25 | SALAH PAHAM? CLEAR!

134 42 13
                                    

"Jangan mudah berprasangka buruk karena jika kesalahpahaman itu terbukti, kamu akan merasa malu karena telah salah menuduh seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan mudah berprasangka buruk karena jika kesalahpahaman itu terbukti, kamu akan merasa malu karena telah salah menuduh seseorang."

- Gallardo Gerald Devano -

•••

"GER! LO GILA, YA?! KITA BISA KECELAKAAN KALAU LO NGEBUTNYA KAYAK ORANG KESETANAN GINI!"

Gerald tak menghiraukan teriakan frustrasi Wilona. Lelaki itu malah semakin menambah kecepatan laju motornya agar bisa tiba di rumah tepat waktu. Hukuman sang ayah adalah hal terakhir yang Gerald inginkan di dunia ini. Ia sangat menghindari hukuman itu.

Gapura besar bertuliskan 'Perumahan Dharmasraya Kencana' sudah terlihat. Gerald tersenyum senang saat melihatnya. Namun, wajah lelaki itu seketika berubah pucat ketika memeriksa jam tangannya. Pukul 11.35 WIB. Itu berarti dalam waktu sepuluh menit Gerald sudah harus sampai di rumahnya.

Please! Kali ini aja, semoga Dewi Fortuna berpihak ke gue! Batin Gerald gemas.

"Pegangan, Na!" titah Gerald dengan nada tinggi. Wilona yang belum berhasil mencerna perintah tersebut dibuat terkejut karena Gerald menancap gas secara tiba-tiba hingga membuat dirinya refleks memeluk pinggang teman satu organisasinya itu.

"Wong edan!" umpat Wilona kesal. Meskipun saat ini gadis itu sedang kesal setengah mati pada Gerald, tetapi ia tetap tidak bisa melepaskan pegangannya pada pinggang lelaki itu. Bisa-bisa ia jatuh karena terpaan angin yang begitu kencang akibat Gerald yang mengebut seperti orang kesetanan.

Lain Gerald, lain pula Tammy. Jika saat ini Gerald sedang dilanda kepanikan yang nyaris membuatnya gila, bocil SMP itu justru sedang asyik bersantai dengan sang papa. Ya, saat ini Gara memang sedang memanjakan Tammy dengan puluhan cup es krim yang dibelinya lewat perantara Pak To. Tammy yang polos dan ceria membuat Gara gemas dan tak tahan untuk tidak memanjakannya. Gara juga tak menyangka bahwa ternyata Gerald adalah babysitter Tammy yang direkrut langsung oleh Theresia, kolega bisnis istrinya, Giselle.

"Om Gara mau es krim? Tammy punya banyak, nih!" Tammy menyodorkan satu cup es krim rasa pisang-cokelat pada Gara dan menyebut es krim itu sebagai miliknya, padahal Gara-lah yang membeli seluruh es krim itu. Sontak, kepolosan Tammy itu membuat Gara meledakkan tawanya.

"Kamu ini lucu banget, ya? Om heran, kok kamu mau, sih, nerima Gerald jadi babysitter kamu? Emangnya enggak takut dinakalin sama anak om? Dia sering om hukum, loh, karena nakal," ucap Gara dengan sisa-sisa tawanya.

Penuturan Gara tersebut membuat aktivitas Tammy yang sedang memakan es krim seketika terhenti. Gadis itu mengangkat kepalanya, kemudian menatap Gara dengan tanda tanya besar di kepalanya. "Om sering hukum Kak Ger? Beneran?" tanya Tammy penasaran bercampur cemas.

Gara spontan mengangguk. "Iya, karena dia nakal. Setiap dia nakal, pasti om hukum," jawab bapak dua anak itu.

Jawaban Gara yang terdengar enteng membuat kecemasan Tammy terhadap Gerald semakin besar. "Kak Ger ... d--diapain ... sama Om Gara?" tanya Tammy takut-takut.

GEMMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang