sembilan

62 5 0
                                    

Mulai menyusun?

Happy reading!
Pagi belum tiba matahari pun belum menampakan dirinya, tapi para tentara segera bersiap menjalankan misi mereka. Tiga mobil truk yang mengangkut para tentara segera melaju, meninggalkan markas mereka demi menjaga keamanan negara yang sedikit tak terkendali.

Gilbert menatap letnan kolonel yang masih berpijak di hadapan mereka, timnya kali ini sudah sangat siap menjalankan misi cukup berbahaya. Memberikan hormat yang segera disahutkan dengan anggutkan kepalanya, membalikan badanya dan segera melangkahkan menuju timnya. Membalikan badanya, sambil menatap bangunan yang berdiri kokoh dihadapannya, cukup singkat dan segera memasuki mobil dinas.

Mobil pun melaju meninggal tempat yang meninggalkan banyak kenangan, entah selamat atau tidak, pulang dengan sehat walafiat atau dengan luka bahkan nama?

"apakah kalian takut dengan misi kita kali ini?" tanya gilbert memecahkan keheningan di dalam mobil, empat orang anggota hanya menundukan kepalanya tak mampuh menjawab, karna demi apa pun mereka berkemungkinan besar tak akan selamat. Tapi dari sekian mata memandang, hanya seorang gadis yang memberikan smirknya dengan sangat tipis, ya nazahra. Entah apa yang dipikirkan gadis itu, baik atau justru mengkhianati?

Tersenyum manis sambil menyahuti ucapan putus asa sang kapten, "baik buruknya semua akan terjadi bukan? Tapi jika buruk, bukankah itu demi negara?"

Ucapan nazahra yang membuat semua orang kompak memutarkan kedua bola mata mereka malas, bahkan gadis di sebelahnya seakan malas menimpalinya "ahh, lebih baik satu mobil dengan shahia" lirihnya bersandar dan segera memejamkan matanya, sebelum suara sang kapten yang membuatnya segera membuka bola matanya lebar²,

"setelah sampai pada pembatas, kita akan membagi beberapa kelompok untuk berpencar. Pastikan kalian semua saling melindungi satu sama lain," perintah sang kapten sebelum keheningan panjang menjajah mereka.

Fokus pada pikiran masing² yang lebih bersifat negatif, ya meski bagaimana pun dalam bahasa kasarnya mereka akan dikirim pada kematian lebih cepat. Bukan sebagai tugas besar, tapi sebagai jalan menuju kematian tanpa bisa menolak sesama!

_-

Laju mobil pun berhenti saat sampai pada sebuah desa saat mata sang supir melihat truk tentara yang berhenti, merasakan itu sang kapten segera membuka matanya dan menatap sang rekan yang menjadi supir "kapten mengapa para pasukan yang tadi berangkat berhenti disini?" tanyanya saat melihat tatapan sang kapten, mereka pun segera keluar dari dalam mobil yang diikuti penumpang dua mobil lainnya.

Gilbert pun segera keluar dari dalam mobil, yang langsung disambut beberapa tentara yang sedang berjaga. Salah satu mendekat guna melaporkan kejadian "kapten!" ucapnya sambil memberikan hormat, "terjadi penyerangan sadis di desa ini yang sepertinya terjadi tadi malam, semua penghuni desa mati dengan begitu mengenaskan, jadi kami memutuskan untuk menangani terlebih dahulu!"

"apakah sudah meminta bantuan?" tanya sang kapten dengan sangat serius, wajahnya yang menampakan kebencian yang begitu besar "bantuan akan segera datang dalam tiga puluh menit lagi!"

Setelah pertanyaan terjawab sang kapten segera berlari menuju para tentara yang sedang mengumpulkan jasad, matanya menangkap manusia tak bersalah yang mati begitu mengerikan, jasadnya yang hanya di tutup dengan selembar daun pisang lengkap dengan kedebongnya.

Jasad jasad yang tersusun rapih layaknya sebuah pukulan besar bagi sang kapten, meski bagaimana pun ini juga salahnya yang telah menangkap ketua mafia, tapi jika tidak di tangkap bukankah lebih bahaya? Tak hanya mengacaukan dunia bawah, tapi dunia manusia yang hanya bergantung pada sebuah pekerjaan tak biasa!

"segera beri bantuan, kumpulkan kembali barang bukti yang menjadi saksi! Dan untuk dokter yang ada segera identifikasi jasad mereka, kita harus mencari motif dari kematian mereka!" perintahnya segera berbaur dengan tentara lain, yang masih memeriksa dan mengawasi keadaan sekitar takutt akan ada serangan tiba² dari mereka!

Mereka pun segera berpencar melakukan tugas dari sang kapten, bergerak layak semut kecil yang sedang memberi pertolongan. Dan entah mengapa di setiap saat langsung sang kapten, selalu bertambah sulit dan berat, memiliki curiga kepada dirinya sendiri atas semua kejadian berada pada dirinya. Tapi meski begitu, logikanya kembali mendatanginya bahwa ini semua tugas yang dirinya harus terima dari sang ay-, ahhh entahlah.

"kapten!" teriak seorang tentara keluar dari salah satu rumah warga, teriakannya yang terdengar sedikit ceriah yang mengundang pasang mata menatapnya. Berlari menghampiri sang kapten yang sedang berbicara dengan salah satu wanita, mengulurkan tangannya yang terdapat pisau lipat.

Sang kapten pun mengambil pisau tepat ditangan sang anggota, melihat jelas ukiran pisau lipat yang sangat berbeda lambangnya! Batin sang kapten melihat jelas lambang tersebut, matanya memecam saat mengingat sebuah memori. Yang berpapasang dengan salah satu dokter tentara wanita, yang kadang pasang lepas hijabnya,

Dan saat dimana tepat tiga centimeter dari telinganya, sebuah tato yang sama persisnya dengan lambang dari pisau lipat ini jangan² dia yang selama ini menjadi mata mata? Sial! Batin gilbert penuh kemarahan, dan tak mana bantuan segera tiba yang membuat mereka harus kembali pada misi awal.

Nazahra berusaha merapat mendekati snag kapten guna melihat pisau lipas itu, sebelum disimpan dengan rapih oleh sang kapten tanpa melirik sang gadis "segera selesaikan tugas kalian, kita harus segera berangkat demi mempercepat semuanya.., ahh aku akan kembali mengatur beberapa kelompok yang ada, untuk mempermudah semuanya"

Gilbert segera berjalan menuju pimpinan dari bantuan yang baru tiba, yang dimana segera bertindak cepat. Mengucapkan beberapa kalimat untuk disampaikan kepada sang pimpinan, bahkan sang kapten tercinta kita menuliskan beberapa kalimat cinta untuk letnan kolonel,

'saya akan mengubah ulang semua rencana awal, saya rasa penyusup yang sebenarnya berada dalam tim saya. Kami harus segera bertindak cepat untuk menangkap dan menghancurkan mafia itu, dan ketika kami tidak dapat pulang tolong berikan tempat terbaik untuk kami' tulisnya pada sebuah kertas yang ditanda tangani, memasukan kedalam amplop putih dan memberikannya kepada salah satu tentara di dalam rombongan truk, "berikan surat ini kepada letnan kolonel, dan kau akan dikeluarkan dalam pasukan!" perintahnya yang segera di laksanakan tanpa penolakan.

Gilbet pun kembali pada timnya, "saya sudah mengubah semuanya kita akan berpencar, tadinya tiga kelompok menjadi lima kelompok.. Saya dengan shahia dan nazahra, arkan ayu dengan si kembar, dan sisahnya boleh memilih" ucapnya memberikan mereka yang belum terpilih dengan gerakan mata dan alisnya, seakan mengatakan suatu yang mencurigakan dari beberapa orang yang ada.

"lakukan tugas kalian dengan hati hati dan selalu waspada, kita akan berjumpa di posko satu. Ingat posko satu!!" lanjut gilbert menekan kalimat akhinya, yang membuat mereka terheran² meski rencana yang mereka tahu cukup rabun akan lokasi yang benarnya. Tapi mendengar kata satu yang seakan menjadi bahaya mereka tahu, bahwa ini sebuah sebuah kode rahasia dari balik angka tersebut.
_-

By.alishaputriramadani
Senin,09agustus2021

Sorry telat, abis nugas heheh

3hati Abdi Negara √tamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang