tujuh belas²

40 6 1
                                    

Pertemuan kembali!


Happy reading
Pergantian musim yang sering kali membuat banyak terjadinya bencana alam, beberapa daerah yang rawan bencana pun hanya bisa pasrah begitu musibah datang menghampirinya. Bahkan rasanya sudah sangat lelah begitu setiap saat bencana yang tak mungkin banyak orang inginkan datang tiba², tanpa di undang dan membawa segala kerugian besar yang butuh penanganan cepat.

Seperti saat ini, tepat disebuah ruangan yang terdapat beberapa manusia berjas putih tengah dilanda rasa kebosanan yang sungguh luar biasa "tekan tiga belas,, tekan dua puluh satu,,, tekan lima belas,,, tekan terus hingga menemukan channel tv yang baik!" perintahnya kepada seorang gadis yang memegang remot tv, ke bosanan yang melanda membuat mereka hanya bisa duduk bersantai sambil menunggu tugas.

Bahkan di lain sisi dari kedua gadis itu, terdapat perkumpulan dokter tentara yang amat lelah memainkan permainan yang sangat membosankan. Mereka semua membutuhkan tugas secepatnya! Siapa pun tolong segera berikan mereka tugas sebelum berubah menjadi gila ohh tidak akan mungkin terjadi!

Tapi dari sekian banyaknya orang yang merasa bosan, hanya satu gadis yang mematap semua itu bosan. Shahia, ya sang pencinta dan sang penanti hati milik sang kapten yang entah kapan memberikannya sebuah kepastian, datang dengan beribu cinta dan kepastian dari semua rasa bosan yang telah lama ia rasakan. Lelah menunggu bahkan tak tertulis di dalam kamusnya, hanya sebuah kata penuh pengharapan yanh tak menbuatnya letih menunggu.

Apa karna cinta?

Jelas! Semua orang pasti akan menunggu sosok yang begitu dicintai, datang dan mengucapkan beribu kalimat penuh cinta. Atau bahkan segera membawanya menuju atas panggung, dengan berbagai jenis bunga dan seorang penghulu yang siap kapan saja menikahinya. Tapi sepertinya, itu hanya sebuah mimpi indah bagi shahia dan author utamanya!

Brakkk

Pintu ruangan pun terbuka cukup keras yang membuat semua orang mengalihkan perhatiannya, menatap seorang tentara dengan penampilan yang luar biasa kacau dengan sangat malas "apakah kau ingin menyampaikan sesuatu? Jika hanya menyampaikan tidak ada tugas, maka segeralah pergi!" usir dokter tentara wanita yang menonton tv tadi,

Matanya bahkan sama sekali tak menatap sang tentara, membuat tentara itu melangkah maju mendekati perkumpulan dokter tentara yang sangat kosong dalam beberapa hari kedepan. Sebelum kalimat dari sang tentara terucap, "kalian mendapatkan tugas! Belum lama provinsi kalimantan barat terkena musibah, dan tim kalian yang akan di kirim untuk membantu"

Seketika wajah bahagia pun terlihat begitu cerah, "tapi mengapa kita tak mendengar berita yang seharusnya sudah tayang? Dan ngomong² musibah apa?" tanya seorang gadis dengan wajah bantalnya, matanya pun tak kalah indah dengan beberapa kotoran matanya dengan kerak di bawah bibirnya.

Sang tentara menatap malas tim yang ahh susahlah, menunjuk layar kaca yang sedang memperlihatkan si beben adit "kalian bahkan mengambil channel anak²! Hingga saya menikah pun kalian tak akan mendengar berita saat ini!!" ucapnya naik pita, "ohh channel tidak ada yang menarik! Jadi kami memutuskan untuk menonton kartun, terlalu banyak perselingkuhan di dalam tv tak baik untuk kami tonton"

"segera bersiap! Kalian akan di jemput pukul tiga siang! Dan akan menjalankan tugas sebagai relawan bersama tim sebelah" ucapnya segera meninggalkan tempat tersebut, beberapa dokter tentara menatapnya malas "yeee"

_-

Entah tuhan sedang mempermainkannya atau hanya membuatnya terlalu berharap? Dia, dia yang selalu ditunggu selama hampir empat bulan, kini berada di hadapannya. Terduduk tegak yang sayangnya fokusnya bukan hanya untuknya, entah apa yang begitu membuat sosok terkasih shahia tak ingin menatapnya. Apa karna dirinya terlalu berharap?

Gilbert dengan berusaha sekeras mungkin mengalihkan pandangannya, berusaha barang sedikit pun tak menatap shahia yang berada tepat di hadapan. Berusaha mengalahkan ego yang sangat besar hanya untuk membawa tubuh itu mungil itu kedalam pelukannya, yang sayangnya entah mengapa sangat sulit dirinya lakukan.

Hingga tanpa sadar, manik mata sialannya pun menatap sang gadis yang dengan sangat kebetulan menatapnya. Membuat pandangan keduanya bertemu cukup lama, saling beradu dengan segara rasa yang perlahan muncul di dalam benak.

Marah kesal kecewa rindu dan ingin rasa untuk berada di dalam pelukan hangat sangat tinggi, tetapi sayanganya sebuah pembatas yang begitu kuat membuat keduanya merasa enggan. Enggan untuk membuang semua ego yang berada di dalam diri, hanya untuk mengucapkan sebuah kata yang sangat dosa rasanya diucap, rindu? Ya kata yang begitu keduanya hindari, demi mementingkan ego masing².

Dari ekor mata arkan melirik kedua pasangan bodoh itu! Jelas jika ada waktu yang begitu berharga, mengapa keduanya sia²kan begitu saja? Padahal jelas dari tatapan keduanya, rasa rindu yang terlihat begitu besar tanpa bisa di bendung, tetapi mengapa mereka kuat menahannya?

Memutar matanya malas sambil berkata "dokter shi, bolehkah kita berpindah tempat? Rasanya disini begitu panas" ucapnya dengan sedikit melirik gilbert, shahia menatap rekan satu jiwa sang kapten menganggutkan kepalanya dengan ragu, meski bagaimana pun dirinya akan duduk berdekatan dengan gilbert! Kekasih hatinya!!

Uh, ya allah!

Berpindah posisi dengan arkan yang cukup merasa bahagia, dengan kedekatan mereka yang sebentar lagi akan tiba. Shahia pun segera bangkit melangkahkan kakinya sedikit mendekat menuju tempat duduk arkan, guna berpindah tempat yang membuatnya begitu menguntungkan, mungkin!

Bugh!

Dan dengan kurang ajarnya, pria menyebalkan itu sedikit mendorong tubuh shahia. Membuat gadis itu jatuh dengan sangat pas di dalam pelukan sang kapten, gilbert pun yang dengan reflek segera menangkap tubuh shahia. Membawanya dalam pelukan hangat yang keduanya rindukan, meski ego yang menjadi penghalang, tetapi jika sudah rezekinya mah nikmatin aja ya.

Arkan pun segera mendudukkan dirinya melihat para rekannya yang membuang muka, guna tak melihat kemesraan kedua pasnagan tanpa status yang jelas.

"dengar! Hari ini ada pasangan baru yang baru berjumpa kembali lepas penantian selama empat bulan, jadi harap maklumkan saja ya kawan²" ucap arkan mengumumkan sesuatu yang begitu memalaskan, membuat gilbert segera tersadar dari masa rindu yang bahkan belum terucapkan.

Melepaskan pelukan keduanya dan segera mengalihkan pandangannya, guna tak menatap mata yang begitu menbuatnya lemah. Shahia pun tak beda jauh dari gilbert, segera duduk di samping gilbert membenarkan pakaiannya guna menghilangkan rasa gugup dalan dirinya.

"kapten! Apakah tugas kita kali ini?" tanya salah satu anggota memecahkan keheningan yang ada, "yang ssya tau ada bencana alam, tapi sepertinya ada beberapa motif penting yang masih di rahasiakan, mungkin mafia lagi" jawabnya, dengan begitu tak percaya di kalimat akhirnya.

Meski markas mereka telah di hancurkan bukan berarti anggota mafia belum lelah berulah bukan? Melakukan segala cara kembali agar merebut sesuatu yang entah apa? Padahal sudah jelas, mencari yang jalan halal lebih baik dari pada jalan haram seperti ini. Sudah bakalan mati, banyak yang membenci dan lagi masuk penjara lagi.

Mendengar kata mafia membuat shahia menegang di tempat seketika, gilbert yang menyadarinya segera membawa jemari lentik itu kedalam genggaman hangatnya. Menggenggam erat guna menghilangkan kepanikan sang gadis, tersenyum saat pandangan keduanya bertemu kali ini aku percaya cinta itu memang ada! Dan jika rezeki tak akan kemana!
_-
By.alishaputriramadani
Jumat,13agustus2021

3hati Abdi Negara √tamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang