25. Begin

951 91 2
                                    

Bugh

"Awww..."

"Opss.. Apa kau baik baik saja Moty?" ucap Amara sembari menutupi mulutnya menahan tawa.

Andromeda dan Zeno yang kala itu sedang bermain panah bersama Amara menggelengkan kepalanya, tak habis pikir dengan tingkah adik mereka.

"Amara?!" Zeno memberikan peringatan pada Amara.

"Ck.. padahal salahnya sendiri jatuh seperti itu. Pakaiannya terlalu sempit sehingga membuatnya sulit berjalan. Lihatlah kak!" Sahut Amara tak terima.

Sebenarnya Amara memang sengaja membuat Moty terjatuh. Pelayannya yang satu itu sangat tidak sopan. Berpakaian panjang namun mencetak dengan jelas lekuk tubuhnya. Belum lagi baju yang dia pakai memiliki potongan dada sangat rendah hingga membuat setiap orang bisa dengan mudah melihat bagian yang seharusnya tidak diperlihatkan.

Centil! Amara sangat tak suka melihat wanita centil.

Itu balasan karena kau sudah berani menggoda kedua kakak ipar ku!

"Kau baru sembuh sudah membuat ulah. Sudah biarkan saja dia," bisik Andromeda pelan.

"Pergilah Moty! Gunakan pakaian yang lebih sopan!" perintah Zeno. Kakak iparnya yang satu itu selalu bisa memahami dirinya walaupun tak jarang juga Amara mendapatkan peringatan keras dari Zeno.

"Hahahahah.... Biar tau rasa dia! Pakaiannya sangat murahan hingga membuatku ingin merobeknya!"

"Amara, bukankah kakak pernah memintamu untuk menjaga bicaramu?" Amara menoleh kebelakang dimana kakak pertamanya, Ariana berdiri bersama Alice.

"Kak Ariana seperti hantu saja, tiba tiba muncul," jawab Amara sembari bersendekap dada.

Dihadapan kakak, aku selalu saja diperlakukan seperti layaknya anak kecil.

"Kau memang masih seperti anak kecil. Lihat tingkahmu yang seperti itu apa namanya jika bukan anak kecil? Hemm?" Ariana berusaha menahan tawanya dengan menampilkan wajah tegasnya. Sebenarnya dia sudah sangat tidak tahan untuk tertawa melihat tingkah Amara.

"Kakak selalu saja memarahiku gara gara hal sepele seperti ini! Terkadang kita memang harus memberikan pelajaran agar dia tau kalau dia salah kakak! Kakak kan bilang begitu padaku!"jawab Amara menggerutu.

Ariana berjalan mendekati adik bungsunya itu. Perlahan membelai wajah Amara penuh kasih sayang.

"Kakak memang pernah mengatakannya, tapi sepertinya kau menelan mentah mentah nasihat kakak. Memberikan pelajaran bukan berarti menyakiti Amara. Jika bisa berikan dulu dia peringatan, nasihat yang membuatnya mengerti bahwa apa yang di lakukan adalah salah. Mengerjai dan mempermalukan seseorang tidak bisa dibenarkan sebagai tindakan memberikan pelajaran. Mengerti?"

"Ya ya ya aku mengerti," jawab Amara lesu. Padahal memberikan pelajaran seperti itu lebih menyenangkan. Kak Ariana memang kuno!

"Baiklah, sekarang kita akan mulai pelatihan pertama untukmu Amara. Untuk latihan pertama, kakak tidak akan memberikan latihan berat. Cukup konsentrasi, cobalah merasakan energi Althea dan mengendalikannya agar dia tidak sampai mengambil kesadaranmu!" Amara mengangguk mengerti.

"Kakak hanya akan membuka seperempat segel kakak padamu, belajarlah mengontrol Althea sedikit demi sedikit! Kakak mulai."

Amara memejamkan matanya sedangkan Ariana membuat pola rumit melingkar tepat di bagian tengkuk Amara. Pola itu perlahan mengeluarkan cahaya terang keunguan sebelum menghilang masuk ke tubuh Amara. Ada rasa menggelitik yang perlahan muncul di dada Amara. Tubuhnya sedikit lebih ringan hingga membuatnya seolah terbang. Zeno, Alice dan Andromeda yang juga berada di arena tampak siaga jikalau terjadi sesuatu yang membahayakan.

Soulmate (Protect You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang