-
-
-
-
-***-Enzy membuka matanya pelan. Ia merasakan ada yang aneh dengan posisi tidurnya. Tubuhnya seperti tertahan sesuatu yang membuatnya seakan memeluk dengan posisi miring hampir tengkurep.
Enzy menggerakkan kepalanya mengernyit bingung, dengan bantal yang ia pakai, keras tapi nyaman.
Tangan kanannya tergerak menggerayah samping kepalanya, berbentuk bidang terbungkus kain, Enzy mengernyit lalu beberapa saat kemudian, mata hijaunya membulat sempurna.
Refleks ia bangun dengan arah pandangan yang tidak tentu arah 'aku-aku tidur dengan Yaksa?' batinnya.
Enzy menunduk mengecek kelengkapan pakaiannya, ia bernafas lega saat mendapati tubuhnya masih memakai pakaian yang sama.
"En?"
Enzy menoleh, menatap datar seonggok tubuh yang baru saja membuka mata itu. Enzy akui ini tidur ternyaman dan ternyenyak selama tujuh tahun terakhir, tapi tetap saja ia tidur dengan laki-laki yang baru ia temui tidak lebih dari 24 jam.
"udah bangun?" tanya Yaksa, posisinya kini sudah terduduk bersebelahan dengan Enzy
Enzy diam tidak merespon, pikirannya kembali mengulang kejadian kemarin sore, pandangannya kembali sayu, netranya kembali menangis, bedanya kali ini tidak ada isakan terdengar, ia menangis dalam diam.
"En?" tanyanya khawatir, ia takut kalau Enzy menangis karena dirinya "maaf En, gue nggak sengaja nidurin lo" ucapnya.
'ah keparat' umpat Yaksa dalam hati, sungguh dirinya tidak berniat macam-macam kepada Enzy.
Yaksa tidak sengaja ketiduran ia hanya bermaksut ingin menunggu sampai pegangan tangan Enzy lepas dari pergelangan tangannya tapi ternyata ia ketiduran dan berakhir memeluk Enzy semalaman.
Enzy mengusap kasar air matanya, turun dari ranjang lalu memakai sepatunya.
"lo mau kemana?"
Tidak ada jawaban, akhirnya Yaksa ikut turun dan mencekal pergelangan tangan Enzy saat gadis itu hendak membuka pintu kamar.
"maaf En, beneran gue gak sengaja, gue bisa jelas ..."
"Gpp" potongnya
"lo nggak marah?"
"aku gak ada hak buat marah, kamu gak sengaja"
Enzy tidak menyalahkan Yaksa karena ini memang kamarnya dan Enzy yang bertamu tapi tidak tau diri, terlebih lagi Enzy menikmati kenyamanan tubuh Yaksa jadi tidak ada alasan buat marah.
Lagian Yaksa telah salah paham, Enzy menangis karena kepergian kakaknya bukan karena Yaksa menidurinya.
"kalau nggak marah kenapa mau pergi?"
"karena nggak ada alasan buat aku terus berada di sini" jawabnya, Kenzo telah tiada dan dia tidak memiliki alasan untuk kembali ke sini, pikirnya.
Tidak, bukan hall seperti ini yang Yaksa harapkan, Enzy sangat dibutuhkan disini "banyak alasan buat lo tetap berada di sini En" jawab Yaksa serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkness Light
Mystery / ThrillerAntara Hitam dan Putih, Gelap dan Terang, Salah dan Benar Aku sedang berusaha berada diantara keduanya. 'Enzy' Setelah menetap 4 tahun di negara Hitler. Ia memutuskan untuk kembali pulang guna mengusut kematian sang ibunda yang menurutnya janggal. ...