenn memegang tangan Riku yang mengusap pipinya dan menggenggamnya erat, dengan air mata yang masih mengalir.
"Riku.."
Riku membalas genggaman tangan Tenn "Maaf aku membuat Tenn-nii bersedih"
"Tenn-nii bisakah kau membantuku duduk, tubuhku terasa lemah..." Pinta Riku.
Tenn menuruti permintaan Riku, ia berpindah ke tepi ranjang dan membantu Riku bangun dari posisi tidur.
Setelahnya Tenn membuat tubuh sang adik bersandar padanya, lebih tepatnya Tenn membawa Riku ke dalam pelukannya.
Karena Riku masih lemah ia tidak bisa bergerak semaunya. Ia ingin membalas pelukan itu namun tubuhnya sangat lemah terlebih dia tidak makan dan minum selama setahun.
"Tenn-nii maaf... Aku membuat Tenn-nii menderita" Ucap Riku kembali.
"Dasar bodoh!" Balas Tenn
"Tenn-nii kau tau aku berada di ruangan gelap dalam waktu lama. Di sana sangat gelap dan tidak ada apapun selain aku sendiri, aku sangat ketakutan di sana"
Tenn mendengarkan cerita Riku dengan seksama "Ruangan gelap?"
"Iya.. Disana aku melupakan siapa diriku, aku merasa kalau aku melupakan sesuatu yang penting. Lalu aku seperti mendengar suara Tenn-nii, lewat suara itu aku tau jika Tenn-nii merasa sedih... Karena aku tidak segera bangun" Sambung Riku.
"Tapi syukurlah aku bisa keluar dari ruangan gelap itu dan saat bangun ada Tenn-nii di sampingku... Sedang menangis... Maaf Tenn-nii" Ucap Riku lirih.
"Dasar adik yang nakal! Lain kali jika kau membuatku menunggu lama aku akan memarahimu" Balas Tenn tersenyum kecil sembari mengelus kepala Riku.
Riku tersenyum lembut dan menikmati belaian Tenn yang ia rindukan. Waktu sangat cepat berlalu, namun selama 1 tahun ini bagi Tenn terasa sangat lama.
Tenn mengeluarkan seluruh perasaannya... Sedih, marah, dan juga bahagia. Tenn sangat bersyukur, kali ini Tenn bertekad tidak akan membiarkan hal buruk kembali terulang. Masalah sudah tuntas jadi mereka bisa menghabiskan waktu dengan nyaman dan bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be A Real Star - [END]
Random"Kenapa aku harus mengalami hal seperti ini?" "Aku hanya ingin kehidupan normal bersama kakak kembar dan teman temanku" "Kenapa takdir memperlakukanku dengan kejam?!" "Aku tak ingin menjadi jahat ataupun menghilang selamanya! Aku hanya ingin hidup d...