-
-
-
-
-***-Enzy berdiri di depan toilet wanita menunggu Riya selesai dengan ritualnya, 10 menit berlalu kini Riya keluar dari toilet sambil menepuk-nepuk roknya yang basah.
"udah En, Ayok"
Di sepanjang koridor Enzy terus melihat ke arah lapangan, melihat seorang siswa yang sedang berlari mengelilingi lapangan, ia belum menyadari siapa siswa itu sampai ia tersentak, menghentikan langkah kakinya.
"Yaksa?" gumamnya
Riya ikut berhenti "ada apa En?" tanyanya lalu mengikuti arah pandang Enzy "oh Ryan?"
"Ryan?" Enzy mengernyit bingung 'kenapa mukanya mirip Yaksa ya?' batinnya
"Iya Ryan"
"sedang apa dia?"
"palingan di hukum"
"karena?"
"tumben lo kepo sama hidup orang En?" ucap Riya bermaksut mengejek tapi tak urung menjawab pertanyaan Enzy "dia itu sering alpa, kalau di ingat-ingat ini udah 6 hari terakhir kali gue liat dia, eh nggak" Riya sejenak menghitung jemarinya "5 hari maksutnya" ralatnya.
"5 hari?" tanya Enzy sedikit terkejut. Lima hari sudah cukup lama bagi seorang bad untuk membolos, menurut Enzy.
"iya"
"Bad Boy?"
"NOO, Big No dia tipikal Soft Boy?. Eh tapi gak tau sih, soalnya dia itu baik, ramah, pinter, pokoknya baik deh, tapi sayangnya suka gak masuk sekolah tanpa ijin, padahal ayahnya pemilik yayasan"
"pemilik yayasan?"
"he'em, dia anak konglomerat semua terjamin, dia dikelilingi oleh harta melimpah, Eh, tapi yang gue denger dia itu gak pernah pulang ke rumah loh" ujarnya persis seperti ibu-ibu komplek saat ngegosip
"Oh ya?" tanya Enzy tidak begitu yakin
"iya En, terus yang gue denger-denger lagi nih ya, katanya dia itu ikut geng berandalan gitu ih serem banget. Terus ya katanya di tangan kirinya ada tato yang ditutup sama sarung tangan"
Enzy menatap ke arah tangan kiri laki-laki tersebut, dan memang benar memakai sarung tangan kulit, berwarna hitam.
"tapi gue sih gak percaya masak anak sebaik dan seramah Ryan bisa ikut kayak gituan, coba liat penampilannya aja rapih gak ada yang kurang" ujar Riya, mengucapkan segala yang ia ketahui.
"Ooo" Enzy mengangguk-angguk.
"yodah yok kekantin, Intan pasti udah nunggu" ajak Riya, lalu melanjutkan langkahnya.
Seperti biasa, mereka selalu berjanji untuk bertemu di kantin. Berhubung Riya kebelet buang air kecil alhasil ia ketoilet dulu sebelum ke kantin.
Enzy, Intan dan Riya sedang bersantai di kantin, menghabiskan waktu istirahatnya dengan memakan apapun yang ingin mereka makan, dan mengghibah tentunya.
"kira-kira Richard suka sama gue gak ya?" gumam Riya
"menurut lo dia suka lo apa nggak?" tanya Intan
"nggak tau"
Malam tadi, setelah Enzy megajari Riya materi Matematika. Riya bercerita pasal dirinya yang tertarik dengan laki-laki yang bernama Richard.
Enzy tidak mengetahui siapa Richard, alhasil ia hanya mengangguk mendengarkan ocehan gadis itu, dan kali ini Riya bergumam pasar Richard, lagi.
"pastikan jika ingin tau" ujar Enzy
"caranya?"
"ungkapkan perasaanmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkness Light
Mystery / ThrillerAntara Hitam dan Putih, Gelap dan Terang, Salah dan Benar Aku sedang berusaha berada diantara keduanya. 'Enzy' Setelah menetap 4 tahun di negara Hitler. Ia memutuskan untuk kembali pulang guna mengusut kematian sang ibunda yang menurutnya janggal. ...