09. Aku Menunggumu Menemukanku

1.4K 135 0
                                    

Amara masih berkeliling mencari hewan buruan. Sejak dua jam yang lalu, beberapa kali dirinya bertemu dengan hewan buruan seperti rusa dan kelinci tapi Amara tak tertarik. Amara lebih memilih mencari hewan yang lebih menantang seperti ular atau harimau.

"Lihatlah, tuan putri kita masih belum mendapatkan hewan buruannya. Jangan jangan memang putri Amara yang selama ini kalian takuti memang tak bisa apa-apa tanpa kekuatan dan kedua naganya." Aurelia dan kedua sahabatnya tertawa mencemooh Amara.

"Benar. Apa kita berikan saja kelinci buruan kita padanya? Kasian sekali jika dia harus menanggung malu karena tak mendapatkan apapun," sahut Sasya dan Sisya.

Berisik. Amara sangat tak suka dengan para bangsawan yang terlalu banyak bicara. "Minggir! Kalian berisik!" Amara mendorong minggir Sasya hingga membuat Sasya sedikit terkuyung ke samping.

"Heh! Dasar putri pembuat onar! Seharusnya kau tau diri dengan meminta maaf pada pelayanku yang sudah kau buat cedera waktu itu. Kau ini seorang putri, seharusnya kau menjadi sosok yang baik dan patut dihormati." Aurelia sudah benar benar kesal pada Amara. Sudah lama dia ingin mengatakan kekesalannya pada Amara.

"Hah! Menjadi putri yang baik dan manis sama sekali tak ada dalam kamusku. Jika kau tak suka denganku maka sebaiknya kau pergi dari hadapanku. Jangan pernah berbuat sesuatu yang membuatku membalasmu." Amara berlalu pergi meninggalkan Aurelia, Sasya dan Sisya. Terus berjalan semakin dalam ke jantung hutan Amazia.

"Huft... kenapa tak ada hewan yang lebih menantang?" Amara menggerutu melihat hewan hewan di sekelilingnya tak sesuai dengan harapannya.

Hari sudah menjelang senja. Mau tak mau Amara harus menemukan hewan buruannya.

Jlep

Kena. Panahnya memanah sembarang kijang yang ada dihadapannya. Kijang dewasa itu jatuh terkapar tertusuk panah Amara. "Mau bagaimana lagi, sepertinya hari ini aku kurang beruntung. Daripada tak membawa apapun, bukankah lebih baik membawa kijang besar ini."

Amara membawa kijang hasil buruannya diatas kuda yang dia naiki.

"Oke sekarang waktunya pulang." Amara berjalan menuju jalan keluar hutan Amazia.

"Kenapa dari tadi aku terus berputar putar disini?" Amara mengamati pohon pohon disekelilingnya. Ada tanda silang yang sengaja Amara berikan sebagai tanda. "Aku tersesat? Bagaimana bisa? Peta ini..." 

 "Kak, kenapa Amara belum kembali?" ucap Aileen khawatir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 "Kak, kenapa Amara belum kembali?" ucap Aileen khawatir. Sejak tadi Aileen sudah merasa ada yang salah. Dia sangat tidak tenang.

"Yang Mulia Ratu memanggil saya?" Yuna kepala divisi pasukan khusus datang memberi hormat pada Ariana.

"Segera kerahkan semua pasukan khusus dan divisi pencarian untuk menemukan Amara." Sebenarnya tak hanya Aileen yang merasa ada yang tidak beres, Ariana juga merasakan hal yang sama. Tapi apa daya, sebagai Ratu Aquila dia harus tetap menyambut setiap peserta kompetisi yang tiba dan bertindak adil.

Soulmate (Protect You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang