17. Rose

1K 95 0
                                    

Amara POV

"Aku akan mengumumkan sesuatu yang penting," ucap Eldard dari ujung meja makan. Seluruh pasang mata mengalihkan perhatiannya kepada Eldard, menunggu apakah gerangan yang hendak Eldard katakan.
"Mulai besok pagi, Rose akan tinggal di istana untuk sementara waktu hingga pelaku yang menyebabkan dia keracunan ditemukan."

Apa?! Aku sungguh tak habis pikir dengan dia. Kenapa dia suka sekali membuatku marah? Apa dia tak tahu jika aku membenci gadis itu?

Aku mengalihkan pandanganku kepada satu persatu orang yang duduk di meja makan. Damian, Elena, dan kedua jendral sahabat Eldard jelas menunjukkan ketidaksetujuannya pada keputusan Eldard walaupun tak secara langsung melayangkan protes. Ashok dan beberapa pejabat tersenyum lebar, mereka senang. Tentu saja. Mereka begitu menggebu menjodohkan Eldard dengan Rose. Isi pikiran mereka jelas terbaca olehku. Sedangkan yang lainnya tampak menurut saja pada keputusan raja mereka.

"Amara?" Aku menolehkan kepalaku ke kiri. Sahabatku itu kini menggenggam telapak tanganku yang terkepal kuat. Aku tahu, dia pasti mengkhawatirkan perasaanku. Elena sudah sangat memahamiku walau kami belum lama saling mengenal. Dia sudah ku anggap sebagai sahabatku disini.
"Tenang saja, aku tak akan mengamuk sekarang."
Tentu saja aku tak akan mengamuk saat ini. Semua orang akan memandangiku jika sekarang aku melayangkan protesku pada Eldard. Aku sudah belajar untuk menahan diriku disini.

Elena mengangguk melanjutkan makan malamnya begitu juga diriku. Selebihnya aku menutup telinga dan pikiranku agar tak bisa membaca pikiran orang di ruang makan ini. Aku butuh kesunyian agar aku tak lepas kendali.

"Selamat pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat pagi."
Pintu ruang makan terbuka lebar. Rose berdiri disana, bersama seorang gadis yang ku yakini adalah pelayan pribadinya. Dia tersenyum lebar, sangat lebar malah hingga membuat matanya nyaris tertutup. Gadis itu sepertinya bahagia sekali bisa tinggal di istana.

"Pagi, Rose. Ayo sarapan bersama!" ajak Eldard.
Rose melangkahkan kakinya menuju kursi ketiga di seberang kursiku. Mendudukkan diri dan mulai menyantap sarapan bersama kami. Aku tak banyak bicara, tak ingin menarik banyak perhatian dan membuat kehebohan di pagi ini. Walaupun aku sangat amat tidak setuju dengan tindakan Eldard yang satu ini tapi aku tidak berhak melarangnya.

Aku tak tahu apakah perasaanku ini bisa disebut cemburu, tapi yang pasti aku tak suka jika melihat Rose ada disekitarku dan Eldard. Perhatian Eldard padaku saja sudah dibagi dengan pekerjaannya, sekarang harus dibagi lagi dengan Rose. Sungguh menyebalkan!

Sudahkah kukatakan bahwa gadis ini cukup unik? Sama seperti Eldard, aku juga tak bisa membaca pikirannya. Dia tak seperti ayahnya yang dapat dengan mudah kubaca ketika kami ada diruangan yang sama. Rose juga tak memiliki bau vampire di badannya tapi dia juga tak tampak seperti werewolf. Apa sebenarnya gadis ini?

"Amara? Kenapa kau melamun?"
Pertanyaan Eldard menarikku kembali tersadar.
"Tidak. Tidak ada apa apa. Aku sudah selesai makan, aku permisi dahulu."
Pergi dari sini adalah pilihan terbaik. Yah, aku ingin mencari udara segar.

Soulmate (Protect You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang