TDL - CHAPTER 15

38 7 1
                                    

_

_

_

_

-***-

Enzy bersandar di pintu mobil Yaksa, menunggu pemiliknya datang, acaranya di akhir pekan ini adalah Hang out bersama teman-temannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enzy bersandar di pintu mobil Yaksa, menunggu pemiliknya datang, acaranya di akhir pekan ini adalah Hang out bersama teman-temannya.

Setelah satu minggu di hadapkan dengan ujian, mereka membuat pleaning untuk merefreshkan otak masing-masing.

Awalnya Enzy menolak karena duduk membaca novel dalam kesunyain lebih menarik baginya. Tapi apalah daya saat Yaksa terus memintanya, bahkan laki-laki itu sempat merengek kepadanya.

Enzy sempat tidak percaya yang ia hadapi adalah Yaksa, karena sifatnya 180 derajat berubah.

"apa aku pernah bilang kalau aku gak suka menunggu?" ucap Enzy saat melihat Yaksa keluar dari markas.

"maaf En, ada sedikit urusan tadi" ucapnya lalu masuk kedalam mobil.

Yaksa mengendarai mobilnya pelan, sudah jam 10 lewat dia yakin teman-temannya sudah menunggunya, tapi bukan Yaksa kalau harus peduli dengan hall itu.

"aku memang tidak menyetujuan acara akhir pekan ini Yaksa, tapi membuat orang lain menunggu bukan hall yang baik" Omel Enzy, yang membuat Yaksa menambah kecepatannya.

Yaksa memasuki pekarangan rumah Enzy sepuluh menit kemudian. kedatangannya otomatis mendapat tatapan horor dari ke empat temannya. Bukan empat tepatnya lima, Ada Syilla ikut serta diantara mereka.

Enzy tidak mengetahui akan ada orang lain yang ikut, Syilla, salah satu list manusia yang tidak ingin Enzy temui ada diantara teman-temannya.

"ada Syilla?" Enzy menoleh kepada Yaksa, tapi laki-laki itu juga menampilkan ekspresi bertanya, itu berarti Yaksa juga tidak mengetahui hall ini.

"kita akan kembali" ujar Yaksa

"tidak" Yaksa yang hendak membalikkan mobilnya seketika berhenti.

"ini ulah mereka" Enzy menatap satu persatu teman-temannya "aku tidak ingin membuat mereka kecewa, akan ada hasil di setiap usaha bukan?, mereka telah berusaha"

Yaksa mengangguk, ia tidak tahu apa tujuan Enzy sebenarnya. Ia hanya akan menuruti apa yang gadis itu inginkan.

"bersikaplah seperti biasa"

Yaksa membuka atap mobil, lalu berdiri menatap yang lainnya dengan senyum ramahnya. Ia terlupa akan sesuatu, jika dia telah membuat teman-temannya menunggu.

"gak usah senyum-senyum, gue gak bakal tergoda" judes Riya dengan berkacak pinggang

"kalau lo gak punya jam di rumah, bilang bakal gue beliin yang gede buat lo" ucap Richard yang juga menatap tajam ke arahnya.

The Darkness LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang