"Bahkan, untuk bahagia sama mama gue sendiri aja gue enggak bisa."
- Riviella Atlanta Jean -
•••
"Apa syarat dari lo?"
"Tinggi badan kita harus sama!" jawab Tammy sambil bertolak pinggang dengan wajah yang terlihat begitu tengil di mata Gerald.
"Gimana caranya? Lo 'kan pendek?" Gerald menatap bingung Tammy dari bawah hingga atas, lalu meledakkan tawanya. Ia puas sekali ketika melihat wajah Tammy semakin memerah karena emosi.
"Tammy emang pendek, tapi Tammy enggak sebodoh dan sesombong Kak Ger! Wleee!" ledek Tammy sambil menjulurkan lidahnya. Gadis itu kemudian berlari ke tempat penjualan koin dan berbicara pada salah satu penjaga Timezone.
"Kakak cantik, Tammy mau pinjam bangku, dong. Ada, enggak? Soalnya Tammy mau main mesin basket itu, tapi tinggi badan Tammy enggak sampai," ucap Tammy pada wanita si penjaga Timezone.
"Oh iya, ada kok, Dek. Ini bangkunya, ya." Wanita penjaga Timezone itu memberikan sebuah bangku berukuran sedang pada Tammy. Namun, gadis itu langsung menggelengkan kepalanya dan menunjuk bangku lain.
"Enggak mau yang itu, Kak. Kurang tinggi bangkunya. Tammy mau pinjam yang itu aja. Boleh, enggak?" tanya Tammy sambil mengeluarkan jurus puppy eyes-nya agar wanita itu luluh dan mengizinkannya untuk meminjam bangku yang ia mau.
"Oh, boleh. Adek mau bangku yang ini, ya? Tapi yang ini ukurannya lebih besar, loh. Kamu hati-hati bawanya, ya," pesan wanita itu, kemudian ia mengambilkan bangku yang ditunjuk oleh Tammy, dan meletakkannya di depan gadis itu. "Nanti kalau sudah selesai, kembalikan ke sini lagi, ya, Dek."
"Oke, siap! Makasih, Kakak cantik!" Setelah berterima kasih pada si wanita, Tammy segera berlari ke tempat Gerald dengan membawa sebuah bangku berukuran besar. Bahkan, saking besarnya bangku itu, wajah Tammy sampai tidak kelihatan dari sisi depan.
"Woi, anjir! Sejak kapan bangku bisa jalan dan punya kaki?!" Gerald terkejut melihat sebuah bangku berlari mendekat ke arahnya. Setelah sampai tepat di sebelahnya, Gerald baru mengetahui bahwa yang membawa bangku itu adalah Tammy. Pantas saja wajah dan tubuh gadis itu tidak kelihatan dari sisi depan, wong ukuran bangkunya saja lebih besar daripada yang membawa.
"Lo ngapain bawa bangku setinggi ini, Cil? Ngadi-ngadi aja!" tanya Gerald sambil menatap Tammy dan bangku itu bergantian.
"Loh, kenapa? Takut kalah ya kalau Tammy main basket pake bangku setinggi ini? Lagian, siapa suruh Kak Ger ngajuin syarat yang enggak masuk akal? Tammy 'kan jadi ikut-ikutan ngajuin syarat aneh kayak gini," ucap Tammy tengil. Gadis itu mengabaikan Gerald yang masih menatapnya heran, kemudian membawa bangkunya ke mesin basket di ujung sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMMY
Teen Fiction[ SPIN-OFF 'AKSARASSA' | ON-GOING ] Berawal dari ketidaksengajaan, Gallardo Gerald Devano bertemu dengan seorang bocil SMP bernama Tamara Ayoumy Rasella. Gadis yang lebih akrab dipanggil Tammy itu terlihat ketakutan saat Gerald menyentuhnya. Ternyat...