Bagian 20

2.4K 243 28
                                    

Jangan lupa vote komen!!

Setelah Chandra berumur satu tahun, Tena membawanya ke kampus. Untunglah bayi itu pintar dan tidak rewel sama sekali. Batita gembul itu juga lengket pada Lucas. Seperti sekarang, mata kuliah sedang berlangsung. Lucas membuka bungkus biskuit dan menaruhnya di pangkuan Chandra.

"Lucas! Jangan makan selama saya mengajar!" seru Dosen dari depan kelas.

"Bukan saya, Pak. Tapi ini, nih," elak Lucas sambil menunjuk Chandra yang duduk di pangkuannya.

Tena menusuk pinggang Lucas dengan pena sampai pria itu terhenyak kaget. "Ngapa lu fitnah anak gue?!" bisiknya geram.

"Gue lapar, tadi gak sempat sarapan. Lagian anak lo juga ikut makan, jadi gue gak fitnah," balas Lucas sambil diam-diam mencomot biskuitnya.

Tena hanya mendengus kasar, untung Lucas temannya. Saat jam istirahat, Lucas membawa Chandra ke kantin, sedangkan Tena masih menyalin catatan.

"Lucu banget, sih, bayi gembrot! Jadi pengen punya, tapi gue gak bisa hamil," ujarnya lalu tertawa kecil, pemikiran Lucas memang suka random dan konyol.

Chandra yang dibilang gembrot langsung menangis, Lucas terkejut dan langsung memeluknya. "Cup cup cup, gue lupa lu cewek. Maaf, ya ... gak gembrot, kok, cuma ngembang dikit."

Bukannya berhenti, Chandra malah semakin keras menangis.

"Ssshh ... jangan nangis, Anak Manis. Nanti gue dipites sama Umma lu," cicit Lucas.

Chandra berangsur diam, Lucas pun bernapas lega. Tak lama kemudian, Tena masuk ke kantin. Chandra menggeliat dari pangkuan Lucas begitu melihat ummanya mendekat. Tena menggendong putrinya.

"Dosen kedua katanya gak masuk, jadi kita boleh pulang," ujar Tena.

"Oke, suami lo gak jemput?" tanya Lucas.

Tena menggeleng. "Belum pulang dia jam segini, mana hape gue ketinggalan di rumah."

"Gue anterin mau?" tawar Lucas.

"Mau lah, daripada gue naik angkot, kasihan anak gue."

Lucas pun beranjak, Tena juga ikut ke kelas mengambil tasnya lalu pulang bersama Lucas.

Sementara di rumah, Juna pulang untuk mengambil beberapa file yang tertinggal. Dahinya mengerut melihat ponsel Tena yang tertinggal di atas nakas.

Tak lama kemudian, Lucas dan Tena sampai di rumah.

"Gue langsung pulang, assalamualaikum," ucap Lucas.

"Waalaikumsalam, makasih udah nganterin," balas Tena.

"Sama-sama, daaah ... gembrot." Lucas melambaikan tangan pada Chandra.

Bayi itu langsung menangis kencang.

"Lucas!" geram Tena kesal, bayinya itu seakan mengerti kalau dirinya di body shaming.

Lucas tertawa pelan. "Maaf, ya, Chandra cantik ...."

Chandra tidak hirau dan menyembunyikan wajahnya ke dada Tena. Setelah Lucas pergi, Tena berbalik dan masuk ke dalam rumah, kebetulan Juna juga hendak keluar.

"Assalamualaikum," ucap Tena.

"Waalaikumsalam, tumben jam segini pulang. Sama siapa?"

"Sama Lucas, dosennya gak masuk, aku kira kamu belum pulang kerja. Mau hubungin sopir tapi hapeku ketinggalan," ujar Tena memberi alasan.

"Oh ... aku cuma sebentar, mau ambil ini doang," kata Juna sambil menunjukkan map biru yang ia pegang. "Abi balik ngantor, ya, Sayang," lanjutnya lalu mengecup pipi Chandra.

Ustadz for Fujoshi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang