Bagian 05

2.4K 256 18
                                    

Jangan lupa votenyaaa!
Komeeeen jugaaaaaa, yang sider kesandung e'ek.










Masih kesal dengan Juna karena menghapus grup, isi galeri, dan riwayat pencariannya di internet, Tena kembali dibuat kesal karena ponsel lamanya disita. Juna menggantinya dengan ponsel baru. Tena menggerutu karena tidak bisa mengakses akun lama dari ponsel sebelumnya.

Juna benar-benar tidak memberinya celah untuk memasuki dunia fujoshi lagi. Tena mendengkus kasar, berjam-jam ia mencoba mengingat kata sandi, namun tak kunjung ingat, nomor ponselnya pun diganti oleh Juna. Suaminya itu baru pulang usai mengisi tausiah di suatu tempat. Tena mencebik sebal saat melihatnya.

"Assalamualaikum," ucap Juna.

Tena tak menjawab, ia malah mendengkus kasar.

"Gak jawab salam hukumnya dosa," lanjut Juna sembari menggantung sorban dan melepas jubahnya.

"Waalaikumsalam!" jawab Tena ketus.

Juna duduk di samping Tena dan mengusap kepala istrinya tersebut. "Jangan ketus-ketus gitu."

Tena tetap diam dan melipat tangannya di dada sambil mempoutkan bibir, ia terbelalak kaget saat bibirnya dikecup sekilas oleh Juna.

"Gak usah cium-cium aku!" gerutu Tena.

"Greget pengen ruqyah kamu."

"Aku gak kesurupan, Ustadz!"

"Tapi marah-marah terus."

"Karena Ustadz sita hape aku! Bikin kesel aja!"

"Kalau gak gitu, kapan berubahnya kamu? Aku tahu kamu masih mau baca dan nonton film gak berfaedah itu, aku udah ganti semua kata sandi kamu."

"Ustadz kenapa segitunya banget, sih?!"

"Karena aku sayang sama kamu, dan aku bertanggung jawab sebagai suamimu. Aku gak mau kita masuk neraka bareng-bareng kalau aku ngebiarin Istriku bermaksiat."

Juna menyandarkan kepala di bahu Tena dan menggenggam tangan mungil sang istri lalu menciumnya berkali-kali. Tena hanya diam, ia tidak bisa marah lagi kalau sudah diperlakukan semanis itu.

"Awas ... aku gak mau dekat Ustadz!"

Juna beringsut. "Oh, gitu? Ya udah, aku juga mau pergi lagi. Ada meeting di kantor."

"Istri marah bukannya dibujuk, malah mau ditinggal!" gerutu Tena, tapi masih bisa didengar oleh Juna.

Sang suami kembali duduk di sebelahnya. "Aku udah diakui suami, nih?"

Tena memutar bola matanya malas. "Kapan aku bilang gitu?" sinisnya.

"Tadi, kamu nyebut dirimu istri, berarti kamu anggap aku suami, dong."

"Gak tahu!"

Juna terkekeh lalu meraih ponsel dan menelepon seseorang, tangan satunya masih merangkul pinggang sang istri yang sedang merajuk.

"Assalamualaikum, halo ...."

"..."

"Meeting hari ini cancel aja, saya ada urusan mendadak yang lebih penting."

Tena terkejut, Juna membatalkan meeting demi dirinya? Tena tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Juna menutup telepon dan merengkuh pinggang Tena, mengangkatnya ke pangkuan.

Tena menggeliat. "Aku gak mau dekat Ustadz!"

Juna malah mengeratkan pegangannya di pinggang Tena. "Jangan marah-marah terus, masa calon bidadari surga emosian?"

Ustadz for Fujoshi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang