Chapter 20

855 70 4
                                    

Di kediaman Kujo, setelah mengalami perdebatan yang panjang akhirnya tercapai sebuah kesepakatan Tenn membiarkan Riku pergi ke stasiun TV dam Riku membolehkan Tenn untuk ikut. 

Tentu mereka berangkat secara terpisah dan sampai di waktu yang berbeda. Di sana terdapat beberapa artis di ruangnya masing masing dan saat ini entah mau apa Riku tapi ia malah ke ruang tunggunya Idolish7.

Sejujurnya Riku lah yang memberi sekaligus membantu Idolish7 sehingga masih bisa tampil di atas panggung. Ia terus mengubur artikel artikel buruk yang bisa menyebakan skandal.

Sementara Tenn ikut kesana dengan alasan Gaku memaksanya ikut.

"Aku kehilangan semua file penting" Gumam Riku sengaja'

"Apa yang kau lakukan disini? Bukankah Nanase-san punya ruang tunggunya sendiri" Sahut Iori datar.

'Aku capek harus berlagak begini terlebih merendahkan mereka, aku tidak ada niatan menghampiri ruang tunggunya. Tapi firasatku menyuruhku untuk berada di sini' benak Riku.

"File penting apa Er-"

*Brak

Pintu dibuka keras oleh seseorang, ia mengenakan seragam sekolah, dan jaket merah dengan benda tajam di tangannya. Dengan cepat ia berlari mendorong Kei dan memojokkanya ke dinding, satu tangannya menahan tubuh Kei dan tangan lainnya menodongkan pisau. Kali ini tidak sekadar mengancam, gadis itu berniat menusuk Kei jika tindakannya tidak dihalangi oleh Riku.

Di saat bersamaan di seluruh saluran TV ditayangkan video bukti penjualan obat obatan ilegal dan tindak kekerasan Kei.

"Liazel?!"

"Ha-Ha-Ha apa apaan ini? Sia sia aku berakting menjijikkan begini... Ternyata kau masih memiliki bukti itu ya" Tawa Kei.

"KENAPA KAU MELANGGAR JANJIMU?! KENAPA KAU TERUS MENGEJAR KAMI?!! SAMPAI SAMPAI KAU MENYEKAP MIO DAN MIKA!!" Teriak Liazel tak lagi mempedulikan apa yang ada di sekitarnya, batinnya sudah capek.

"Liazel letakkan pisau itu! Kau bisa membunuhnya!" Sahut Riku menahan tangan Liazel yang hampir menusuk dada Kei dengan pisau.

"Adikku memang hebat karena bisa kabur dari orang sepeti ayah dan kakak"

Karena sudah tak tahan Liazel tetap berusaha menancapkan pisaunya, sementara Riku menguatkan genggaman pada tangan Liazel.
Yang lain? Mereka syok melihat tingkah Liazel yang brutal serta berita TV yang tiba tiba.

"Hentikan! Lepaskan pisau ini!!!" Sentak Riku.

"Tidak tidak akan!! Aku harus membunuhnya! Dia... Dia melukai kakak dan menusuk Ruru... Dia harus mati!!" Mendengar perkataan Liazel, Riku langsung membelalakkan matanya.

"Hihihi anak haram itu sebaiknya disingkirkan kan. Oi oi Lia kau mau jadi pembunuh ya? Ahaha mau bagaimanapun kau juga memiliki ikatan darah dengan kamu" Ujar Kei santai.

*Duak

Kei tersungkur ke arah samping karena tonjokan keras langsung menghantam pipinya secara tiba tiba yang berasal dari Momo.

"Mo-Momo-san?!" Pekik seluruh idol di sana yang terkejut dengan kemunculan senpai mereka.

Sementara Liazel sempat mengendurkan pegangannya sehingga Riku dapat mengambil dan membuang jauh pisau itu.

"Yahoo para kouhaiku tercinta Momo-chan di sini, bersama para polisi. Tehe~" Ucapnya.

"Ara? Tatapannu menyeramkan Liaa" Sambung Momo.

"Aku harus membunuhnya! Harus!" Gumam Liazel.

"Ah.. Kau sudah tau ya... Jika akulah...."

"Yang membunuh kedua orang tuamu"

To Be A Real Star - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang