TDL - CHAPTER 27

17 4 0
                                    

-***-

Enzy dan Yaksa barusaja pulang dari kediaman Dharmadyaksa, rumah dari orang tua Yaksa. Rumah yaong sangat hangat bahkan untuk sebuah keluarga yang barusaja melalui terpaan badai kehidupan.

Enzy disambut hangat disana, sapaan-sapaan ringan dari pekerja membuat Enzy yakin jika dirinya sangat diterima disana.

Mama Yaksa bercerita banyak hall mengenai putra tertuanya, dari yang sudah mulai membolos waktu SD, suka tawuran di waktu SMP dan tiba-tiba bertaubat di masa SMA.

Enzy baru tahu jika nama 'Yaksa' adalah panggilan masa kecilnya, dan Yaksa diambil dari marga Dharmadyaksa yang tidak lain tidak bukan adalah nama almarhum kakek buyutnya.

Dan ternyata hanya teman sekolah saja yang memanggilnya Ryan, hanya disekolah Yaksa berperilaku layaknya good Boy. Nyatanya tidak jauh-jauh dari kata Bad Boy.

Miranda beberapa kali berterimakasih pada Enzy karena mau menerima dan menemani Yaksa selama ini, walau nyatanya dirinya dan Yaksa belum ada setengah tahun saling mengenal.

Tidak tahu harus bersikap bagaimana, Enzy hanya mengangguk dan mengiyakan setiap pernyataan Miranda.

Enzy bahkan sempat berbincang dengan Raziq, beberapa kali mereka bertemu tapi tidak sempat untuk mengobrol, hanya kalimat sapaan yang terlontar.

Dan untuk pertama kalinya, Raziq mengungkapkan isi hatinya "aku selalu merasa bersalah kak, karena aku kak Yaksa pergi, dan karena itu juga mama bersedih" ujarnya waktu itu.

Raziq mengetahui yang sebenarnya, dan karena itulah ia selalu menyalahkan dirinya atas kepergian Yaksa dan renggangnya hubungan antara kakak dengan sang ayah.

Bukan Miranda ataupun Kaisan yang memberitahu Raziq kebenarannya, tapi saat Miranda dan Kaisan sedang dalam percekcokan yang cukup panas, Raziq tidak sengaja mendengar semuanya.

Rasa bersalah, rasa sedih, marah, dan jijik terhadap dirinya sendiri, membuat dirinya mengasingkan diri, menjauh dari semua orang.

Sampai akhirnya Miranda menyadari jika Raziq berubah, dan ternyata putranya itu sudah mengetahui semuanya. Tentu Miranda tidak tinggal diam, mengesampingkan kebenaran yang ada, Raziq tetap putranya, ia sangat mengayangi Raziq ntah darimana asalnya, dan siapa yang melahirkannya.

Miranda tidak pernah sekalipun menyalahkan putranya, ini adalah ujian dari Tuhan, ia hanya harus berusaha sekuat tenaga untuk bertahan, dan menerima semuanya, terlebih suaminya telah mengakui kesalahan yang telah diperbuat dan meminta maaf kepadanya.

Walau sang bunda telah meyakinkannya, rasa bersalah tetaplah ada. Ia ingin membawa kakaknya kembali, tapi ia tidak memiliki keberanian, alhasil dia hanya bisa diam.

"Yaksa tidak pergi karena kamu, ada alasan lain yang membuatnya harus memisahkan diri" ucap Enzy membetulkan pernyataan Raziq.

Raziq sempat mempertanyakan apa alasan itu, tapi tidak mungkin Enzy memberitahu Raziq. Raziq hanya cukup tahu jika Yaksa sangat mengayanginya, dan Yaksa pergi bukan karena dirinya.

"ngobrol apa aja sama mama?" tanya Yaksa.

Saat ini mereka tengah berada di perjalanan menuju Markas sepulang dari kediaman Dharmadyaksa.

"kamu nakal waktu SMP"

Yaksa tertawa pelan "udah kuduga"

"kalau kamu senakal itu dulu, apa yang membuatmu bertobat?" tanya Enzy mengingat Yaksa lebih taat aturan saat ini.

The Darkness LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang