Bagian 04

2.6K 256 18
                                    

Vote commentnya manaa??
Yang sider ntar kejedot pintu, canda!






Tena tinggal di apartemen Taya selama lima hari. Setelah dibujuk dengan berbagai cara oleh Taya, akhirnya Tena mau pulang. Taya mengantarnya ke rumah malam hari, karena kebetulan Taya sibuk dan baru sampai di apartemen malam hari. Ia langsung mengantar sahabatnya itu pulang.

Juna sudah menunggu di depan pintu, ia khawatir karena selama lima hari Tena tidak menjawab telepon darinya. Semakin melihat Juna, Tena semakin merasa berdosa atas zina yang ia lakukan bersama Taya beberapa hari lalu. Tena langsung menangis saat Juna memeluknya dan berulang kali mengatakan maaf.

"Ustadz ... a-aku...."

"Kamu boleh marah sama aku, pukul aku, maaf karena udah bentak kamu, Tena. Aku minta maaf ...," ujar Juna tulus.

Air mata Tena semakin deras saja. "Ustadz ... aku udah melakukan berdosa ...."

Juna melepas pelukannya dan menatap heran. "Maksud kamu apa, Tena? Dosa apa?" tanyanya.

Tubuh Tena merosot, ia bersimpuh memeluk kaki Juna dan menangis sejadi-jadinya. "Aku berdosa ... aku udah berzina ...."

Tangan Juna mengepal kuat dan rahangnya mengeras. Ia menghempas lengan Tena dari kakinya dan terduduk di lantai seraya mengacak rambutnya kasar. "Semarah itu kamu sama aku sampai lampiasin nafsu kamu ke orang lain?" lirihnya pelan, air matanya ikut jatuh. Ia menatap istrinya yang menunduk. "Sama siapa kamu lakuin itu?"

"S-Sama Taya ...,"

Juna mendengkus frustrasi. "Astaghfirullahalazhiim ...."

"Maafin aku ...." Hanya itu yang bisa Tena katakan.

Juna terdiam, walaupun ia belum mencintai Tena sepenuhnya, tapi saat mendengar pengakuan bahwa istrinya telah berzina sangat menyakitkan baginya.

Tena panik saat Juna beranjak dan hendak meninggalkannya. Ia segera berdiri dan menghadang di depan suaminya. "Ustadz mau ke mana?"

"Kamu sakit hati karena aku bentak, kan? Sekarang udah imbas, kamu juga bikin aku sakit hati di saat aku mulai jatuh cinta sama kamu." Juna beranjak ke kamar. Sedangkan Tena hanya bisa menangis dalam penyesalan.

---+++---

Hari-hari berlalu, Tena merasa hubungannya dengan Juna semakin renggang saja. Juna memang masih mengantar jemputnya ke kampus. Namun, pria itu lebih banyak diam, ia hanya akan bicara kalau Tena bertanya, itu pun hanya dijawab singkat. Entah kenapa sulit sekali memaafkan kesalahan istrinya kali ini.

Saat ini, Juna sedang berada di apartemen Yahya, Jefri juga ada di sana. Kedua sahabatnya itu bingung karena Juna hanya diam tanpa ingin bercerita apa pun mengenai masalah apa yang menimpanya. Sebagai orang yang paham agama, Juna tidak akan sembarang menceritakan aib rumah tangganya walaupun dengan sahabat dekat.

"Ada apa? Masalah rumah tangga?" tanya Yahya yang sudah tidak tahan karena berdiam-diaman sejak tadi.

"Ini udah jam 12 malam, gak pulang?" tanya Jefri juga.

"Saya mau nginap di sini saja," sahut Juna.

Jefri dan Yahya saling tatap, sepertinya masalah sahabat mereka kali ini bukan hal sepele.

"Kalau ada masalah rumah tangga, selesaikan baik-baik, Jun," ujar Jefri sambil menepuk pundak Juna.

"Astaghfirullahalazhiim ...," gumam Juna, ia langsung berdiri dari duduknya. "Saya pulang dulu, assalamualaikum."

Ustadz for Fujoshi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang