O7 | MASA LALU VARGA

190 59 18
                                    

"Dia akan selalu ada di hati gue walaupun raganya udah enggak bisa gue rengkuh!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia akan selalu ada di hati gue walaupun raganya udah enggak bisa gue rengkuh!"

- Ravarga Immanuel Lashaka -

•••

"Gue yang bertanggung jawab atas luka di tubuh dia."

BUGH!

"Anjing lo!" Gerald tak bisa lagi menahan diri ketika Varga muncul secara tiba-tiba dan mengatakan hal yang membuat emosinya memuncak. Lelaki itu meninju tepat di sudut bibir Varga hingga darah segar itu merembes keluar dari luka yang belum sepenuhnya mengering.

Tammy yang terkejut atas tindakan Gerald pun langsung berlutut di depan Varga dan melingkarkan tangannya untuk melindungi lelaki itu. "Ya ampun, Kak Ger! Jangan pukul kakak ini!" ucapnya dengan nada bicara yang bergetar. Darah di sudut bibir Varga membuat ketakutan Tammy semakin besar.

"Jangan lo bilang?" Gerald menatap Tammy tak percaya. "Dia udah mukul lo! Itu artinya dia juga pantas untuk dipukul!"

"Bukan gue, bukan gue yang--"

"Bukan kakak ini yang mukul Tammy!" ungkap Tammy cepat. Pengakuannya itu memotong ucapan Varga yang ingin menyangkal tuduhan Gerald. "Justru tadi dia yang hampir dipukul sama lawannya, Kak."

Penuturan Tammy membuat Gerald terkejut hingga beberapa detik. Namun, kemudian lelaki itu dengan cepat mengubah ekspresinya seperti semula. "Y--ya ... ya sama aja, 'kan? Intinya, dia yang udah bikin leher dan punggung atas lo lebam kayak gitu!" ucap Gerald kukuh.

Mengabaikan Gerald yang sedang emosi, Tammy malah membantu Varga untuk kembali berdiri. "Maaf ya, Kak?" cicit Tammy pelan. Gadis itu tampak tak enak hati pada Varga yang terluka akibat pukulan Gerald barusan.

"Enggak apa-apa. Lo enggak usah minta maaf." Varga tersenyum tipis, lalu mengusap sudut bibirnya yang berdarah dengan punggung tangan. Tatapan tajamnya ditujukan untuk Gerald yang saat ini juga sedang menatapnya dengan tatapan serupa. "Gue juga minta maaf, ya? Karena nolongin gue, lo jadi kena pukul sama Haikal. Dan maaf juga, gue enggak bisa bawa lo ke rumah sakit dan malah naro lo di bawah pohon kayak gini. Soalnya kalau gue pergi, pasukan gue yang nanggung akibatnya. Jadi, karena enggak ada pilihan lain, gue terpaksa naro lo di sini. Pohon tua ini satu-satunya tempat teraman yang jauh dari jangkauan anak SMA Pelita, musuh sekolah gue."

Ternyata Varga juga ngelindungin si bocil? Batin Gerald tak percaya.

Tammy tersenyum manis setelah mendengar penjelasan Varga yang terkesan jujur tanpa dilebih-lebihkan. "Makasih ya, Kak. Tammy tau kakak orang baik, makanya tadi Tammy langsung kepikiran untuk nolongin kakak dari serangan lawan. Oh iya, nama kakak siapa? Kalau nama Tammy, lengkapnya Tamara Ayoumy Rasella, tapi kakak panggil Tammy aja, ya? Biar sama kayak Kak Ger," ucap Tammy panjang lebar. Masih dengan senyuman yang bertengger manis di bibirnya, gadis itu mengulurkan tangannya ke depan, menunggu untuk dijabat oleh Varga.

GEMMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang