Chapter 12

898 107 23
                                    

Lanjutan flashback

"Maaf tapi saya tidak bisa melakukanya"

"Aku tidak peduli. Kau tahu sendiri sifat Yunho, dia akan langsung mencari istrinya ketika dia bisa melihat lagi tanpa rencana yang matang. Dia akan mengacaukan semuanya Taeyang-ssi. Kau tidak punya pilihan selain ikut dalam rencanaku"

"Dengan mengatakan jika Jaejoong-ssi sudah meninggal? Tidak nyonya, hal ini sudah keterlaluan. Tuan muda pasti akan sangat menderita jika mengetahui kebenaran ini nanti"

"Aku melakukanya untuk membuat Karam berhenti mencari Jaejoong. Kau pasti juga sudah tahu apa yang namja jalang itu rencanakan di belakang kita. Dia berkencan dengan salah satu mafia terkuat di Korea hanya untuk melawan kita. Nyawa semua orang di keluarga ini terancam Taeyang-ah"

Taeyang terdiam. Dia sangat tahu hal itu.

"Saya tahu. Tapi saya tidak bisa menghianati Yunho untuk kedua kalinya. Saya akan mencari jalan lain untuk menyelesaikan masalah ini. Permisi"

Aku memijit pelipisku yang terasa berdenyut sakit. Taeyang adalah orang yang kuat dan pintar, akan sangat merugikan jika dia ada di pihak Yunho.

Taeyang berdiri dan berjalan menuju pintu keluar ruangan kerja Mrs Jung tanpa menoleh ke belakang. Namun perkataan Mrs Jung selanjutnya membuatnya berhenti seketika.

"Jaejoong hamil"

.

.

Ketika aku berpikir semuanya berjalan sesuai rencana tiba-tiba datang masalah lain yang tidak kalah beratnya. Sebuah telepon dari rumah sakit di tempat aku menyembunyikan Jaejoong memberitahukan jika menantuku itu mengalami pendarahan. Malam itu juga aku pergi ke Jepang ke tempat Jaejoong berada.

Brakk

"Jaejoong-ah!"

"U-Umma..hikss"

Brukk. Aku langsung memeluk tubuhnya yang masih terbalut baju rumah sakit.

"Hiks...hiks...maafkan Joongie umma. Joongie kehilangan aegya-aaaaaaa!"

Deg

Nafasku tercekat. Jaejoong masih menangis meraung-raung di pelukanku. Aku memandang suamiku yang juga sedang memandangku dengan pandangan terluka. Tak terasa air mataku mengalir begitu saja seiring rasa sakit yang menghantam dadaku tanpa rasa ampun.

"Ssshhhh gwenchana Joongie. Ini bukan salahmu. Gwenchana..."

.

.

Kupandangi sosoknya yang tengah tertidur dengan semua peralatan medis yang menempel di tubuhnya. Mungkin akulah yang harus dipersalahkan hingga keadaanya menjadi seperti ini sejak aku memisahkanya dengan putranya yang tercinta.

Beberapa hari setelah Jaejoong keguguran, Jaejoong menghilang tanpa kabar. Aku menemukan sebuah surat yang mengatakan untuk tidak mencarinya karena dia ingin menenangkan diri. Sungguh ini diluar rencanaku dan aku tidak bisa berbuat apapun, sosoknya menghilang seolah di telan bumi. Sudah dua tahun sejak kejadian itu dan sejak itu pula kesehatan Jihyo noona menurun hingga akhirnya koma.

"Mianhae noona hikss...hikss...*jalmotaesseo(aku bersalah)"

Aku menangis merasakan tangan yang kugenggam terlihat begitu kurus seakan tinggal tulangnya saja. Namun aku begitu terkejut ketika tangan kurus itu balas menggenggam tanganku meskipun lemah.

"Hikss...hikssss... noona...hiks..katakan padaku apa yang harus kulakukan huhuhu"

Aku sudah tidak bisa menahanya lagi. Kutumpahkan semua beban yang ada di hatiku yang selama ini terasa sesak.

MAGENTA *COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang