🎀2🎀

3.6K 505 95
                                    

Keesokan harinya...
 
Arien dan Arhen berguling-guling di ranjang sedangkan (Name) asik baca buku didekat rak.
   
"(Name) kamu enggak bosen baca buku terus?"Arien menatap dengan ekspresi penasaran.

"Enakan rebahan (Name), emang buku apa sih yang kamu baca?" Arhen menghampiri (Name) dan duduk disampingnya.        

"Oh ini buku tentang sihir menarik banget" jawab (Name) tanpa mengalihkan pandangan dari buku yang dibacanya.

"Tebel banget itu buku, yang tipis enggak ada?"tanya Arhen melihat-lihat ke rak buku.
    
(Name) berhenti membaca dan berpikir sejenak "Dirak buku tebal semua kak"

"Yah..."

"Mending kita keluar dan naik pohon aja mau gak?"tanya Arien menatap keduanya.

Arhen dan (Name) saling tatap dan tersenyum "Baiklah sepertinya seru"

.
.
.

Mereka akhirnya keluar dan naik kesalah satu pohon yang tinggi dan besar lalu duduk.

"Wah... saat malam hari istana terlihat sangat cantik" gumam (Name) dengan mata berbinar.

"Iya berkilauan" Arien juga ikut kagum.

Tiba-tiba Arhen dan (Name) menyadari ada orang lain disini lantas menarik tangan Arien untuk berdiri.

*Telepaty mode on

'Ada orang'-Arhen

'Hah??"-Arien

'Itu lihatlah ada seseorang didepan kita'-(Name)

'Siapa dia?'-Arien dan Arhen

'Dilihat dari pakaiannya sepertinya seorang bangsawan'-(Name)

*Telepaty mode off

"Siapa kalian? Kalian tidak akan bisa menanggung... akibat tidak menjawab"

Arien dan Arhen tersentak kaget mendengar suara yang berwibawa ditambah tatapan tajam yang menatap  tanpa berkedip.
 
Tak lama cahaya bulan memperjelas wajah mereka. Seorang pemuda tadi menatap Arhen, Arien dan (Name) dengan tatapan tak percaya terlebih saat menatap (Name) yang memiliki mata berwarna ungu namun sekilas ada semburat warna hijau itu.  
       
"Ha... ini tidak kuduga..."

Pemuda tadi segera memasang senyum ramah dan mengulurkan tangannya "Disitu bahaya. Ayo kemari"

Mungkin karena sering mendapat kekerasan dari Lulahel ditambah ada orang asing mendekat secara otomatis tubuh mereka gemetar tak lupa raut wajah keduanya yang pucat. 
  
Berbeda dengan (Name) yang hanya terdiam memikirkan siapa pemuda didepannya yang seakan familiar baginya.

Namun itu tak berlangsung lama karena (Name) yang melihat kondisi kedua kakaknya yang tidak baik segera menggenggam tangan keduanya.

"Tidak perlu takut, aku tidak akan melakukan hal jahat. Kenapa kalian naik ke pohon yang tinggi ini?"tanya pemuda tadi yang memperlihatkan ekspresi sedih.
 
"Um maafkan kami, kita tidak terbiasa berinteraksi dengan orang lain" (Name) berkata lembut tak lupa menampilkan senyum tipis yang membuatnya terlihat manis dan anggun.

"I-itu kami... hanya ingin melihat istana yang cantik" ucap Arien gugup.

"Cantik??"

"Kalian mau kesana?" Tanyanya lagi.

"Bu-bukan begitu, mana mungkin kami berani" ucap Arien panik.

Pemuda tadi langsung saja mengernyit seakan kesal akan sesuatu.

"Bolehkah aku tanya siapa nama kalian?"

*Telepaty mode on

'Kasih tahu tidak?'-Arhen

'Entah tanya (Name)"-Arien
   
'Eh kok aku? Hmm tapi sepertinya dia bukan orang jahat'-(Name)

*Telepaty mode off

"Sa-saya Arhen"

"Saya Arien"

"Dan saya (Name) salam kenal"

Pemuda itupun lantas tersenyum lalu melepas jubahnya dan memakaikannya pada si kembar "Pakailah udaranya dingin"

"Terimakasih jika bertemu lagi akan saya kembalikan" (Name) berkata sopan dan lembut.

"Tidak perlu terlalu formal panggillah aku kakak"

"Ah baik kak"

"Bagaimana bisa dicuaca kayak gini... anak kecil dibiarkan pakai baju tipi begitu..."gerutu pemuda itu kesal.

Arhen, Arien saling menatap bingung dan (Name) hanya menatap polos saja.

"Arhen, Arien dan (Name), aku harus pergi... sampai jumpa" pemuda itu lalu menjatuhkan diri dari pohon dengan santai dan yang mengejutkan pemuda itu bisa mendarat dengan sempurna.

Arien melirik Arhen "Kalau sudah besar kamu bisa gitu gak?"

"Kayaknya tidak bisa"

"Aku juga..."

.
.
.
.
.

Sesampainya dikamar

"Jubahnya saja dipenuhi aksesori mewah... status orang itu apa ya?"tanya Arhen memperhatikan jubah.

"Pasti bukan keluarga kekaisaran karena rambutnya tidak pirang... RAMBUT PIRANG!!" ucap Arien diakhiri dengan teriakan panik.

"Hah?"

"Tenanglah kak Arien pemuda tadi baik kok" ucap (Name) yang sudah berbaring di ranjang.

"Ba-bagaimana kamu bisa seyakin itu?"

"Entahlah instingku mengatakan begitu" (Name) berkata pelan.

KYAAAAAA!!

Mendengar teriakan itu si kembar berlari keluar dan melihat Lulahel yang mabuk dan memarahi pelayan yang sudah mencoba menenangkannya.

Namun kejadian tak terduga terjadi Lulahel jatuh karena tanah licin dan badannyapun tertusuk batang pohon yang runcing.

"GYAAA! NYONYA LULAHEL MATI!!"

Untunglah mata Arhen ditutup oleh tangan Arien tapi dengan begitu Arien melihat dengan jelas kejadian yang seharusnya tidak dilihat anak seusianya dan bisa saja merasakan trauma nantinya.

Lalu untuk (Name) sendiri dirinya sudah dipeluk oleh seorang pelayan wanita yang baik "Tenang nona semua akan baik-baik saja..."

.
.
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nama    : Anne Florenty
Usia      : 20 tahun
Status  : Pelayan biasa -> Pelayan Pribadi Putri (Name)
Kelebihan : Bisa menggunakan panah dan jago dalam beladiri





















Hai thor Rin up lagi nih ehehe
Selamat membaca ya
Vote and coment jangan lupa😄



Second Princess in The Twins New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang