Bagian 21

2.3K 245 47
                                    

Siapa yang nungguin cerita ini?

Votement juseyoooo!











Setahun kemudian.

Chandra sudah bisa bicara walaupun masih belum terlalu jelas. Bocah dua tahun itu sedang duduk di pangkuan Lucas yang sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya. Di depannya, ada Tena yang ditemani Juna, ia juga sedang mengerjakan tugas di laptopnya.

"Ami (Paman) ... mam," kata Chandra.

Lucas menunduk. "Yang tadi sudah habis?"

Chandra mengangguk polos, Lucas mengelap bibir Chandra yang belepotan coklat dengan tisu. "Jangan makan coklat banyak-banyak, nanti gigimu rusak."

"Mam ...." Chandra tetap menyodorkan snack coklat pada Lucas.

"Makan biskuit aja." Lucas membuka bungkus biskuit, lalu memberikannya pada Chandra.

"Bikit? Mam ....*

Lucas hanya terkekeh sambil mengusak rambut Chandra, lalu kembali fokus ke laptopnya. Tena dan Juna saling pandang, mereka berpikir kalau Lucas sudah cocok menjadi ayah karena sifatnya yang penyayang pada anak kecil.

"Cas," panggil Tena.

"Hm," sahut Lucas.

"Lo gak mau nikah? Gue lihat-lihat, lo cocok juga jadi ayah," ujar Tena.

Lucas menoleh ke arah Tena, Juna, lalu menunduk lagi. "Gue gak tertarik sama pernikahan."

"Kenapa? Kalau mau biar gue cariin calon," ujar Tena lagi.

Lucas menggeleng. "Gak perlu, gue mau fokus kuliah aja sekarang."

Tiba-tiba Jannah datang menghampiri mereka. "Assalamualaikum, Ustadz Juna, dipanggil Ustadz Adnan," ujarnya.

Juna beranjak. "Waalaikumsalam, kalau gitu kamu disini dulu, temani mereka."

Jannah mengangguk saja, ia melirik sekilas ke arah Lucas yang sama sekali tak menghiraukan kedatangannya. Tena pun diam dan fokus dengan tugas, sedangkan Chandra sibuk makan biskuit.

"Umma ... mpis," ujar Chandra, dia ingin buang air kecil.

"Pipis? Sini, Sayang."

Chandra beranjak dari pangkuan Lucas dan berjalan ke arah Tena.

"Gue temanin Chandra dulu," pamit Tena, lalu masuk ke dalam rumah.

Tersisa Jannah dan Lucas, sunyi karena keduanya saling diam. Jannah hendak beranjak pergi, Lucas menoleh ke arahnya.

"Mau ke mana?" tanya Lucas.

"Ke asrama," jawab Jannah singkat.

"Tunggu suaminya Tena balik dulu, gak enak ntar kalau gue dua-duaan sama bini orang," ujar Lucas lalu kembali menatap layar laptop.

Jannah tidak menyahut, ia tidak jadi pergi dan kembali duduk sampai Tena kembali keluar usai menemani putrinya. Chandra merosot dari pangkuan Tena dan berjalan ke arah Lucas.

"Ami, num!" ujarnya sambil menunjuk teh kotak milik Lucas.

"Mau?" tanya Lucas dan Chandra mengangguk. Ia langsung memberikan teh tersebut pada Chandra, bocah berusia dua tahun itu terlihat sumringah dan langsung menyedot teh kotaknya sambil berjalan ke arah Tena.

"Tadi udah minum susu, sekarang ngeteh, ntar pipis lagi, loh," tegur Tena, sang anak hanya menyengir lucu, memperlihatkan giginya yang baru tumbuh delapan biji.

Ustadz for Fujoshi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang