Chapter 28

1.1K 114 21
                                        

Kowloon, Hongkong

Dor dor dor

Bruakk

Dua buah geng mafia tengah berperang. Salah satunya adalah milik seorang mafia Korea Choo Seung Hoon. Namja berwajah sangar itu sedang menjual beberapa kokain kepada Tony Wang, seorang mafia Hongkong. Tapi tiba-tiba saja terjadi kesalah pahaman. Barang yang dibawa Seung Hoon tidak sesuai dengan permintaan. Membuat Tony tersinggung dan berpikir namja sangar itu berniat menipunya sehingga berakhir dengan baku hantam.

Dor!

"Arrggghh!"

Seung Hoon memegangi pundaknya yang tertembak. Namja itu melihat anak buahnya satu-persatu mulai tumbang. Bagaimanapun ini bukanlah wilayah mereka. Tony Wang menendang perut Seung Hoon dengan keras kemudian menginjak bahunya yang terluka.

"Akkhh....akkhh!"

Orang itu menodongkan pistolnya ke kepala Seung Hoon....

"Hentikan!"

Tiba-tiba muncul sekelompok orang berjas rapi dan dari tengah mereka muncul seorang namja tua yang tampak sangat berkarisma.

"Ketua" Tony Wang membungkuk hormat.

Namja itu adalah salah satu dari tetua mafia perdagangan gelap di Hongkong yang sering disebut dengan TRIAD. Sewaktu muda namja itu berkelana ke seluruh penjuru Hongkong untuk mencari pembunuh istrinya. Namja itu akhirnya menemukanya di salah satu kasino dan langsung membunuhnya. Aksinya dalam pembunuhan itu disaksikan oleh seorang ketua mafia zaman dahulu. Ketua mafia itu tertarik pada pribadinya yang tak kenal takut dan menawarinya untuk masuk ke dalam geng.

Merasa tidak ada tujuan hidup lagi namja itu menyetujuinya tanpa pikir panjang. Seiring waktu namja itu semakin terkenal sebagai mafia paling kejam dan ditakuti di Hongkong. Namun setelah umurnya bertambah, namja itu merasa lelah sehingga memutuskan untuk bekerja di balik layar.

Hingga beberapa bulan yang lalu keponakan yang sangat disayanginya menemukanya dan memohon bantuan. Membuat dirinya kembali muncul ke permukaan.

"Ck ck ck~ menyedihkan sekali~" ucap namja tua itu dengan santai

Seung Hoon mencoba untuk duduk tapi sekujur tubuhnya sakit dan tidak bisa digerakan. Dia hanya bisa menatap nyalang namja tua yang tengah berdiri angkuh di atasnya sembari menggertakan giginya.

"Jung Ilwoo...."

.

.

.

"Yah Minki-ah berhenti melekat padaku" desis Mrs Jung

Ren melepaskan cengkeraman tanganya dari kemeja Mrs Jung dan berjalan takut-takut di belakang namja cantik itu.

"Sebenarnya kita mau kemana ahjumma?" tanya Boa

"Sebentar lagi kau juga akan tahu"

Boa memandang sekitarnya dengan pandangan takut. Apa yang sebenarnya akan mereka lakukan disini? Seingatnya tadi mereka berhenti di sebuah toko kelontong. Mereka masuk ke dalam toko tersebut dan berjalan menuju pintu belakang. Di belakang pintu itulah mereka berada, menyelusuri lorong-lorong gelap yang berbau anyir. Terkadang juga terdengar jeritan dan tangisan pilu entah milik siapa yang membuat tempat itu semakin mengerikan.

"Silahkan masuk"

Yeoja yang mengantarkan mereka menyuruh ketiga orang itu untuk masuk ke sebuah ruangan. Di dalam ruangan itu terdapat beberapa meja bundar yang sudah terisi penuh oleh beberapa ibu-ibu paruh baya. Suasananya lebih mirip dengan sebuah perkumpulan arisan.

MAGENTA *COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang