Yo wassup!!!
Update lagi nih!Tena duduk sendirian dalam kamarnya usai salat magrib. Juna masih berada di masjid, membaca surah al-kahfi karena malam ini malam Jum'at. Pikiran Tena berputar mengingat masa lalunya yang buruk sebelum menikah dengan Juna.
Tena meringkuk sambil menangis di kamar. Ia baru saja mendapat perlakuan kasar dari papanya, lebih tepatnya papa tiri. Perkara sepele, hanya karena Tena tidak sengaja menjatuhkan guci antik saat sedang bersih-bersih di ruang tamu, ia langsung mendapat tamparan keras dari sang papa.
"Aku gak sengaja, Pa!" pekik Tena tak terima usai ditampar.
"Kamu tahu gak, berapa harga guci itu?! Harga diri kamu aja gak akan cukup buat bayar!!" teriak Rama, emosi.
"Aku bukan pembantu di rumah ini! Aku anak Papa!"
Rama terkekeh. "Kamu bukan anak kandung saya!!" tegasnya sambil menunjuk wajah Tena.
Nasya, ibu kandungnya masuk ke kamar dan menyentuh pundak putrinya. "Tena," panggil Nasya, Tena tidak menyahut. Nasya menarik kasar selimut yang menutupi seluruh tubuh Tena. "Bisa gak, sehari aja jangan bikin masalah? Mama capek dengar kamu dimarahin sama Papa."
"Terus, Ma! Salahin aku terus!" kesal Tena.
"Lain kali kamu harus jaga sikap, Tena. Kita bisa hidup berkecukupan karena Papa kamu!" tegas Nasya.
Tena berbalik menghadap mamanya. "Papa udah meninggal! Dia bukan Papa aku!!"
Nasya langsung menampar putrinya itu. Sudut bibir Tena rasanya perih usai menerima dua kali tamparan. "Dasar anak gak tahu diri!" ujar Nasya lalu bergegas keluar dari kamar Tena.
Yah, begitulah kehidupan Tena sebagai anak yang memiliki papa tiri kejam. Bahkan mama kandungnya pun tak pernah membela jika Rama memarahi Tena. Belum lagi Azka, saudara tiri yang terobsesi ingin memperkosanya. Pria licik itu pandai memutarbalikkan fakta dan mengatakan bahwa Tena lah yang menggodanya, hingga lagi-lagi Tena yang disalahkan dan mendapat perlakuan kasar baik dari papa maupun mamanya.
Tidak di rumah saja, di tempat umum pun Nasya tak malu-malu membentak atau memukul putrinya tersebut.
---+++---
Nasya mengajak Tena ke mall untuk sekedar membelikan putrinya itu pakaian. Namun, Tena selalu menolak saat dipilihkan pakaian. Itu membuat Nasya kesal dan mencubit keras lengan Tena. "Jangan cerewet!" bisiknya namun penuh penekanan.
"Sakit, Ma!" pekik Tena keras, hingga atensi pengunjung mall tertuju padanya dan membuat Nasya malu.
Sang mama lantas menariknya kasar keluar dari gedung mall dan mencampakkannya. Lutut Tena terluka karena terbentur semen.
"Ngapain teriak segala tadi?! Mau bikin malu, huh?!" geram Nasya.
"Mama cubit aku, dikira gak sakit?! Sakit, Ma!" teriak Tena.
"Ngelawan terus kalau dibilangin!!"
"Mama tuh mama kandungku atau bukan, sih?! Semenjak nikah sama si Rama itu Mama jadi sama kejamnya kayak dia!!"
"Jaga mulut kamu, Tena!" bentak Nasya.
Tak jauh dari mereka berdua, sepasang suami istri yang hendak keluar dari parkiran mengurungkan niatnya. Sang istri iba melihat anak gadis yang dibentak-bentak tersebut, begitupun suaminya. Mereka adalah Amirah dan Adnan, pemilik pondok pesantren Nurul Hidayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadz for Fujoshi ✓
RomanceApa jadinya jika fujoshi menikah dengan ustadz? Berawal dari pernikahan tanpa cinta yang melibatkan keduanya. Juna, seorang ustadz kondang yang harus menikahi Tena untuk menyelamatkan gadis itu dari kekerasan dan pelecehan yang dilakukan oleh keluar...