Bismillah, lanjut lagi...
Hubungan Juna dan Tena kembali membaik, Juna semakin perhatian selama istrinya hamil. Tena sudah memberitahu sahabat-sahabatnya kalau dia sedang mengandung, termasuk Lucas. Ia yang menjaga Tena selama di kampus, bukan maksud apa-apa, hanya karena Tena teman yang menurut Lucas langka dan harus dijaga.
"Ibu hamil minum susu aja," ujar Lucas yang langsung merebut minuman bersoda dari tangan Tena dan menukarnya dengan susu kotak rasa coklat.
Tena mencebik sebal. "Gak suka susu, eneg."
"Jus jeruk aja, mau?" tawar Lucas.
"Maunya kukubima, biar bayi gue kuat."
"Mana ada minuman kayak gitu di kantin kampus, aneh-aneh aja."
Tena mendengkus pelan, sampai makanan pesanan mereka datang. Tena membubuhi sotonya dengan kecap, sambal, dan jeruk nipis lalu makan dengan lahap. Kalau biasanya dia duduk dengan anggun, kali ini berbeda, Tena makan dengan posisi terenak, satu kakinya dinaikkan ke bangku.
Lucas sampai geleng-geleng kepala karena heran. "Buset ... lu cewek, Ten, jangan duduk begitu," tegurnya.
"Udah PW, posisi wenak!" ujar Tena cuek.
Lucas hanya tersenyum kikuk sambil garuk-garuk kepala, mungkin saja perubahan sifat tersebut karena bawaan bayi, begitu pikir Lucas. Usai ngantin, keduanya kembali ke kelas karena ada satu mata kuliah lagi yang masuk.
Sepulang kuliah, Lucas berjalan beriringan bersama Tena. Juna sudah menunggunya di depan gerbang. Karena buru-buru melangkah, Tena hampir terjatuh. Lucas sigap menarik lengan Tena, membuat wanita itu terhempas menabrak dadanya. Semua itu tak luput dari atensi Juna yang berada di dalam mobil.
Tena buru-buru menjauh. "Kenapa meluk gue, sih?!"
"Gak sengaja, dari pada lu jatuh, terus keguguran lebih bahaya, Ten!"
Tena mendengkus kasar. "Makasih!" ucapnya lalu bergegas meninggalkan Lucas. Menuju mobil suaminya, Tena yakin Juna pasti melihat adegan tadi.
"Assalamualaikum," ucapnya saat duduk di samping Juna dan menyalaminya.
"Waalaikumsalam," jawab Juna tanpa menoleh dan langsung tancap gas.
Keduanya membisu selama perjalanan sampai ke rumah. Tena membersihkan dirinya dulu, ia akan jelaskan semuanya nanti.
Setelah mandi dan mengeringkan rambutnya, Tena yang masih mengenakan bathrobe itu berjalan mendekati Juna yang sedang berada di ruang kerja. Ia masuk melalui pintu connecting room yang menghubungkan langsung antara kamar dan ruang kerja suaminya. Juna sedang fokus di depan komputer, mengerjakan sesuatu yang tidak Tena mengerti.
Tena langsung menyelonong naik ke pangkuan Juna, memeluknya seperti bayi koala dan menumpu dagunya di pundak sang suami. "Ustadz marah, ya? Tadi itu gak sengaja, Lucas cuma mau nolong karena aku hampir jatuh," ujarnya.
"Iya ... aku lihat dan aku gak marah,"
"Gak marah tapi cuekin aku," gerutu Tena.
Juna menurunkan tangannya dari atas keyboard komputer dan mengusap punggung sempit Tena. "Suami mana yang gak cemburu lihat istrinya dipeluk orang lain, hm?" tanyanya.
Tena mengangkat kepala dan menatap suaminya. "Tapi, kan, gak sengaja."
"Iya, aku tahu dia gak sengaja. Tapi hati aku gak bisa diajak kompromi."
"Gak usah cemburu, Lucas gak akan suka sama aku."
Juna mendengkus pelan. "Gak ada yang gak mungkin."
"Dia udah suka sama orang lain, dan orang yang dia suka sekarang ada di depanku," ujar Tena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadz for Fujoshi ✓
RomanceApa jadinya jika fujoshi menikah dengan ustadz? Berawal dari pernikahan tanpa cinta yang melibatkan keduanya. Juna, seorang ustadz kondang yang harus menikahi Tena untuk menyelamatkan gadis itu dari kekerasan dan pelecehan yang dilakukan oleh keluar...