Jangan lupa votement!
Minggu sore, Lucas datang ke rumah Tena. Mereka akan mengerjakan tugas kelompok sesuai janji. Tena mengajaknya masuk ke dalam rumah, atensi Lucas mengarah pada pria yang sedang duduk di sofa ruang tamu, Juna.
"Lo bawa bukunya, kan?" tanya Tena.
Lucas mengangguk. "Iya, bawa." Lalu membuka tas dan mengeluarkan beberapa buku.
Juna hanya memperhatikan keduanya sambil sesekali mengutak-atik ponsel. Tena beranjak ke dapur sebentar untuk membuatkan minuman dan mengambil beberapa makanan ringan. Lucas tanpa sadar memperhatikan Juna.
Merasa diperhatikan, Juna lantas menoleh. Lucas langsung menunduk, wajahnya tiba-tiba memerah. Tena datang dari dapur membawa dua gelas jus dan segelas kopi serta makanan ringan.
"Muka lo kenapa merah, Cas? Sakit?" tanya Tena.
"Gak apa-apa kok, Ten ...," elak Lucas, sedangkan Juna masih menatapnya aneh.
"Diminum, tuh ... Ustadz, ini kopinya, ya," ujar Tena dan Juna mengangguk.
Setelah hampir satu jam, tugas kelompok pun selesai. Lucas hendak pamit pulang, ia ingin bersalaman dengan Juna. Saat kedua pria itu bersalaman, muncul niat usil di kepala Tena. Ia dengan sengaja mendorong suaminya ke depan.
Juna dan Lucas pun terjatuh ke lantai dengan posisi bertindihan, Juna berada di atas Lucas, tangan Juna berada di belakang kepala Lucas, mencegahnya agar tidak terbentur lantai.
Jantung Lucas rasanya seperti akan meledak. Wajah mereka terpaut sangat dekat, bahkan hidung mancung keduanya sempat bersentuhan sekilas.
"Oh my God!! Pemandangannya bagus banget, harus diabadikan!" Tena sibuk mencari ponsel, hendak memotret keduanya.
Juna langsung bangun dan membantu Lucas berdiri, ia menatap kesal pada Tena. "Kamu--"
"Gak sengaja ...," ujar Tena berbohong.
Lucas masih mematung dan menunduk, ia menarik-narik hoodienya ke bawah, menutupi juniornya yang kini menegang. "Gue pulang dulu," ucapnya lalu bergegas.
Juna juga langsung bergegas ke kamar, Tena malah senyum-senyum sendiri. "Sayang banget tadi gak ciuman," gumamnya pelan.
---+++---
Libur akhir pekan, Juna mengajak istrinya ke pesantren milik sang ayah. Ini pertama kalinya Tena ke sana, ia agak canggung saat disalami oleh para santri putri, apa lagi ada yang seumuran dengannya. Juna menggandeng Tena menuju rumah orang tuanya.
"Assalamualaikum," ucap mereka berbarengan.
"Waalaikumsalam," jawab Amirah, bunda Juna. "eh ... ada menantu bunda," lanjutnya sembari memeluk Tena.
"Bunda apa kabar?" tanya Tena.
"Alhamdulillah, baik ... ayo masuk!" ajak Bunda Amirah.
"Ayah mana, Bun?" tanya Juna.
"Masih ngajar di kelas," jawab sang Bunda.
Juna menarik koper ke dalam kamarnya, mereka akan menginap di rumah orang tua Juna selama tiga hari. Dari jendela kamar Juna, Tena bisa melihat lapangan tempat berlatih berkuda dan memanah. Tempat itu tampak ramai di sore hari oleh santriwan dan santriwati yang berlatih di sana.
Tena berbalik. "Ustadz, aku mau jalan-jalan keliling pondok, boleh?"
Juna mengangguk, Tena bergegas keluar kamar, di ruang tamu ia bertemu ayah mertuanya yang baru pulang mengajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadz for Fujoshi ✓
RomanceApa jadinya jika fujoshi menikah dengan ustadz? Berawal dari pernikahan tanpa cinta yang melibatkan keduanya. Juna, seorang ustadz kondang yang harus menikahi Tena untuk menyelamatkan gadis itu dari kekerasan dan pelecehan yang dilakukan oleh keluar...