dua puluh tujuh² 13+

78 4 0
                                    

Ruang penyiksaan!

Happy reading
Dengan jemari yang begetar hebat, langkah yang terasa sangat berat dengan segala rintangan, perasaan yang sangat kacau terasa begitu saja di dalam hatinya. Berjuta kata penyesalan selalu terucap dari bibirnya, bibirnya yang bahkan ikut gemetar seiring kata keramat yang selalu terucap.

Pepatah memang selalu benar dalam kalimatnya! Bahwa penyesalan selalu datang pada akhirnya, dan kini shahia bersumpah tak akan meremehkan apa kata pepatah. Penyesalan yang teramat pada sosok kapten yang begitu di takuti, rasanya dirinya akan mati dalam sekejap jika tidak berjumpa dengan sang kapten,

Andai saja waktu dapat kembali di putar, shahia ingin kembali hadir pada enam hari yang lalu, saat dimana malam kecewanya terhadap sang kapten, bisakah dirinya memutar semuanya kembali? Kembali pada malam itu, kembali menunggu dengan sabar dan selalu menemaninya, dan menghapus semua rasa penyesalannya, bisakah semuanya di putar kembali?

Merasakan genggaman di jemarinya membuatnya segera menatap sang pelaku, arkan tepat di sampingnya tersenyum hangat menatap shahia. Meremas jemari itu dengan cukup kuat, seakan menyalurkan kekuatannya dan ketabahan.

Jujur, di dalam hatinya juga merasa ke kosongan yang teramat bukan karna cinta, tetapi karna ke pergihan gilbert. Yang mana membuatnya seakan tertinggal dengan langkah sang kapten, tidak seperti biasanya yang selalu bersana dalam suka dan duka, dan tidak ada yang pernah tertinggal dalam langkah yang sama.

Tak?

Bughh

Duarrr!

Tanpa di sangka shahia menginjak ranjau yang terpasang di sana, membuat arkan segera mendorong tubuh shahia. Yang mana membuat ranjau itu meledak cukup besar, membuat keduanya di landa ke khawatiran terhadap satu sama lain, terlebih shahia yang merasa kecewa pada dirinya sendiri  karna semua ini salah dirinya?

Hingga tidak lama kemudian semuanya berubah menjadi gelap gulita, ke sadaran'nya yang menghilang dengan cepat. Tanpa bisa memeriksa keadaan sang rekan hati dan keadaan sekitar yang mungkin sangat kacau, hanya berharap bahwa semua ini mimpi buruk yang begitu menakutkan.

_-

Shahia segera membuka keduan matanya secara perlahan, menatap ruangan yang memiliki cahaya remang dengan berbagai jenis jeritan yang begitu mengerikan dan menakutkan. Menggerakan tubuhnya berusaha lepas dari tali yang mengikat kedua tangannya, kakinya yang terikat menjadi satu dengan kursi tak lupa mulutnya yang di lakban, membuat segala pergerakannya menjadi sulit.

Hingga sebuah langkah kaki yang membuat dirinya mendadak diam seketika, tubuhnya seakan menjadi kaku saat suara langkah kaki di susul dengan suara kursi yang di seret. Berusaha menahan napas dan segera pergerakannya, agar tidak di dengar oleh suara tersebut.

Clek!

Pintu ruangan terbuka membuat shahia dengan spontan menutup kedua matanya erat², berusaha menahan nafasnya saat langkah itu semakin dengan, disusul dengan suara saklar lampu yang begitu menggema. Langkahnya terhenti, di gantikan sebuah nafas yang begitu terasa di kepala belakangnya,

"Ni Hao Ma?(apa kabar?)" bisikan yang begitu menakutkan terdengar menggema di dalam telunganya, seperti sebuah kata siasat yang begitu menakutkan disusul dengan suara tawa yang menambah rasa takut shahia.

"Wǒ zhīdào nǐ méiyǒu sǐ! (aku tau kamu belum mati)" bisikan seorang yang layak seperti gadis, gadis yang seperti di film hantu china. Begitu menakutkan dan mengerikan, membuat shahia hanya bisa memejamkan matanya erat² meski tak mengerti tetapi dirinya begitu takut dengan suaranya dan bahkan tawa mengerikannya.

"hao³!" ucap sang gadis berhenti tertawa, jemari lentiknya berlayar menuju wajah shahia. Mengusapnya dengan sangat² lembut memainkan kuku² panjanganya dengan cat darah, ujungnya yang lancip begitu mengerikan jika menancap di kulit. Hingga ujung kuku tangannya berhenti di bulu mata shahia, membuat gadis itu tersiksa bukan main,

Crakkk!

Suara tarikan lakban yang terdengar, dengan sekali tarik tanpa ada rasa belas kasihan menciptakan sensasi yang begitu luar bisa menyakitkan. Shahia membuka kedua matanya terkejut dan meringis menahan sakit di bibirnya, yang pasti akan meninggalkan jejak cukup parah, bahkan indra perasanya sedikit merasakan anyir.

Manik matanya beberapa kali berusaha menerima rangsangan baru, dan menatap gadis luar biasa cantik dalam balutan cheongsam jemarinya yang terdapat kipas sendana dengan bajunya. Tersenyum menatapnya dengan kipas lipat yang berjalan mengelilingi wajah cantik shahia, "bagaimana?" tanya seorang yang berjalan mendekat,

Dengan anggun duduk di sebuah kursi yang tersedia, shahia menatap perempuan yang sangat dirinya kenal nazahra gadis yang merupakan rekan kerjanya. Yang tega melakukan semua ini?

"apakah anda terkejut melihat saya dokter shi?" tanya nazahra begitu sombong, menyilang kedua kakinya dan tangannya bersandar pada punggung kursi sambil menatap shahia malas. "pasti sangatlah terkejut! Bukan? Melihat rekan mu berada disini? Dan itu semua adalah perbuatan mu" ucap seorang lelaki, mendekat dan terus mendekat hingga

Hap!

Jemarinya berhasil berada di leher shahia, mengeratkan mempererat genggamannya yang mana membuat shahia ke sulitan untuk bernafas. Jemarinya yang kosong segera berjalan menuju mulut dan hidung, menutup kedua jalur pernapasan shahia tanpa belas kasihan.

Selang dua menit yang lalu, cekik'kan itu pun terlepaskan dengan begitu rakus shahia mengambil nafasnya, berusaha menetralkan semua hal yang terjadi di dalam tubuhnya. Nyawanya hampir saja melayang jika pria itu tidak melepaskan cekik'kannya, dan dirinya parut bersyukur kepada sang tuhan yang telah menciptakannya.

"bukankah indah?" tanya nazahra dengan begitu belaga, memperlihatkan ke kuasanya. Wanita china yang sedang menikmati semuanya, wajahnya yang anggun terlihat sangat rupawan tetapi memiliki jiwa yang begitu menakutkan dan mengerikan "perlihatkan!"

Empat orang berbadan besar menyeret dua buah kursi yang dimana terdapat dua orang yang terluka parah, luka² di tubunya terlihat begitu mengerikan. Seakan kata tidak baik saja kurang untuk mendeskripsikan keadaan kedua manusia itu,

Kedua mata shahia terbuka lebar begitu mengetahui siapa dua manusia tersebut, cintanya kekasih hatinya dan orang yang belum bisa dirinya tepatkan sebagai kekasih dan masa depannya. Tubuhnya begitu gemetar saat melihat darah mengalir dari pipi gilbert, luka sayatan di tubuh arkan dan banyak memar di tubuh keduanya. Pantaskah dirinya di sebuah sebagai kekasih, yang selalu melindungi?

Kedua pria taj berdaya itu segera di tarik, jemarinya yang terbogol segera di bawa menuju besi. Besi yang berada di atap ruangan, yang mana memudahkan para penjahat untuk menyiksa tahanan mereka tanpa memperdulikan pergerakannya. Ahh taulah!

Shahia menatap manik mata gilbert yang tertutup sepenuhnya, seakan mengatakan bahwa dirinya tidak begitu baik² saja! Dirinya membutuhkan pertolongan segera, membutuhkan sebuah bantuan besar secepatnya untuk menyelamatkan dirinya, kemudian iris matanya berpaling menatap arkan yang berada di samping.

Tatapan keduanya berjumpa cukup lama, sebelum suara jeritan shahia terdengar. Saat dimana gadis china mengarahkan kuku panjanganya, menancapkan tepat di pipi shahia yang membuat darah segera keluar dengan sangat deras, teriakan yang mampuh membuat keduanya segera tersadarkan. Menatap shahia tidak tega, berusaha mencari cara guna melepaskan diri. Meski kemungkinan yang sangat kecil!

Maaf kalo bahasa China salah tulis, aku pake traslate!
_-
By.alishaputriramadani
Kamis,19agustus2021

3hati Abdi Negara √tamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang