—
—
—
—
—
Selasa, 09.30 : Markas Rajawali
Enzy menuruni tangga dengan tergesa-gesa. Bahkan terlihat sekali mata sembab khas bangun tidurnya. Ia meneriaki nama Samudra, dan netranya mencari-cari dimana laki-laki itu berada.
Enzy berjalan keluar Markas, tidak ada Samudra, hanya ada anggota yang sedang berjaga, bahkan Markas terlihat lebih sepi dari biasanya.
Enzy bertolak menuju dapur, teras samping, belakang markas, bahkan ke kamar laki-laki itu, tapi tidak segera Enzy temukan batang hidungnya.
"Scheib, wo ist er?" Umpatnya karena tidak menemukan Samudra.
Tapi tak lama kemudian Samudra berjalan memasuki ruang tengah "Lo cari gue En?.
Enzy menatap Samudra dari unjung kaki hingga ujung kepala "Darimana?" tanyanya mengintimidasi.
"abis ngopi di warung"
"Yaksa dimana?"
"pergi"
"dari semalam belum pulang?"
"fajar tadi balik, tapi pergi lagi"
Enzy melebarkan matanya "kenapa gak bangunin?" geramnya.
"dia nglarang gue buat bangunin lo En"
Enzy mengernyit. Memang mustahil jika Yaksa membiarkan samudra membangunkannya saat sedang pulas-pulasnya.
"siap-siap gih" suruh Samudra
"buat?"
"bukannya jadwal hari ini lo ngunjungin karim?"
Karim, pembunuh kakaknya. Memang benar hari ini adalah jadwalnya mengujungi laki-laki itu, tapi ia teringat dengan ucapannya Yaksa tadi malam.
Apa tidak masalah?, ia belum meminta maaf dengan laki-laki itu, bahkan ponselnya mati. Enzy takut jika menyakiti hati Yaksa lebih jauh dengan tidak memperdulikannya.
"terus Yaksa?, apa gak papa?"
"ya gakpapa lah emang Yaksa kenapa?"
Enzy memejam menahan amarah "maksud aku nanti kalau Yaksa marah atau kecewa begitu"
Samudra menahan tawanya "nggak akan dia yang minta sendiri"
Enzy mengangguk, syukurlah kalau memang begitu.
Tapi yang masih menjadi tanda tanya adalah apa yang sedang Yaksa lakukan sehingga mematikan ponselnya. Laki-laki itu tidak pernah mematikan ponsel.
"gak usah di pikirin, mending siap-siap, kesiangan nanti"
-***-
Sedan yang Zeyn kendarai membelah jalanan kota jakarta yang ramai lancar. Samudra yang duduk disampingnya hanya diam tapi terlihat sangat waspada dengan sekitar.
Enzy duduk di kursi penumpang bersama Meylani di sampingnya. Mereka sedang dalam perjalanan menuju lapas untuk menemui Karim.
Sepanjang perjalanan Enzy terus menunduk memerhatikan ponselnya yang menampilkan pesan dari Yaksa.
From Yaksa -
'Maaf nggak bisa nemenin ke lapas'
'Love You <3,'
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkness Light
Mystery / ThrillerAntara Hitam dan Putih, Gelap dan Terang, Salah dan Benar Aku sedang berusaha berada diantara keduanya. 'Enzy' Setelah menetap 4 tahun di negara Hitler. Ia memutuskan untuk kembali pulang guna mengusut kematian sang ibunda yang menurutnya janggal. ...