16. Akibat Dari Sebuah Dendam

1.6K 210 22
                                    

Hai, hai!

Naya balik lagi. Seperti biasa, tolong tandai typo, ya. Vote dan komen juga jangan lupa.

SELAMAT MEMBACA
■■■

"Nggak ada. Gue udah keliling gedung ini tapi nggak ketemu. Padahal motornya ada."

Juna mengusap wajahnya frustasi ketika mendengar ucapan Leo.
"Lo udah dapat kabar dari Xeryn?" tanya pria itu pada Zoey.

Zoey menggeleng.
"Belum," jawabnya.

"Gue udah cek GPS-nya Daniel, tapi nggak dapat. Titiknya berhenti di gedung ini," jelas Sean membuat Juna menghela napas kasar.

"Coba cek GPS-nya Xeryn!"

Perintah dari Juna dijawab anggukan oleh Sean. Segera pria itu melacak titik keberadaan tunangannya. Dering di ponsel Juna terdengar, segera saja pria itu mengangkat panggilan ketika nama adiknya tertera sebagai pemanggil.

"Halo, Xer. Lo di mana?" tanya Juna cepat.

Namun tak ada jawaban. Hanya ada deru napas putus-putus dan suara berisik. Seperti ... perkelahian karena berulang kali terdengar benturan, teriakan, dan umpatan-umpatan keras.

"Xeryn!" panggil Juna dengan wajah yang memucat.

"Titik GPS-nya di gedung tua, bekas Pabrik X12. Jl. Bunga Indah," kata Sean membuat Juna menoleh cepat padanya dengan wajah yang menegang.

"Kita ke sana sekarang!"

●●●

"Back to hell, Bitch!"

"Lo yang ke neraka, Bangsat!"

Sebelum Rico menoleh sepenuhnya pada sumber suara, Juna lebih dulu menendang wajah pria itu.

"Berani banget lo nyentuh adik gue!"

Mata Juna menggelap dan langsung melayangkan pukulan bertubi-tubi pada Rico. Bagai kesetanan, Juna tak sadarkan diri menghajar pria itu.

Rico yang mulai kewalahan melawan Juna mengeluarkan pistol dari sakunya. Melihat itu, Juna segera menendang tangan Rico yang akan mengarahkan pistol tersebut padanya, hingga peluru tersebut mengarah ke langit-langit gedung dan suara tembakan terdengar keras.

Juna kembali melompat ke arah Rico, duduk di atas perut pria itu dan memberikan bogem ke wajah Rico. Juna seperti bukan dirinya sekarang. Dia benar-benar menghajar Rico dengan brutal. Sampai Zoey menahan tubuh sahabatnya agar berhenti.

"Jun, udah. Dia udah sekarat!" ujar Zoey keras, berharap sahabatnya itu sadar.
"Adik lo dan Daniel butuh kita untuk cepat ke rumah sakit. Polisi udah datang buat nanganin dia!"

Juna akhirnya berhenti menghajar Rico yang kini penuh dengan lebam dan darah yang mengalir dari tubuhnya.

"Atas dasar apa lo nyentuh Xeryn?" tanya Juna sambil menatap tajam ke arah Rico.

Rico tertawa dan kemudian terbatuk darah. Pria sinting. Dia sudah kehilangan kewarasannya.
"Gu-e hanya i-ingin dia tahu gimana rasanya sa-at adik gue mati di tangan dia."

"Apa maksud lo?" tanya Juna dengan suara mendingin.

"XERYN UDAH BUNUH ADIK GUE, BANGSAT!"

●●●
Flashback On [5 Tahun Lalu]

Saat ini Xeryn berada di kelas enam Sekolah Dasar. Beberapa minggu lagi dia akan lulus dan masuk ke Sekolah Menengah Pertama.

Anak itu pulang sekolah dengan berjalan kaki. Jarak sekolah dengan rumah ayah tirinya memang tidak terlalu jauh. Xeryn juga tidak mau dijemput oleh bunda atau ayah tirinya.

Unexplained✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang