Hari ini adalah hari wisuda galang
" selamat ya anak ku sayang " ucap mama lita mencium pipi galang dan memeluknya
" selamat ya kakak ku sayang " ucap prilly memeluk galang
" selamat ya sayang " ucap milla cipika cipiki sama galang
Mereka pun foto wisuda
Pose 1 : galang ditengah, mama prilly di kanan dan prilly di kiri ( foto formal
Pose 2 : galang bersama milla ( foto formal
Pose 3 : mama lita duduk, dibelakangnya galang memegang bahu mama lita, dikiri prilly dan di kanan milla ( foto formal )
Pose 4 : galang mencium pipi mamanya sambil memeluk pinggang mamanya
Pose 5 : galang memeluk milla dan milla balas memeluk
Pose 6 : galang merangkul milla dan prilly
SKIP
" sayang.. besok aku mau ajak kamu ke sebuah acara, kamu mau ya
" iya sayanggg " ucap prilly
" sayang, liat deh, ini foto kak galang sama kak milla, mereka cocok yaaa " ucap prilly menunjukan fotonya kepada rasya
" cocok kok, kalo aku sama kamu cocok ga ? " tanya rasya menggoda prilly
" itu biar tuhan aja yang jawab " ucap prilly bersandar ke bahu rasya
Keesokan harinya
" sayang.. aku gak pede nih " ucap prilly kepada rasya
" tenang aja sayang, kan ada aku " sahut rasya menggandeng tanga prilly
" sayang, aku mau ambil minum dulu ya " ucap prilly meninggalkan rasya
" elo ? Ngapain lo disini ? " tanya ghina
" aku nemenin pacar aku " ucap prilly
" lo tuh ga pantes disini " sahut ghina sambil menumpahkan minuman ke baju nya sendiri
" sayang... prilly nyiram aku pake air " ucap ghina
" lo itu keterlaluan banget ya, gue bener bener benci sama lo " ucap ali kepada prilly dan meninggalkannya
" lo itu ga pernah bener bener mencintai gue prill, tatapan lo ke ali ga bisa dibohongin, lo cuma sayang sama dia prill " batin rasya
" sayang kamu ga apa apa ? Kita pulang ya " ucap rasya menarik prilly meninggalkan tempat itu
SKIP
" piyii... " ucap marsha menghampiri prilly dengan menggandeng tangan randy
" ashaaaaa.... eh tunggu kok lo sama kak randy " sahut prilly heran
" kak randy udah jadian sama marsha prill " ucap randy
" sejak kapan ? " tanya prilly
" semenjak kita sering gereja bareng prill " jawab marsha tersipu malu
" kak randy sekarang gimana kabarnya ? Udah kerja dimana ? Jarang banget ngehubungin aku nih " ucap prilly merajuk
" kakak kerja di singapura dek, makanya jarang kesini " ucap randy
" sekarang kak randy lagi ngurus bisnis nya yang ada dijakarta selama 2 minggu, mungkin minggu besok kak randy balik ke singapura lagi " ucap marsha
" cepet banget sih kak cuma seminggu lagi disini " ucap prilly
" iya, nanti kita jalan bareng ya " ucap randy mengelus kepala prilly
SKIP
" sayang.. ini ada kompetisi masak gitu, aku mau kamu ikut ya " ucap rasya
" iya sayang, aku bakal buktiin ke kamu, ke mama, kak galang dan yang lain kalo aku bisa " sahut prilly semangat
" buktiin kalo wanita mungil ini punya talenta dan ambisi yang besar " ucap rasya mengelus kepala prilly
" iya sayang... aku sayang sama kamu " ucap prilly memeluk rasya
" iya sayang aku juga sayang banget sama kamu " sahut rasya memeluk prilly
" kamu janji ya bakal jadi orang hebat walau aku ga ada disamping kamu " ucap rasya
" kamu ngomong apaan sih, kamu kan janji akan dampingi aku terus " ucap prilly melepaskan pelukannya dan menatap tajam rasya
" aku hanya takut aja ga bisa jaga kamu selamanya " ucap rasya lirih
" kamu tuh ngomongnya kayak mau kemana aja deh, ga usah pikir yang aneh aneh ahh sayang, aku sayang kamu " ucap prilly kembali memeluk rasya
" aku juga sayang sama kamu " sahut rasya membalas pelukan prilly
SKIP
" awww " ucap prilly kesakitan karna tangannya teriris pisau
" lo kenapa prill ? " ucap nita
" ga apa apa nit, tapi kok perasaan aku ga enak ya " sahut prilly
" mungkin lo kecapean prill " ucap nita
SKIP
" tante rasya kenapa ? " tanya prilly menangis dan menghampiri tante dita didepan ruang ICU
" rasya kecelakaan prill, dia koma, terjadi pendarahan diotaknya prill " tante dita memeluk prilly erat
" rasya... " ucap prilly memeluk tante dita erat dan menangis
SKIP
Dijalan pulang" awasss " ucap seseorang menolong prilly yang hampir tertabrak mobil dan kini posisi orang tersebut diatas badan prilly
" kak randy.. prilly.. aku ga nyangka kalian kayak gini, mulai sekarang kita putus " ucap marsha meninggalkan mereka berdua
" kakak kejar marsha sekarang " ucap prilly bangun dan randy mengejar marsha
SKIP
" dek lo kenapa ? " tanya galang duduk diranjang prilly
" apa tuhan ga izinin prilly untuk bener bener bahagia ya kak " ucap prilly bersandar ke pundak galang
" lo ngomong apa sih dek, lo kenapa ? " tanya galang
" disaat prilly udah mulai sayang sama rasya, sekarang rasya harus berjuang untuk bertahan hidup karna kecelakaan, dan marsha marah sama prilly karna salah paham atas prilly dan kak randy " ucap prilly menangis
" tuhan ga pernah tidur kok dek, lo lagi di uji sekarang, oh iya itu kertas apa ? " tanya galang
" sebelum kecelakaan, rasya nyuruh aku buat ikut lomba masak ini kak " jawab prilly
" lo harus buktiin ke kita kalo lo bisa jadi juara masak itu, terutama buat rasya " ucap galang menepuk pundak prilly dan meninggalkannya dikamar
SKIP
" sayang.. kamu bangun dong, besok aku mau lomba, masa kamu ga liat pacar kamu ini berkompetisi sih, kan kamu yang nyuruh aku buat ikut kompetisi ini " ucap prilly menggenggam tangan rasya yang terkulai lemah ditempat tidurnya
" aku pulang dulu ya sayang, pokoknya kamu harus bangun " ucap prilly mencium kening rasya dan air mata prilly menetes di pipi rasya, kemudian rasya menitihkan air mata
SKIP
" loh.. marsha " ucap prilly melihat marsha yang duduk diruang tengahnya
" prilly... maaf ya aku udah salah paham sama kamu " ucap marsha memeluk prilly dan menangis dipelukan prilly
" kamu ga salah sha, itu salah aku " ucap prilly membalas pelukan marsha
" kak randy dan kak galang udah jelasin semua ke aku " ucap marsha menggenggam bahu prilly
" marshaaaaa " ucap prilly memeluk marsha dengan erat
" kamu yang sabar ya sayang, rasya pasti sadar kok " sahut marsha membalas pelukan prilly yang menangis terisak
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGHTING FOR LIFE AND LOVE
Fanfictionkisah seorang gadis mungil yang jauh berbeda dengan ambisinya yang besar prilly anindita hermawan... seorang gadis tangguh yang mencoba melawan hidup yang keras