TDL - CHAPTER 0 (Prolog)

86 13 1
                                    

-***-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-***-

Tidak akan ada yang tau ending dari sebuah kisah perjalanan hidup seseorang. Ntah akan menjadi baik atau menjadi lebih buruk.

Doa di setiap langkahnya berjalan, optimis di setiap tindakan yang diambil, serta sikap santai dalam menghadapi rintangan, itulah yang sedang dilakukannya sekarang.

Setiap langkah dia keluar dari bandara, saat itu juga dia melangkah kembali ke dunia kelamnya. Dunia yang penuh tangisan, dunia yang penuh penyiksaan, dunia yang penuh kekejaman.

Dunianya mungkin sama seperti dulu tapi kini dia akan menghadapi dengan cara yang berbeda.

Menjadi lebih berani dan lebih kuat adalah pilihan yang di ambil untuk membalas segala kebencian yang bersarang didalam hatinya.

'Tin-Tin'

Sedan hitam berhenti tepat didepan Enzy. Seorang wanita turun menghampiri Enzy, terlihat cantik dengan blazer berwarna abu-abu yang membalut tubuh bagian atasnya yang ramping.

"Nona Tollison?" terkanya, memastikan kebenaran seseorang yang ia temui.

Enzy mengangguk. Melihat respon Enzy, wanita tersebut pun tersenyum dan memperkenalkan dirinya. Seorang asisten dari Leyron Tollison.

Dirasa perkenalannya sudah cukup wanita itu mempersilahkan Enzy untuk memasuki mobil. Meminta sopir untuk memasukkan barang-barang Enzy ke bagasi, lalu ikut masuk ke mobil melalui pintu yang berbeda yang Enzy gunakan.

Enzy baru saja kembali dari Jerman setelah empat tahun menetap di negara Hitler tersebut.

Ditengah perjalanan asisten yang diketahui bernama Karin tersebut menjelaskan kebutuhan Enzy yang sudah diatur olehnya atas permintaan sang atasan.

Tidak hanya kebutuhan, jadwal apa saja yang akan Enzy lakukan di setiap harinya pun tidak terlewat. Dari berangkat sekolah di pagi hari, pulang di sore hari dan malamnya akan mengikuti les, bahkan di hari-hari tertentu sudah terjadwal kursus.

Tidak hanya itu, siapa saja orang yang bisa Enzy jadikan teman pun sudah ada dalam daftar. Sungguh gila, batin Enzy. Leyron akan menjadikannya burung dalam sangkar.

Enzy hanya diam mendengar penjelasan si asisten, mahu seberapa panjang dan seberapa rinci penjelasan yang dia sampaikan, Enzy tidak perduli. Enzy hanya akan melakukan apa yang dirinya inginkan.

"ke alamat ini ya pak" Enzy menyodorkan secarik kertas ke pada sopir didepannya.

Karin terdiam menyaksikan apa yang Enzy lakukan barusan, Karin ingin memprotes perbuatan Enzy, tapi sebelum itu Enzy terlebih dahulu menyuarakan maksudnya.

"Terimakasih atas pemilihan sekolahnya, tawaran tinggal bersama, dan apapun yang telah anda jelaskan, tapi mobil ini adalah hall terakhir yang saya minta dari tuan anda"

"Tapi nona?"

"Shut up" ujarnya, asisten tersebut terdiam "antarkan aku ke alamat tersebut" pinta Enzy pada sopir

-***-

Pertemuan anggota sudah berakhir beberapa menit yang lalu, tapi keenam laki-laki itu masih belum beranjak dari ruang temaram kedap suara sambil menyesap batang rokok diantara jari telunjuk serta jari tengah mereka.

"lo yakin dengan keputusan yang tadi?"

"yakin 100%" jawabnya yakin

"lo tau nggak akibat dari keputusan lo tadi?" tanyanya tidak begitu yakin dengan keputusan sang ketua.

"ntah kita diam atau melangkah, akibatnya bakal sama, kehancuran. Kita harus bersiap mengorbankan segalanya buat mengubah sesuatu yang besar"

Alex tersenyum, menggeleng pelan "lo gak pernah bisa dimengerti Sa"

Yaksa, laki-laki itu mengedikkan bahunya sambil tersenyum "udah keluar sana, gue mau me time" usirnya

"lah nih bocah, lo emang ketua disini tapi kita lebih tua dari lo, bangke"

Seperti mengerti kalau kalimat barusan hanya sekedar candaan, Yaksa pun tertawa menanggapi.

Kelima laki-laki itu keluar, dan hanya menyisakaan Yaksa di dalamnya.

"masih ada banyak waktu untuk mempersiapkan semua itu" gumamnya sambil tersenyum.

Yaksa, seorang pemimpin kelompok kriminal yang sangat di segani di daerahnya, orang yang sangat kejam tapi baik dengan caranya.

Dia memiliki cara berfikir sendiri, dengan kepercayaan anggotanya ia selalu berhasil menjalankan strateginya tanpa ada kendala, siasat yang rapih untuk menipu semua musuh yang ia hadapi.

Tapi, ada suatu hall yang membuatnya harus bungkam. Berpangku tangan dengan ketidak adilan yang beberapa tahun lalu menerjang kelompoknya.

-***-

FYI Cerita ini pernah rilis dengan judul yang sama, dikarenakan satu dan lain hall The Darkness Light terdahulu di Unpublish dan gagal mencapai ending.

Setelah melalui masa perkabungan yang mendalam dan perubahan plot yang cukup membingungkan. Author memutuskan untuk memublishnya kembali dengan judul yang sama.

So, jika beberapa dari pembaca pernah menemukan kemiripan dari mulai Judul, nama tokoh dan lainnya, keduanya memang terbentuk dari inspirasi yang sama.

Note : Aku suka menulis, aku menulis untuk menyalurkan hobi ku. Jika kalian ada pesan atau kesan tertentu untuk kebaikan kepenulisanku jangan sungkan untuk komen atau melalui personal message, aku akan menanggapinya dengan senang hati. Tapi...... jika kalian berniat menghujat atau merendahkan karyaku aku sarankan untuk get out of my work!!!,. Thank You

Sampul
Editing with Pickit, Pinterest ,and canva,.

Okay ^^... See You Next Part Guys ... :)

The Darkness LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang