18. Dampak Dari Obsesi

1.6K 209 16
                                    

Hai, hai!

Seperti biasa, tandai typo, ya. Jangan lupa vote dan spam komen juga. Komen kalian selalu Naya baca, kok. Tenang saja.

Peluk cinta dari Naya buat kalian semua yang selalu menunggu kelanjutan kisah ini.

SELAMAT MEMBACA
■■■

"Kalian sudah mendengarnya?"

"Apa?"

"Ketika prom night kemarin Daniel menghilang dan Xeryn mencarinya. Kabarnya, ternyata mereka mengalami kecelakaan hebat."

"Benarkah?"

Gadis itu mengangguk menyakinkan.
"Saat ini mereka sedang kritis. Gue dengar Daniel kehilangan banyak darah dan Xeryn tertembak."

Temannya menghela napas ketika mendengar hal itu.
"Sudah gue duga," katanya.
"Xeryn itu pembawa sial. Sejak dia datang ke Altarik, pasti ada saja hal-hal buruk yang terjadi pada para pangeran!"

Dara yang mendengar itu segera bangkit. Amel juga ikut berdiri dan beranjak. Mereka menghampiri meja si penggosip dan tanpa menunggu lama, Amel segera menendang kuat meja tersebut.

Tentu saja ha itu membuat orang-orang di kantin kaget. Terlebih mereka yang bergosip tadi. Mereka bertiga, anak kelas dua belas.

"APA-APAAN INI?!" teriak satu di antara mereka.

"Wenda ...," panggil Amel menyebut nama si gadis yang berteriak. Dia adalah orang yang sama ketika menyindir Xeryn di koridor waktu itu.

Wenda diam, dia tak menjawab panggilan tersebut. Gadis itu menunggu apa yang akan Amel lakukan.

Amel maju, memainkan rambut Wenda.
"Gue ingat lo adalah serangga pengganggu di koridor sekolah waktu itu," katanya pelan. Namun, sedetik kemudian jambakan kuat ia berikan hingga membuat Wenda berteriak kesakitan.
"Dan sekarang lo berdenging lagi. Lo tahu, suara lo itu mengganggu kuping gue, paham?"

"Ahkk! Lepasin!"

Amel tak menjawab. Gadis itu makin menguatkan jambakannya. Dara yang hanya diam di sana pun akhirnya berbicara.

"Informasi yang kalian peroleh benar." Dara menatap sekeliling, seolah mengisyaratkan jika dia berbicara kepada seluruh penghuni kantin.
"Xeryn dan Daniel sedang kritis di rumah sakit sekarang karena ada orang-orang gila yang mencelakakan mereka."

"Hah?"

"Apa maksudnya ini?"

"Itu direncakan berarti?"

Kantin yang semula hening karena aksi Amel tadi mulai ribut kembali. Bisik-bisik, tanda tanya, suara-suara mulai terdengar.

Amel mendengkus kesal karena Wenda mulai balik melawannya pun mengencangkan jambakan dan menyeret tubuh Wenda hingga kemudian ia mendorong kuat gadis itu ke dinding.

Dara mengangguk.
"Seperti yang kalian pikirkan, aksi itu benar telah direncanakan," katanya.
"Rico, anak IPS kelas dua belas yang berada di lokasi kejadian. Dia bersama teman-temannya mengeroyok Daniel hingga kehilangan banyak darah. Dia juga yang menembak Xeryn."

"Oh Tuhan! Bagaimana bisa?"

"Astaga, benarkah?"

"Sekarang, Rico sudah berada di penjara," ujar Dara lagi.
"Kedua Keisha, orang yang kalian sebut Putri Altarik. Dia salah satu otak dari perencanaan pembunuhan pada Xeryn."

Seruan tak percaya dan bisik-bisik dari seisi kantin makin ramai. Bahkan yang berada di sana makin banyak.

"Cewek itu sekarang sudah berada di Jerman dan tidak akan pernah diberikan akses keluar dari kotanya. Juga, Lesham Group telah diakuisisi oleh Gunawan Mahesa," Dara menjelaskan sembadi berjalan menuju Wenda dan menatap tajam gadis itu.

Unexplained✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang