Chapter 14

999 89 14
                                    

Di sebuah cafe di bagian dekat dengan jendela, pemandangan yang saat ini telah dipenuhi salju. Seorang lelaki duduk termenung meminum minuman yang dipesannya sambil menatap pemandangan di luar cafe, toko toko yang atapnya dipenuhi dengan warna putih, serta jalanannya juga, orang berlalu lalang dengan mengenakan pakaian hangat.

Lelaki berkulit putih pucat itu duduk sambil memangkuk
wajahnya, pikirannya saat ini sedang tidak fokus. Ia terus melamun memikirkan seseorang yang sangat ia rindukan.

 Ia terus melamun memikirkan seseorang yang sangat ia rindukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tenn Pov----

Musim dingin datang lagi... Entah sudah berapa lama waktu berlalu... Mungkin sudah 3 tahun? Hmmm... Umurku baru saja menginjak 22 tahun... Sungguh waktu cepat berlalu....

Hei.... Adikku kau sedang apa? Apa kau baik baik saja? Kau tidak kedinginan kan? Asmamu tidak kambuh kan? Pastikan memakai pakaian super tebal! Apa kau sudah makan? Apa yang sedang kau lakukan saat ini? Apa kau sendirian? Apa kau kesepian? Apa kau merindukanku?

Kalau aku sudah pasti sangat merindukanmu, setiap hari, setiap jam, bahkan setiap detik. Bagaimana penampilanmu sekarang? Aku sungguh penasaran... Nee Riku... Apa kau tidak bosan? Kapan kau akan menghubungiku? Setidaknya balas pesanku.... Aku akan senang jika kau membalasnya...

Emm... Orang orang berlalu lalang... Apa mereka menyukai musim dingin? Enak sekali mereka.... Berjalan jalan bersama dengan keluarga mereka... Oh iya! Ini kan hampir natal... Hadiah apa yang sebaiknya aku siapkan untuk Riku?

Aku menatap tanganku yang memakai gelang hitam dengan simbol matahari. Yah.. Aku sudah memakainya sekitar 1 tahun sih... Ini hadiah dari Riku... Tiba tiba saja ada paket yang datang dari Inggris... Aku membukanya dan mendapat surat bertuliskan 'Hadiah dari Riku, ini sepasang dengan punyaku'.... Hehe... Aku sangat senang Riku membeli hadiah, sekecil apapun itu aku sangat menghargainya...

Aku kembali menatap ke arah luar berharap menemukan sesuatu yang menarik perhatianku. Aku berharap jika tiba tiba saja Riku lewat, dan aku akan langsung menghampirinya. Hah... Apaan sih aku ini... Jelas Riku masih di Inggris. Tapi aku sungguh berharap....

'Huhm?' Aku terus menatap ke luar seorang lelaki dengan jaket tebal tengah berdiri di depan toko. Aku berusaha memfokuskan penglihatanku, memastikan bahwa aku tidak salah lihat.

'Seriusan?' Aku mencoba mencubit salah satu pipiku dan terasa sakit saat aku mulai mencubitnya. Aku sontak membelalakkan mataku tak percaya.. Sungguh tak percaya!!

Masa baru beberapa detik ia berharap dan sekarang harapannya terkabul!!

Aku harus memastikannya... Kuharap itu benar kau...

Aku langsung berdiri dari tempatku duduk, melangkahkan kaki menuju pintu luar dengan tergesa gesa. Kulihat lelaki yang familiar itu mulai melangkahkan kakinya menjauh. Aku dengan cepat berlari dan menyebrang tak mempedulikan orang yang menatapku aneh.

To Be A Real Star - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang