—
—
—
—
—
-***-
Seperti yang sudah Enzy rencanakan, hari ini bersama dengan Meylani, ia akan mengunjungi kediaman Tollison. Lucu rasanya jika harus menganggapnya berkunjung ke rumah kita sendiri.
Tapi itulah kenyataannya, apa yang orang lain sebut sebagai rumah adalah sebuah neraka bagi Enzy. Enzy berharap keluarga kecil itu berada di rumah, jadi Enzy tidak sia-sia datang ke sini.
Tidak ada yang berubah, dari luar semuanya terlihat normal, Satpam yang menunggu di dalam pos, beberapa badyguard yang berdiri mengelilingi rumah besar nan mewah milik keluarga Tollison.
Enzy dihadapkan dengan pintu utama yang cukup besar, ada dua bodyguard yang berjaga di sana "Tuan ada di dalam?" tanya Meylani.
Salah satu Bodyguard itu mengangguk, mereka mengenal Meylani tapi tidak ada yang mengenal Enzy terlihat tidak ada yang menyapanya barang satupun, bahkan satpam yang terakhir kali Enzy lihat sudah tidak ada, uwauww, Enzy tidak habis pikir tapi dirinya memaklumi mungkin mereka orang baru.
Meylani membuka pintu "Ayok" ajaknya.
Enzy tidak berekspresi tapi di dalam hatinya ia tersenyum meremehkan, dia di persilahkan di rumahnya sendiri, bahkan dia dianggap orang asing di sini.
Ah, Enzy hampir lupa, dirinya yang menginginkan hall ini harusnya ia senang. Ia memutuskan keluar dari rumah ini dan menjauh dari semua hall toxic yang ada, harusnya ia bangga, dengan tatapan asing yang ia terima itu bertanda dirinya berhasil keluar.
Enzy tidak akan berharap banyak dengan kedatangannya, ia hanya ingin bertemu keluarga kecil yang dibilang bahagai itu, berbincang sebentar bagai seorang teman lama.
Di ruang tengah, sangat sepi. Ini akhir pekan, tidak mungkin juga mereka keluar rumah, kecuali jika mereka pergi berlibur. Bahkan kunjungannya ke rumah Yaksa Enzy batalkan demi bisa kesini, tapi kosong tidak ada seorangpun.
'Haah''Prang' suara desahan diikuti benda pecah menarik perhatian Enzy dan Meylani.
Mereka bersamaan menoleh, tidak ada apa-apa kecuali seorang pembantu rumah tangga yang berdiri mematung dengan tangan kiri menutup mulutnya yang setengah menganga.
Ia berlari, bahkan pecahan piring di lantai tidak ia indahkan. Enzy dan Meylani tidak beranjak dari sana sampai di beberapa detik selanjutnya, pembantu tersebut kembali bersama seseorang yang sangat Enzy kenali.
"Enzy" seorang wanita paruh baya mendekat dengan tergesa ke arah Enzy. Menatap Enzy sebentar lalu memeluknya erat.
Senyum simpul tercetak dari bibir Enzy, ia membalas pelukan itu "Mbok" gumam Enzy.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkness Light
Gizem / GerilimAntara Hitam dan Putih, Gelap dan Terang, Salah dan Benar Aku sedang berusaha berada diantara keduanya. 'Enzy' Setelah menetap 4 tahun di negara Hitler. Ia memutuskan untuk kembali pulang guna mengusut kematian sang ibunda yang menurutnya janggal. ...