—
—
—
—
—
Enzy tengah berada di perjalanan menuju markas, tidak seperti beberapa bulan lalu dimana ia menggunakan sepeda, setelah kejadian itu ia selalu menggunakan mobil.
Ia trauma jika harus berurusan dengan anggota semacam Rafi dan Hanif, walau 75% sudah mengenal Enzy saat ini, tapi tetap saja, niat buruk akan selalu ada, terlebih Rafi ketahuan berhubungan dengan anggota Selatan.
Enzy teringat dengan Syilla, ternyata gadis itu masih mengingat kejadian 7 tahun yang lalu, bahkan ia tampak tegang saat Enzy mengusap kepalanya, tapi ia tampak lebih tenang saat Enzy tersenyum kepadanya.
Dilain sisi, Yaksa sedang sibuk dengan pistol di kedua tangannya. Menembak satu persatu target yang terpasang di sekelilingnya. Yaksa tidak kidal tentu kemampuan tangan kanannya lebih baik dibanding tangan kirinya.
Hanya dengan mengenai target saja itu sudah lebih dari cukup, ia tidak menuntut lebih dengan kemampuan tangan kirinya, ia akan mengimbanginya dengan kecepatan tangan kananya.
Yaksa berputar di tempat yang sama, dengan mata terpejam ia meratakan tembakan peluru ke semua target yang ada. Seseorang berdiri tepat di depan target terakhir.
Yaksa masih menutup matanya, tangannya terulur siap menembak, ia tersenyum kilas dan 'DOR' peluru berlalu tepat di samping telinga seseorang tersebut dan mengenai target dengan sempurna.
Enzy menatap Yaksa tajam, sedangkan yang ditatap hanya terkekeh pelan, ia tidak lagi menutup matanya, ia berjalan mendekati sang kekasih, sebelum itu ia lebih dulu meletakkan pistolnya di atas meja beserta penutup telinga yang ia kenakan.
"gak papa kan?" tanyanya memastikan.
Enzy membuang nafas kesal "telingaku berdengung" adunya.
"Maaf" ucap Yaksa sambil mengusap pelan kedua telinga Enzy.
Enzy tahu Yaksa tidak bermaksud melukainya, dialah yang masuk tanpa permisi, jadi ia harus menerima konsekuensinya.
Mendengar suara tembakan adalah hall yang sangat Enzy benci karena mengembalikan ingatannya pada masa lalu, terlebih mengembalikan pendengaran seperti semula membutuhkan waktu, bahkan jika harus menghadapi musuh ia lebih memilih menggunakan senjata tajam ketimbang senjata api tersebut.
"gimana tadi?" tanya Yaksa
Enzy mengambil pisau dan melemparkannya asal ke arah target, dan tepat mengenai tengah-tengahnya spersis seperti yang ia lakukan di ruang kerja Tollison.
Inilah kemampuannya, sederhana tapi sangat berbahaya, sekali lemparan ia bisa membunuh tiga mangsa sekaligus, harusnya, tapi sampai saat ini Enzy belum pernah berhadapan dengan orang yang mengharuskannya menggunakan tehnik barusan "niatku hanya mengancam, dan melihat seperti apa ekspresi mereka saat aku mengetahui semuanya"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkness Light
Mystery / ThrillerAntara Hitam dan Putih, Gelap dan Terang, Salah dan Benar Aku sedang berusaha berada diantara keduanya. 'Enzy' Setelah menetap 4 tahun di negara Hitler. Ia memutuskan untuk kembali pulang guna mengusut kematian sang ibunda yang menurutnya janggal. ...