"Zaman sekarang, minta maaf itu mahal. Cuma orang-orang berkelas yang bisa ngelakuin hal itu tanpa terhalang gengsi."
- Tamara Ayoumy Rasella -
•••
"Guys, sini ngumpul!"
Enam orang berbeda gender yang sedang beraktivitas di ruangan lain sontak menghentikan kegiatan mereka dan bergegas menuju ruang tengah markas Slyther. Rigel, orang yang membuat perintah barusan, sudah duduk di salah satu kursi dengan gaya angkuh andalannya. Sementara itu, di atas meja tergeletak sebuah tas mahal yang kelihatannya masih baru. Itu bisa dipastikan dari price tag yang masih melekat pada tali tas tersebut.
"Ada apa, Rig?" tanya Sky, membuka percakapan di antara mereka bertujuh.
"Duduk dulu, baru gue jelasin apa maksud gue manggil kalian ke sini," pinta Rigel. Keenam sahabatnya langsung mendaratkan bokong mereka pada kursi masing-masing, lalu menatap Rigel penuh tanda tanya.
"So, what happen?" Kali ini Samantha yang angkat bicara. Ekspresi gadis itu terlihat sangat penasaran dengan hal yang akan Rigel sampaikan sebentar lagi.
"Kalau enggak penting, mending tunda dulu, deh, Rig. Gue lagi ngajarin Sky strategi buat nyerang lawan kita minggu depan," ucap Elang tak sabaran.
"Ohoho, sabar, Lang. Ini penting, kok. Gue cuma mau bagi-bagi kebahagiaan kecil yang gue temuin ke kalian. Kemarin kelas lo-lo pada abis ngadain ujian harian, 'kan? Healing bentar pake ini." Rigel mendorong tas di depannya dengan wajah bangga, membuat semua sahabatnya saling menatap bingung, kecuali Atlanta.
Tak perlu dijelaskan terlebih dahulu oleh Rigel, Atlanta sudah mengetahui apa yang ingin lelaki itu lakukan terhadap tas mahal tersebut. Atlanta juga tahu, Rigel sengaja melakukannya di sini, di depan semua sahabatnya agar Atlanta semakin tersiksa. Sial. Lelaki itu benar-benar pandai mengatur strategi untuk menyakiti saudari tirinya.
"Tas? Punya siapa?" tanya Varga sambil memutar tas tersebut untuk melihat keseluruhan sisinya.
"Jangan main-main lo, Rig! Tas mahal ini! Sayang banget kalau dirusak--"
"Emang harus dirusak," sela Rigel cepat. Atlanta membulatkan matanya dengan tatapan tak percaya yang ia tujukan pada Rigel. Namun, ketika Rigel menatap mata Atlanta yang nyaris berkaca-kaca, lelaki itu hanya tersenyum miring, lalu memutus kontak mata di antara mereka.
"Buat gue aja mending, Rig. Sayang itu," ucap Ruby lagi. Tatapan matanya tak pernah lepas dari tas mahal yang menurut Rigel harus dihancurkan. Ah, sayang sekali, padahal Ruby sangat menyukai tas dengan desain yang limited tersebut. Ruby yakin, itu bukan tas sembarangan. Itu pasti tas dengan persediaan yang terbatas. Hanya kalangan elite tingkat atas yang mampu membelinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMMY
Teen Fiction[ SPIN-OFF 'AKSARASSA' | ON-GOING ] Berawal dari ketidaksengajaan, Gallardo Gerald Devano bertemu dengan seorang bocil SMP bernama Tamara Ayoumy Rasella. Gadis yang lebih akrab dipanggil Tammy itu terlihat ketakutan saat Gerald menyentuhnya. Ternyat...