Chapter 4

847 97 8
                                    

"Eungghh"

Namja cantik itu terbangun dari tidurnya kemudian mata beningnya perlahan terbuka. Kibum mengerjapkan matanya beberapa kali, dia melihat kekasihnya yang masih lelap tertidur sembari memeluknya.

Pipi namja salju itu merah merona membayangkan kegiatan panas mereka semalam. Pantatnya sedikit sakit dan pinggulnya seakan mati rasa. Area perutnya dan dadanya terasa lengket.

Changmin memang mengeluarkan hasratnya di luar. Atas permintaan Kibum namja jangkung itu tidak mengeluarkanya di dalam, karena Kibum takut hamil. Mereka belum menikah dan umur Changmin masih sangat muda untuk menjadi seorang appa.

"Mmhhh hey baby~" suara serak Changmin terdengar.

Namja jangkung itu mencium kening Kibum dan mempererat pelukanya. Changmin ingin tidur lagi namun hal itu tidak dilakukanya ketika merasakan gelagat Kibum yang aneh.

"Bummie wae? Apakah masih terasa sakit?"

Kibum menggeleng di dada Changmin, membuat namja tinggi itu tak sabar dan meraih dagu Kibum agar mendongak padanya.

"Ya Tuhan Bummie aku pasti menyakitimu. Mianhae. Ayo kita ke dokter saja!" Changmin panic ketika melihat mata bening Kibum berkaca-kaca.

Kibum semakin menenggelamkan kepalanya di dada telanjang Changmin dan memeluk namja tampan itu erat.

"Ania, sudah tidak terlalu sakit. A-Aku hanya takut..." ucap Kibum pelan.

"Takut? Wae?" Changmin mengelus surai hitam Kibum lembut.

"Aku sudah menyerahkan hartaku yang paling berharga padamu. Aku takut kau meninggalkanku setelah ini. Ak-Aku..."

"Sssstt cukup. Aku tidak tahu apa yang membuatmu selalu gelisah namun sekali lagi aku tekankan. Aku mencintaimu. Dan aku tidak akan pernah meninggalkanmu kecuali kau yang meninggalkanku duluan. Jika hal itu terjadipun, aku akan terus mengejarmu. I'll find you...even in the ends of the abyss"

Kibum memejamkan matanya ketika Changmin mengecup bibirnya mesra dan menjerit kecil ketika namja jangkung itu mengangkat tubuhnya menuju ke kamar mandi. Sepertinya mereka akan melanjutkan kegiatan mereka tadi malam.

.

.

Yunho POV

Aku memutuskan untuk mengunjungi umma dulu sebelum pergi ke kantor. Mungkin Changmin benar, aku sudah keterlaluan pada umma. Sudah waktunya aku sedikit melapangkan diri dan memaafkan. Aku tahu semua tidak sepenuhnya salah umma.

Yunho membelokan audy hitam miliknya ke sebuah rumah sakit terkenal di Seoul. Namja Jung itu kemudian melangkah menuju ruangan Mrs Jung dirawat. Setiap orang yang berpapasan denganya memandang kagum pada sosoknya yang tegap dan berkharisma khas keturunan keluarga Jung. Wajah tampan, tubuh atletis, dan kekayaan yang berlimpah membuatnya begitu diperebutkan.

Yunho sudah sampai di depan pintu ruangan ummanya namun sebelum dia sempat meraih handle pintu itu seseorang memanggilnya.

"Jung Yunho!"

"Oh Donghae, apa kabar?"

Lee Donghae adalah teman kuliahku di London dulu. Kami akhirnya mengobrol sebentar karena dia sedikit sibuk. Istrinya baru saja melahirkan anak kedua mereka. Aku sedikit iri dengan teman lamaku itu. Jika namja cantik itu masih ada, pasti aku juga sudah mempunyai buah hati sekarang.

"Baiklah jika begitu, aku pergi dulu. Lain kali kita minum bersama okay?"

"Tentu saja. Sekali lagi chukae"

MAGENTA *COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang