TDL - CHAPTER 32

19 2 0
                                    

31 Desember, 19.17 WIB

Dihalaman belakang rumah Enzy di daerah Jakarta Timur. Sudah berdiri dua tenda, satu tikar lebar yang akan digunakan untuk makan besar, serta api unggun yang masih berupa tumpukan kayu.

Halaman belakang yang sebelumnya hanya halaman kosong dengan rumput ilalang yang kelewat tinggi kini telah berubah menjati camp dadakan.

Ntah apa yang ada dipikiran Richard, Raziq, dan Adit. Rencana awal yang hanya hanya bakar-bakar dan makan bersama berubah menjadi nge-camp.

Enzy sempat keberatan dengan ide itu, tapi yasudahlah, sekali-kali ngebuat orang lain senang tidak ada salahnya.

"Indra sama Ryan kemana coba?" gerutu Richard yang ntah sudah keberapa kalinya menanyakan keberadaan kedua sahabatnya.

Enzy tidak yakin jika kedua laki-laki itu akan datang. Yaksa bahkan sampai sekarang masih tidak bisa dihubungi, dan Enzy yakin Indra juga sama jika melihat Intan yang terus bergumam tidak jelas dengan ponsel di telinganya.

"kok gak aktif sih?" adu Intan

"kita mulai aja, mereka mungkin nggak dateng"

"Lo coba hubungi Ryan En!" Pinta Richard

"Yaksa tidak aktif semenjak kemarin" jawab Enzy

"Emang iya?" tanya Richard memastikan dan Enzy mengangguk sebagai jawaban.

"Sialan" Richard memaki sambil membanting capit di tangannya "gue mau pergi dulu, gue pastiin mereka bakal dateng sebelum tengah malem" ucapnya lalu pergi begitu saja.

Enzy mengambil pencapit yang Richard banting, membersihkannya lalu melanjutkan pekerjaan Richard karena laki-laki itu pergi ntah kemana.

"Aku bantu kak"

Enzy mendongak mendapati Raziq yang sudah berdiri di depannya "Iya ziq, tolong itu ikannya bawa kesini"

Raziq mengangguk lalu melakukan apa yang Enzy perintahkan "kak Meylani kemana?, dia yang ngundang kita, tapi kok gak ada disini?"

"ke supermarket depan, bentar lagi paling juga kembali"

Enzy baru menyadari sesuatu, jarak antara rumah Enzy dengan supermarket sangatlah dekat bahkan tidak sampai satu kilometer. Tapi untuk berbelanja bahan ringan dengan jarak sedekat itu waktu satu jam itu sangatlah lama.

"ENZY"

Tiba-tiba Meylani datang dari dalam rumah sambil meneriaki namanya "ikut gue" ucapnya sembari memberikan kantung belanjaan kepada Riya.

Langkah Meylani berhenti di dapur rumah Enzy. Dia tidak memikirkan tempat lain yang aman untuk mereka berbicara.

Jika harus kedepan mungkin penjaga Rajawali akan dengar, jika terlalu dekat dengan halaman belakang teman-temannya bisa dengar, jika harus ke lantai dua terlalu lama.

"ada apa?"

"tadi kan gue ke supermarket, gue gak langsung pulang, tapi ke markas Rajawali dulu siapa tahu bakal ketemu Ryan sama Indra disana"

Wajah Enzy yang awalnya santai berubah serius "terus?"

"jalan menuju markas ditutup, di jaga ketat anjir"

"kenapa?"

"gak tau, dan yang ngejaga kayaknya bukan anak Rajawali deh"

"terus?"

The Darkness LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang