dua puluh dua²😡

47 4 0
                                    

Pertarungan dimulai!


Happy reading!
Matahari belum menampakan diri tapi kekacauan sudah mulai, para korban segera merapat begitu mendengar kabar bahwa bantuan pusat telah datang. Betapa bahagianya hati mereka saat mendengarnya, segera merapat guna mencari keperluan demi diri sendiri, dan membuat tempat yang sudah kacau menjadi semakin kacau.

Beberapa korban ikut berebut mendapatkan paket bantuan yang sudah di khususkan, kotak berisi dua buah pakaian dengan beberapa snack mengisi, roti dengan beberapa susu kotak dan air minum. Ludes di buru warga entah demi apa? Apa karna takut kehabisan? Lalu gunanya mereka ada untuk apa?

Helaan nafas terdengar lelah dari beberapa tentara yang menjadi relawan, kejadian seperti ini memang sudah biasa terjadi tapi, tetap saja melelahkan dan membosankan! Shahia segera membereskan ke kacauan yang di timbulkan oleh para warga, memasukan beberapa sampah kedalam kantong keresek besar. Mengubah kembali tataan ruang relawan yang baru saja di serbu para warga, "apakah waktu sholat subuh sudah tiba?" tanya shahia entah pada siapa,

Rekannya yang mendengar segera melihat jam tangannya "mungkin sekitar sepuluh menit lagi, apakah kau ingin sholat?" ucap rekan sesama dokter tentaranya, gadis cantik dengan rambut panjang yang sangat mempesona ketika di ikat tinggi, shahia hanya menganggutkan kepalanya sebagai jawaban "dari aku melihat arkan sedang berkumpul untuk menuju mushola terdekat, segeralah kesana agar tak tertinggal" ucap rekan lainnya.

Shahia pun segera mengambil mukenanya, melambaikan tangannya kepada beberapa rekannya yang sedang membereskan kekacauan. Dan saat yang bersamaan manik matanya berjumpa dengan milik sang kaptan, tersenyum dan menundukkan wajahnya agar tak terlalu lama menatap manik yang cukup di rindukan.

Gilbert menatap kepergihan shahia dengan cukup sulit, kepergihan gadis itu layak kepergihannya dari dirinya. Berjalan cepat menuju panggilan dan meninggalkan dirinya, seandainya saya sama seperti dengannya, apakah saya sudah hidup bersamanya? Atau hanya menjadi pengecut yang tak akan pernah bersamanya? Batin gilbert cukup memprihatinkan, bahkan iris matanya menangkap percakapan hangat sanh gadis dengan rekan seperjuangannya.

_-

Dan sekarang waktunya pembalasan!

Dengan perasaan iri dengki arkan melihat kemesraan seorang bujangan dan perawan, berjalan bersama menelusuri setiap korban yang berada di posko pengungsian, membagikan makanan dengan wajah yang tersenyum cerah. Dan dirinya yang menatap keduanya dengan senyuman pahit, membagi makanan dengan setengah hati.

Tidak memperlihatkan senyuman cerah yang biasa ia perlihatkan kepada banyak orang, dari ujung mata gilbert nampak mengawasi pergerakan sang rekan sejiwa. Menatapnya dengan sinis dan sedikit senyuman bahagia, terlebih lagi dirinya sangat bahagia saat sang pujaan hati berada tepat di sampingnya.

Tersenyum menanggapi segala ucapan para korban, tetapi dari sekian banyaknya candaan yang terdengar dan terucapkan. Hanya sebuah perkataan yang membuat moodnya hancur parah, wah begitu mesranya pasangan relawan yang ini, sudah berapa anak pak? Boro² anak, ngucapin cinta aja belom pernah romantis apa lagi ngajak nikah.

Dari jauh jarak tak jauh arkan berusaha mati² menahan tawanya, memukuli pipinya guna meredakan rasa bahagianya yang mungkin hanya datang dalam sekali. Bahkan saking terlihat anehnya, beberapa korban menatapnya dengan was² hingga sang rekan menyenggol lengannya, membuatnya segera memukul bibirnya dan tersenyum manis.

Melihat itu shahia hanya menggelengkan kepalanya, dari sini dirinya dapat menilai. Bahwa gilbert lebih serius dari pada arkan yang hanya main² dalam menanggapi apa pun, dan gilbert lebih main² dalam perasaan berbeda dengan arkan yang begitu serius.

_-

Entah apa yang merasuki dua tentara hebat itu? Memebuatnya begitu larut dalam perkelahian kecil, memperebutkan hati seorang gadis yang bahkan tak mungkin memilih keduanya. Gilbert menatap sinis arkan yang tengah membimbing beberapa bocah, mengajari mereka beberapa gaya dalam bermain bola.

Dan hal itu jelas membuat arkan kembali terkalahkan, menatap malas gilbert yang tengah memberikan beberapa pertunjukan kecil dari bola diantara kakinya.

Jelas dirinya sangat iri kepada sang kapten yang begitu mudah menarik perhatian gadis cantik dengan senyuman manis, yang membuat keduanya jatuh kedalam perangkap yang sama. Inilah yang di nama jangan mengikuti jalan orang lain, jika tak ingin jatuh kedalam lubang yang sama!

Padahal jelas awal dirinya mendekati shahia itu hanya untuk membantu sang kapten, dengan melakukan berbagai cara yang juga menjebaknya dalam pesona shahia. Dan puncaknya saat ke kecewaan sang gadis di atap rumah sakit, penolakan yang di ucapkan sang kapten seakan menjadi semangat dalam dirinya,

Bahwa dirinya harus melindungi gadis itu bagaimana caranya, bahkan penolakan tak hanya dari gilbert gadis itu dapatkan. Tapi, dari calon mertua yang merupakan salah satu anggota tentara dengan jabatan tinggi. Menolaknya dengan beribu kata menyakitkan, yang masih begitu melekat di dalam dirinya.

Hingga iris matanya menangkap ke beradaan shahia bersama seorang bocah, menghampiri dan tersenyum manis menatap bocah malang yang sedang di gendong oleh shahia "hai manis? Kenapa?" tanyanya mengusap lembut puncak kepala bocah perempuan yang masih terisak,

Mata jernihnya menatap arkan dengan pandangan begitu berharap "mau gendong?" tanyanya kembali, dan segera mengambil bocah perempuan itu dari gendongan shahai. Menggendongnya dengan cukup hati², lengannya yang di perban dengan beberapa luka yang menenuhi kakinya "tolong gendong ya, aku akan mengganti perbannya"

Arkan melempari senyuaman paling menyebalkan sedunia kepada gilbert yang berada jauh disana, menurun naikkan kedua alisnya demi membuat sang kapten makin naik ubun². Jika seperti ini tak akan ada kemarahan yang terdengar, dan terucap bukan?

Karna jika itu ada, demi apa pun arkan adalah orang pertama yang paling marah dan membencinya. Jelas! Dengan menggunakan ke kuasaan sang kapten, dirinya akan tersenggol dengan mudah dan sudah si pastikan dirinya juga ikut tereliminasi dari daftar hati sang gadis pujaan. Sumpah, sekarang dirinya bisa bucin setelah hampir sepuluh tahun lebih selalu menyendiri.

Shahai pun kembali datang dengan beberapa pelaratan medisnya, berdiri di sebelah arkan dan segera mengganti perban di tangan bocah malang yang sebentar lagi menangis "tolong alihkan perhatiannya" perintah shahia kepada arkan yang dengan sigapnya mengalihkan perhatian sang bocah "wah ada apa disana?" ucapnya menunjuk sebuah burung yang sedang terbang di atas langit, meletakan kepala bocah perempuan itu di bahunya sambil mengusap lembut kepalanya dengan tangannya yang kosong.

"kamu tau tidak? Ada seorang peri terbang yang sayapmya rusak, jika sayapnya rusak bukankah harus di obati?" tanya arkan mengalihkan sepenuhnya perhatian sang bocah, "halus, halus di obati biar cepat sembuh" sahutnya dengan nada cadelnya, "nah maka dari itu adik yang manis ini harus segera di obati agar bisa terbang seperti peri" ucap arkan menyambungkan cerita tak jelasnya!..

"tapikan ala (ara) tidak memiliki cayap, adi bagaimana bisa terbang?" pertanyaan polos yang berhasil membuat shahia terkekeh, arkan pun jadi malu sendiri kan! "jika ara tak memiliki sayap yang indah, maka ara memiliki kedua kaki yang patut di jaga. Berjalan menuju masa depan tanpa melihat kebelakang, dan selalu membanggakan orang tua" ucap arkan membenarkannya, tersenyum hangat saat manik palos menatapnya dan mengecup puncak kepala sang bocah dengan sayang.

Dan dari sinilah arkan kembali mendapatkan poin khusus dari shahia, yang mana ucapan dan perlakuan lembutnya membuat sang gadis cukup terpesona. Mengaguminya yang begitu peka terhadap anak², bertingkah bodoh hanya untuk sebuah hal yang tak mungkin banyak orang mau melakukannya.
_-
By.alishaputriramadani
Sabtu,14agustus2021

      Selamat malam semua!
Jangan lupa, tebarkan bibit cinta kalian!

3hati Abdi Negara √tamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang