Hai, haii!
Mari kita sambut Xeryn dengan sebuah senyuman.
Jangan lupa vote dan komen, ya!
SELAMAT MEMBACA
■■■Sejak pertemuannya dan Daniel dua hari lalu, Xeryn merasa tidak ada lagi beban berat yang akan ia hadapi. Hidupnya akan terasa lebih tenang. Sebab, kekhawatiran akan perasaannya yang bisa goyah kapan saja dan luluh terhadap keras kepalanya Daniel untuk melangkah lebih jauh hilang seketika. Daniel sudah mengatakan jika dalam hubungan ini, ia pun akan ikut mundur. Seperti apa yang telah Xeryn lakukan.
Dengan langkah riang, gadis bermarga Atmadja itu melangkah memasuki gedung kampus. Namun, derap langkah berlari dari depan membuat Xeryn ikut menahan langkah.
Viola datang dengan wajah panik yang tentu membuat Xeryn bingung.
"Xeryn, oh godness!" kata Viola sambil menggenggam erat tangan Xeryn.
"What happened?" tanya Xeryn bingung.
Gadis itu menggeleng seraya berusaha menetralkan napasnya. "Xeryn, kamu dicari Jane! She is furious with you!"
Xeryn terdiam. Tidak mengerti mengapa Jane marah kepadanya. Seingatnya, mereka berdua tidak pernah bersinggungan. Ya, kecuali jika itu kegiatan kampus atau projek kelompok bersama.
Belum sempat Xeryn bertanya maksud ucapan Viola. Suara ribut-ribut dengan langkah cepat mendekat ke arah mereka.
"Damn it!" umpat Viola membuat Xeryn ikut menatap ke arah suara.
Terlihat Jane dengan wajah penuh emosi.
"Xeryn, stai uscendo con Matt¹?" tanya gadis itu langsung."Sorry, what?" tanya Xeryn tak percaya dan malah merasa lucu.
"Rispondimi²!" kata Jane lebih tegas.
"No³," jawab Xeryn yang malah membuat Jane mendorongnya.
"Bugiardo⁴!" ujar Jane dengan mata memerah. "Matt mengatakan jika kalian berkencan!"
"Terserahmu mau percaya atau tidak," kata Xeryn merasa tidak bersalah sama sekali. "Lagipula, jika kita benar-benar berkencan, apa hubungannya dengamu? Apa kamu kekasihnya? Tidak, 'kan?"
Jane membelalakkan matanya mendengar ucapan Xeryn. Kalimat gadis itu menambarnya sekaligus menjatuhkan harga dirinya.
"Taci⁵," kata Jane dengan nada mengancam.
"Berhenti memalukan dirimu sendiri! Jangan hanya karena obsesimu pada Matt, kamu terlihat seperti wanita murahan!" ujar Xeryn sambil berlalu.
"Bitch!"
Namun, umpatan Jane disertai jambakan gadis itu padanya membuat Xeryn mengumpat keras.
Dengan gerakan cepat Xeryn memutar tubuhnya sekaligus memutar tangan Jane yang menjambak rambutnya. Secara refleks, jambakan itu terlepas.
Mata Xeryn menggelap. Sisi iblis dalam dirinya pelahan bangkit lagi setelah sekian lama terdiam. Gadis itu mencengkram kuat tangan Jane hingga kuku-kuku cari Xeryn tertanam di lengan gadis itu. Membuat sedikit darah mulai terlihat.
Ringisan kecil dari Jane terdengar. Namun, seolah telah dirasuki setan, Xeryn malah makin menguat cengkramannya.
"Don't disturb me again!" kata Xeryn penuh ancaman. "I'll kill you!"
Gadis itu melepaskan cengkramannya dengan kasar hingga membuat Jane terduduk di lantai.
"Vafanculo⁶!" kata Xeryn sebelum meninggalkan Jane yang kini menggigil ketakutan dengan air mata yang menetes.
●●●
Bologna, Italia.Dari sekian banyak negara di dunia ini, mengapa Xeryn memilih Italia sebagai tempat pelariannya?
Alasannya bukan karena di sini ada universitas tertua di Eropa atau karena wisata kuliner yang terkenal. Itu hanya bonus semata.
Namun, karena Italia adalah negara di mana Zakeisha Lesham dulu tinggal. Tempat yang menjadi awal mula kisah percintaannya yang kini telah berakhir.
Xeryn datang dengan harapan jika kisahnya bisa kembali ditulis. Dengan alur cerita yang lebih baik.
Daniel, Juna dan Sean adalah tiga nama yang berperan penting dalam kisah cintanya. Pun juga Keisha yang menjadi tokoh antagonis dalam kisah ini. Atau mungkin sebenarnya, Xeryn sendiri yang menjadi tokoh antagonis itu?
Xeryn hanya membutuhkan Keisha untuk mengambil peran jahat dalam kisahnya agar dia bisa bertingkah jika dirinyalah yang menjadi pemeran protagonis dalam kisah ini.
Ya, mungkin memang ... seperti itu.
Lagipula, kisah cintanya kini telah usai. Tidak perlu diceritakan lagi, juga tidak perlu diulangi lagi.
Tentang semua rasa yang hanya berakhir menjadi sebuah nestapa. Perasaan yang harusnya ada, dipaksa menjadi tiada. Xeryn merasa, ini adalah karma untuknya.
Harusnya, dia tidak melunak sehingga patah itu tidak semenyakitkan ini. Bohong jika dia baik-baik saja setelah memutuskan untuk berpisah dengan Sean, pun juga mengatakan tak akan menerima uluran tangan Daniel.
Jika ... jika dia baik-baik saja. Maka, dia tidak akan pergi meninggalkan Indonesia.
Seperti apa yang dikatakan Juna di bandara enam bulan lalu.
Flashback On:
"Italia?"
Pertanyaan dengan nada tak percaya itu dijawab anggukan yakin oleh Xeryn.
"Nggak, Xer." Juna menggeleng keras. "Seminggu lalu lo yakinin gue jika lo perginya ke Jerman!"
"Tapi gue berubah pikiran," jawab Xeryn dengan kedikan bahu tak peduli. "Lagian apa bedanya sih gue ke Jerman atau ke Italia? Toh, sama-sama gue pergi dari Indonesia juga."
Juna tak menjawab. Pria itu memalingkan wajah, tak menatap Xeryn yang kini bergerak maju. Pelan, Xeryn memeluk Juna, meyakinkan kakaknya itu jika dia ... akan baik-baik saja.
"Nggak usah khawatir, Jun."
Juna balas memeluk Xeryn erat.
"Xer, lo tahu 'kan jika Italia punya kisah rumit dengan gue?"Anggukan Xeryn berikan.
"Itu alasan gue memilih ke Italia, Jun. Kisah tak menyenangkan dengan seseorang dari negara itu ... akan gue hilangkan."Helaan napas berat terdengar.
"Itulah mengapa gue khawatir, Xer." Juna makin mengeratkan dekapannya. "Karena lo nggak baik-baik saja selama ini.""Jun, gue baik—"
"Nggak, Xer," kata Juna dengan nada yang terdengat lebih pelan. "Lo ke Italia karena lo nggak baik-baik saja."
"Jun—"
"Jika lo baik-baik saja, lo nggak akan pergi."
Flashback Off
Xeryn berdiri di halaman depan kampus sambil mendongak, menatap langit biru Bologna dengan satu tetes air mata yang jatuh.
Dimulai dengan kisah yang tak terduga hingga tiba pada sebuah kisah yang belum sempat dijelaskan. Kini, semuanya cerita harus ia akhiri dengan harapan jika ini adalah akhir yang bahagia untuknya.
Ya, semoga kalian pun berpikir demikian.
■■■
The End~
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexplained✓
Teen Fiction[BAGIAN KEDUA DARI UNEX-SERIES] Cover by @jelyjeara_ ----- Xeryn pikir bahwa happy ending untuk kisahnya adalah ketika bertemu dengan ayahnya, memiliki dua kakak hebat yang selalu menyayanginya, dan bertemu dengan Sean. Namun, kedatangan Zakeisha Le...