7. Pretend to Love Him

1.9K 232 7
                                    

Hai, hai!

Siap ketemu Xeryn lagi?

Yok tandai typo dan jangan lupa votenya, ya. Kritik dan saran sangat diterima, tetapi tolong disampain dengan sopan dan santun, ya.

SELAMAT MEMBACA
■■■

Xeryn melempar tas di atas sofa. Emosi menguasainya. Tadi, gadis itu sudah berusaha menahan diri, tetapi gagal. Dalam sekali lihat, Xeryn sudah tahu jika Keisha penuh dengan kebohongan.

"Xer, lo nggak seharusnya ngomong kayak tadi."

Daniel yang berada di belakang Xeryn berujar sambil mendudukkan diri di atas sofa. Tas yang semula Xeryn lempar, dipindahkan ke atas meja. Juna juga ada di sana. Duduk di dekat Daniel. Pria itu memutuskan ikut pulang ke rumah Wiranto lebih dulu.

"Udahlah," kata Juna menanggapi.

Xeryn berbalik, menatap Juna tajam.
"Lo kalau cari cewek yang bagusan dikit!" katanya dengan penuh kekesalan.
"Jun, dengar! Dompet lo tebal, atm lo banyak, lo pintar, tampan dan sehat, lo juga baik. Nggak ada yang kurang! Tapi kenapa sekalinya lo cari cewek, modelan kayak dia?"

Juna diam mendengar ucapan Xeryn, seperti anak yang ketahuan bertengkar oleh ibunya. Sedangkan Daniel berusaha menahan tawa. Berbeda dengan Xeryn, gadis itu malah meneruskan ucapannya.

"Gue nggak tahu mata lo buta atau gimana. Tapi, Jun, sialan!" umpat Xeryn karena emosi.
"Dia itu dari ujung rambut sampai ujung kaki palsu!"

"Xeryn ...."

"Lo ini udah kepalang cinta sampai jadi goblok atau gimana, sih? Emosi gue!" kata Xeryn sambil mendengkus keras.

Palsu yang dimaksud Xeryn bukan berarti Keisha operasi plastik atau sejenisnya. Namun, gadis itu penuh dengan kepura-puraan. Banyak yang ditutup-tutupi. Senyum dan memberikan gesture ramah, itu semua palsu. Keisha hanya berpura-pura baik.

Tetapi, bukan itu poinnya. Yang Xeryn takutkan adalah jika ternyata, perasaan Keisha pada Juna juga hanya pura-pura. Gadis itu ... pura-pura mencintai Juna dengan ada maksud tersembunyi. Bisa saja, hal itu membuat Juna akan terluka nantinya.

●●●
Sejak hari itu, ketika mereka berkenalan, Keisha sudah tidak menahan diri lagi. Berulang kali gadis itu akan mengganggu Xeryn. Mendorong pundaknya, menjulurkan kaki agar membuat Xeryn terjatuh, atau hanya sekadar menyindir Xeryn.

Namun, jelas, Xeryn tidak bodoh. Gadis itu akan balik menendang kaki Keisha ketika dia menjulurkan kaki atau Xeryn juga ikut mendorong pundak Keisha ketika gadis itu menabraknya.

Tetapi, baik Xeryn ataupun Keisha hanya melakukan hal tersebut ketika tidak ada para pangeran di sana. Keisha masih memainkan perannya sebagai putri di antara para pangeran. Gadis itu jelas tidak mau ada yang melihatnya buruk. Kesan seorang putri yang baik hati dan anggun harus melekat dalam dirinya.

Seperti hari ini, Xeryn yang hendak bolos kelas berdecak ketika mendapati Keisha berdiri di dekat kolam renang sekolah. Kelas dua belas ada ujian praktek renang. Seharusnya sekitar 20 menit lagi, tetapi Keisha memilih datang lebih cepat.

"Wow, apa yang buat lo datang ke sini?" tanya Keisha seraya berjalan ke arah Xeryn yang mengerang kesal.
"Pengen ngintip kakak kelas renang?"

Xeryn merotasikan matanya. Tak ingin menanggapi. Gadis itu memilih pergi, dia akan memilih jalan lain saja untuk bolos.

"Gue tahu lo nggak benar-benar suka sama Sean," kata Keisha tiba-tiba.

Ucapan itu tentu saja berhasil membuat Xeryn terdiam dan segera berbalik. Menatap nyalang ke arah Keisha yang kini menyeringai jahat.

Keisha kini berdiri tepat ke arah Xeryn.
"Lo bilang gue pura-pura, penuh kepalsuan, terus lo nyebut diri lo apa?" tanya gadis itu sambil memainkan ujung rambut Xeryn.
"Nggak usah munafik! Gue udah tahu semuanya."

"Jangan bicara seolah-olah lo tahu segalanya!" Xeryn menunjuk Keisha penuh peringatan.

Keisha tertawa sambil melipat tangannya di depan dada. Matanya menatap remeh ke arah Xeryn.
"Gue tahu, Sayang. Gue tahu segalanya. Lo terima tunangan Sean karena ada maksud lain, 'kan? Jujur aja deh. Kita saling terbuka sekarang."

"Shut up!" umpat Xeryn masih menahan intonasi suaranya.
"Lo nggak tahu apa-apa!"

Keisha tertawa licik sambil mendorong Xeryn.
"Gue tahu! Lo itu nggak benar-benar suka sama Sean! Lo hanya manfaatin dia! Kenapa? Sepupu gue populer, he is a king of Altarik. Oh, jadi lo manfaatin itu buat naikin reputasi lo?"

Xeryn mendengkus.
"Gila! Gue nggak selicik itu," ujarnya.
"Sean ... dia nggak seburuk itu untuk hanya bisa gue manfaatin. Lagi pula dia nggak bodoh. Nggak mungkin dia bisa kemakan drama gue jika benar gue hanya manfaatin dia. Lo nggak kenal baik siapa Sean!"

Xeryn berbalik, tak ingin meladeni Keisha lebih lama lagi. Namun rupanya gadis itu tidak membiarkannya pergi. Terbukti dengan kini Keisha berbicara lebih banyak lagi dan lebih menjengkelkan.

"Jadi maksud lo Juna seburuk itu hingga mau gue manfaatin?" tanya Keisha sambil menyeringai jahat.

Xeryn berbalik, matanya menajam. "What do you mean?" Keisha tertawa dan itu berhasil memancing emosi Xeryn.
"Tell me! What do you fucking mean?"

"Juna ... dia itu cukup bodoh hingga bisa sesuka itu sama gue," kata Keisha masih dengan seringai penuh penghinaan.
"Dia pikir gue benar-benar suka sama dia. Mungkin ya karena gue terlalu cantik, ya? Nggak salah sih. Tapi, Xeryn ... gue nggak pernah suka sama kakak lo itu. Dia hanya badut yang bisa gue manfaatin."

"Fuck up, Bitch!" umpat Xeryn penuh emosi.

Namun, Keisha rupanya tidak paham jika dia dalam bahaya. Gadis itu malah tertawa dan kembali melanjutkan ucapannya.
"Mau gue ceritain dari mana dulu? Dari dia yang ngejar-ngejar gue dengan coklat waktu kecil atau dia yang bela-belain ke Italia hanya untuk nembak gue jadi pacarnya?"

Xeryn mengepalkan tangannya erat. Gadis itu berusaha menahan diri untuk tidak melayangkan tendangan pada wajah Keisha.

Hal yang Xeryn takutkan terjadi. Gadis itu ... hanya berpura-pura mencintai Juna. Kakaknya hanya dijadikan sebuah mainan. Sialan, Xeryn sangat membenci hal ini.

"Tapi gue nggak suka satu hal," kata Keisha lagi.
"Gue nggak suka mainan gue diambil orang lain."

Xeryn diam. Belum berbicara. Belum merespon balik ucapan gadis di hadapannya ini. Keisha maju, mendorong pundak Xeryn kasar.

"Lo! Lo yang rebut dia dari gue!" Keisha berujar marah.
"Juna nggak punya adik dan sialan! Lo yang entah datang dari mana hingga buat dia jadi lebih mentingin lo dibanding gue! Gue cinta pertama Juna, Jalang! Dia hanya harus jadi milik gue!"

Xeryn menatap tajam ke arah Keisha. Gadis itu balik mendorong Keisha hingga membuat Keisha mundur satu langkah.

"Lo nggak pernah pantas untuk Juna! Juna berhak mendapatkan yang lebih baik dari lo!" ujar Xeryn dingin.
"Enyah dari hidup Juna, Sialan!"

"DIAM!" teriak Keisha lepas kendali. Gadis itu tertawa selama beberapa saat sebelum berujar, "Lo akan menyesal karena berurusan sama gue."

Xeryn menatap Keisha penuh penghinaan.
"Lo yang akan menyesal!"

Keisha menatap Xeryn tajam. Gadis itu menarik tangan Xeryn sebelum menjatuhkan diri ke dalam kolam renang.

Tidak, dia tidak menarik Xeryn bersamanya.

Namun, dia membuat tangan Xeryn terjulur ke depan. Seolah-olah Xeryn yang mendorongnya.

Tepat ketika teman-teman sekelasnya datang. Tentu saja di sana ada Juna, Daniel, Leo, Zoey dan Sean.

"Xeryn?"

■■■
To be continue~

Unexplained✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang