dua puluh satu²😡

48 4 0
                                    

Pertarungan di mulai!

                  Sorry salah ngitung

Happy reading!
Apakah pertarungan masih di mulai? Apakah kedua rekan tentara sehidup semati masih memperjuangkan gadis yang sama? Jelas semua yang tak kasat mata masih masih terjadi begitu saja, saling memberi serangan dan tatapan sinis, saat salah satu di antara mereka mampuh menarik perhatian sang gadis! Gadis yang bahkan tak perduli dengan tingkah keduanya, tapi biarkanlah seperti itu sampai mereka sadar sendiri.

Seperti saat ini, gilbert yang tengah menggantikan gadis itu membawa kardus² berisi beberapa pelaratan medis, arkan yang panas segera memdekati sang kapten. Tersenyum manis sambil meletakan dua tumpuk kardus di atas kardus yang gilbert bawa, "ahh terimakasihh banyaka kapten! Karna telah membantu ku" ucapnya menirukan suara manis shahia,

Berjalan meninggalkannya seorang diri sambil mengejar shahia yang berada di depan sang, merangkulnya dengan sangat santai dan memberikannya kiss dengan gerakan bibirnya kepada sang kapten. Yang mana membuatnya luar bisa kesal, menghentakan satu kakinya guna melampiaskan rasa kesalnya.

Plakk!

Jemari lentik itu dengan enaknya mendarat di pipi arkan, menghempaskan lengan arkan yang berada di bahunya dengan cukup kasar "jaga sikap anda!" ucapnya dengan kesal melampiaskan kemarahannya, berjalan meninggalkan arkan yang tengah menahan rasa malu yang begitu luar biasa.

Gilbert tertawa mendekati arkan yang tengah memegang pipinya, sedikit membungkuk badannya ke depan lalu menggoyangkan kedua pantatnya meledek sang kawan paling setia. Membuat arkan mau tak mau menendang pantat kurang ajar milik gilbert, yang mana membuatnya hampir jatuh kedepan sebelum,

Bugh

Bola yang entah dari mana datangnya terbang tinggi mendarat di bahu sang kapten, yang mana membuatnya mau tak mau jatuh dengan tidak layaknya. Wajahnya yang jatuh mengenai tanah dengan badannya yang berada di atas kardus yang di bawa, dan satu hal yang membuat arkan tertawa puas saat dimana pantat sang kapten menungging dengan tidak layaknya.

Plakk!

Pukulan arkan berikan kepada pantat sang kapten saat melihatnya sudah bangkit dari kejadian memalukan, sakitnya memang tak seberapa tapi malunya? "hahaha, sudah jatuh ketiban tangga pula kau!" ucapnya segera berlalu meninggalkan sang kapten!
Okeh garing!

_-

Dan disinilah pembalasan gilbert terjadi, saat dimana melihat arkan yang tengah menggendong bayi mungil yang baru kehilangan. Mengingatkan gilbert pada kematian wanita yang tak lain adalah ibu dari sang bayi, begitu menyakitkan dan membekas terlebih lagi bagi gilbert yang mendapatkan amanah yang begitu besar, tanpa pikir panjang langsung menyetujuinya begitu saja.

Bayi yang berhasil selamat dengan perjuangan sang ibu yang rela memberikan tabung oksigen kepada sang anak, terkekeh kecil saat arkan berusaha mengajaknya bercanda. Shahia yang sedang menggendongnya sambil terduduk di atas bed sang bayi, terkekeh kecil begitu melihat kelakuan bodoh arkan.

Dan lihatnya keduanya yang bagaikan sebuah potret keluarga bahagia, dengan gilbert yang menatapnya luar biasa iri. Mengelus dadanya guna bersabar akan kebahagiaan yang entah kapan tibanya, memiliki tujuh mantan dengan empat yang meninggalkannya hanya karna pria lain. Dua yang meninggalkannya hanya karna dirinya yang begitu pengecut, dan layaknya nge ghosting.

Dan dengan satu yang begitu spesial di dalam hatinya, gadis yang rela menunggunya bertahun² dan rela menyerahkan seluruh jiwa bahkan raganya kepada gilbert yang begitu pengecut. Membuang² waktu hanya demi pekerjaan yang tak seberapa, dengan keberadaan sang gadis. Yang mana membuatnya mati dalam misi berbahanya,

Ya saat itu gilbert tengah menjadi tawanan  para mafia dan dengan nekat sang pujaan mengajaknya berjumpa, singkatnya saat dimana keduanya berjumpa dengan keadaan tak di katakan baik. Para kelompok mafia itu mendatanginya, membawa keduanya yang sayangnya dengan mudah tertangkap oleh beberapa rekan lainnya.

Memberikan bantuan dan melakukan baku tembak yang tak terlalu hebat, puncaknya saat gilbert yang tengah fokus pada sang pemimpin mafia yang turut hadir untuk membunuhnya. Timah panasnya memang berhasil mendarat di jantung sang pemimpin mafia, tapi ke kasihnya tidak! Dia mati untuk melindungi, menggunakan tubuhnya sebagai penghalang timah panas untuk bisa mendarat di tubuh gilbert.

Dan untuk yang saat ini tidak boleh lolos! Seberat apa pun saingannya, dan sesulit apa pun mengalahkan egonya! Tapi shahia tak boleh lolos dari dirinya, dia akan boleh lolos setelah ke pergihan dirinya dari dunia ini. Itulah janji dan tekad yang telah gilbert ucapan dengan begitu mantap, lalu kembali kepada gadis ketujuhnya?

Tepat di depan matanya gilbert melihat arkan mengambil bayi itu dari gendongan shahai, membawanya kedalam dekapan hangatnya yang mana membuat gilbert merasa kesal. Sial! Batinnya mengumpat kepada arkan yang kembali mendapatkan perhatian lebih dari shahia.

Berjalan mendekat dengan wajah kusutnya, "mengapa kainnya sedikit basah ya?" tanya arkan sambil memeriksa baju dan sang bayi, "ahh seperti dia mengompol" ucap shahai mendekati keduanya, mencari beberapa perlengkapan bayi yang sudah di siapkan guna menggantikan kembali bedongan sang bayi.

Seketika wajah arkan menggelap, mungkin sangat menggelap saat mendengar kata yang begitu menakutkan mengompol dirinya terkena air yang begitu menjijikkan? Apakah dirinya harus segera mendi kembang sembilan rupa? Agar rasa hangat dan baunya segera hilang?

Mendengar dan mengetahui hal itu membuat gilbert seketika ingin berguling² sambil tertawa bahagia, kawan lamanya yang begitu jijik dengan yang namanya najis. Meski hanya air kencing bayi, tetapi tetap saja! Rekannya akan membasuh sebanyak yang dirinya bisa, bahkan pernah mendapatinya sedang membasuh kotoran kucing yang menempel di kakinya dengan susu kotak yang di dapatkan para tentara.

Gilbert pun tertawa bahagia melihat wajah tertekan arkan, yang mana tawa menakutkannya berhasil membuat bayi mungil itu menangis kejar.

Bughh!

Shahia datang dan segera memukul kepala gilbert dengan botol bedak bayi yang cukup besar, "mengapa anda mengawetkannya?! Anda tau betapa sulitnya menenangkan bayi yang menangis?!" tanya shahia dengan kemarahan yang melanda, wajahnya yang merah seakan lupa bahwa orang di depannya adalah sang kapten! Kapten paling menakutkan!!!

Manik mempesonanya melirik arkan yang sebentar lagi akan menunjukkan tawanya, sebelum jemarinya hampir mendarat saat dirinya ingat bahwa jemari tadi yang paling banyak terkena air pipis.

Shahia segera mengambil bayi malang itu dan segera menggantikan pakaiannya, "segera pergi membantu mencari korban! Jangan berdiam diri saja disini!! Anda berdua itu seharusnya yang menjadi contoh bagi mereka!" perintah shahai yang membuat keduanya segera berlari menjauh, keluar dari posko kesehatan.

Tepat di depan posko kesehatan gilbert menatap arkan dan begitu sebaliknya, tatapan yang awal biasa berubah menjadi tatapan senduh penuh Kelebay'an. Saling berpelukan dan menepuk punggung guna menyalurkan ke kuatan, "meski saya tidak pernah tau bagaimana rasanya di tolak begitu saja, tapi saya turut berduka cita! Mari kita menjadi kawan yang seperti dulu"

Gilbert merangkul arkan dan segera berjalan bersama layak dua bocah yang baru pulang dari sekolah, sangat bahagia bahkan kaki keduanya pun ikut melompat². Sebelum, sebuah suara injakan kaki pada sebuah hal yang begitu menjijikkan.

Arkan melihat kaki kanannya yang baru saja menginjak sebuah sebuah lumpur? Tapi sepertinya pemikirannya terlalu salah! Bukan genangan lumpur yang dirinya injak melainkan sebuah kotoran entok yang sangat hitam dan menjijikan, dan pada akhirnya gilbert mampuh tertawa begitu lepas, melepaskan semua beben yang selalu datang setiap saatnya.
_- okeehhh byeee!!!

By.alishaputriramadani
Minggu,15agustus2021

3hati Abdi Negara √tamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang