O6 | MALAIKAT PENOLONG TAMMY

195 70 22
                                    

"Tolong jangan membentak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tolong jangan membentak. Bicaralah dengan pelan karena aku paling tidak bisa menerima bentakan."

- Tamara Ayoumy Rasella -

•••

BUGH!

BUGH!

BUGH!

"Maju lo sini, Anjing!"

"Pengecut! Maju sini!"

"Lo ngatain gue pengecut? Gede juga nyali lo!"

"Rasain ini, Bangsat!"

BUGH! BUGH!

Pusing. Tammy merasakan pusing di kepalanya saat melihat pemandangan di depan sana. Di Jalan Kenanga, jalan satu-satunya yang Tammy tahu dapat menghubungkannya dengan Komplek Tirtha Danara jika sedang tidak ada bus yang lewat, ada dua kelompok yang sedang terlibat tawuran pelajar. Situasi di depan sana sangat kacau. Sudah banyak korban yang terkapar tak berdaya karena beberapa orang tampak membawa senjata tajam secara sembunyi-sembunyi.

"T--Tammy takut ...," cicit Tammy pelan. Kakinya yang terbalut sepatu hitam seketika gemetar karena merasa ngeri setelah menyaksikan adegan tawuran yang terjadi tepat di depannya.

"Bangsat lo, Kev!"

"Uhuk! Uhuk! Lepasin gue, Bangsat!"

"Lepasin lo bilang?! Ini balasan dari gue untuk lo yang udah bermain curang waktu itu! Lo pikir, ada berapa banyak anak Zenith dan SLYTHER yang terluka karena kecurangan lo dan pasukan lo, hah?!"

Bentakan keras itu membuat fokus Tammy teralih. Kini mata bulatnya bergulir ke arah kanan, menyaksikan dua orang lelaki berseragam SMA dengan almamater yang berbeda tengah terlibat perkelahian serius. Satu di antaranya terlihat tak asing di mata Tammy. Namun, ia sendiri tak tahu pernah melihat lelaki itu di mana.

"Itu karena kalian emang lemah, Var! Enggak usah sok dicurangi gitu karena tanpa dicurangi pun ... lo dan pasukan lo itu tetep bakalan kalah dari anak SMA Pelita!"

"Anjing lo! Sekarang rasain ini--!"

"KAKKKK! AWASSS!"

Melihat ada orang orang lain yang sedari tadi mengamati perkelahian itu, Tammy seketika berlari untuk mendorong si lelaki agar tak terkena pukulan dari sang lawan. Ternyata benar dugaannya tadi, bahwa ada kelompok yang bermain curang dalam tawuran ini. Selain membawa senjata tajam secara diam-diam, mereka juga memanfaatkan kesempatan untuk menyerang lawan dari belakang. Benar-benar curang.

BUGH!

"AHHH!" teriak Tammy dengan suara yang terdengar lirih di akhir. Tiga pasang mata itu melotot menyaksikan tubuh mungil Tammy tumbang di tengah-tengah mereka.

GEMMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang