18.Dream

978 104 3
                                    

Amara terbangun. Mimpi yang baru saja dia alami benar benar buruk. Bagaimana bisa mimpi itu kembali muncul? Bagaimana bisa setelah sekian lama, dia kembali muncul di mimpiku?
Laki laki itu selalu mengejarnya. Menunggu dirinya dalam diam, mengamati setiap pergerakannya seperti singa yang sedang menunggu buruannya. Sekujur tubuh Amara bergetar ketakutan, keringat dingin membasahi tubuhnya.

"Amara? Kau baik baik saja? "
Kaca sihir tiba tiba muncul dihadapan Amara. Menunjukkan wajah Ariana yang tampak khawatir.
"Mimpi itu.. mimpi itu kembali datang kakak."
"Bagaimana bisa? Dia... Dia sudah.."
"Tiada. Dia sudah tiada. Tapi kenapa dia kembali mengganggu ku?" Amara benar benar takut. Laki laki itu adalah mimpi buruk untuk Amara.
"Kakak juga sangat terkejut. Bagaimana bisa dia kembali muncul di mimpimu. Tadi kakak tiba tiba mendapat vision, makanya kakak segera menghubungimu."
Ariana menghela napas, mencoba menenangkan perasaannya yang sedikit khawatir.
"Untuk sekarang kakak akan mengirim Siena untuk menjaga dan mengawasimu di Cassiopeia. Kakak akan mencari tahu lebih dulu tentang dia. Tetap jaga dirimu dengan baik, kakak akan lebih sering menghubungimu. Baik baik disana."
"Baiklah. Sampai jumpa kakak."

Karena tak bisa tidur lagi, akhirnya Amara memutuskan pergi ke perpustakaan. Membaca buku mungkin bisa membuatnya mengantuk dan kembali tidur. Amara keluar dari kamarnya. Susana sepi menyambutnya. Dinginnya udara dini hari membuat bulu kuduknya berdiri. Amara melangkahkan kakinya menuju perpustakaan. Pintu kayu berukiran indah dengan lambang Cassiopeia itu terbuka lebar, menampilkan barisan buku yang tertata indah di setiap lemari.

Amara berkeliling mencari buku yang menarik untuk dia baca. Gaun tidur putihnya bergesekan langsung dengan lantai pualam. Pelan pelan terdengar gema langkah nya karena malam itu memang sangat sunyi.

Brukkk

Badan Amara tiba tiba menghantam lemari. Keras. Hingga membuatnya meringis kesakitan. Tak ada apapun, disana sepi. Apa yang terjadi?
Amara mencari di segala penjuru seseorang yang baru saja menyerangnya dari belakang.
"Keluar! Cepat keluar! Berani sekali kau menyerangku dari belakang!"
Tak ada jawaban.

Buuggg

Kembali, seseorang meninju perutnya hingga membuat Amara memuntahkan darah. Dua serangan tiba tiba itu membuat Amara sedikit lelah.
"Amaraaa ... Konsentrasi! Lindungi dirimu! Sekarang!"
Refleks Amara mengeluarkan tameng transparan miliknya. Memposisikan berdiri tegak dengan mata terpejam. Amara menajamkan telinganya, dengan begitu dia bisa mendengar pergerakan udara lebih jelas.
Kanan
Amara menangkis serangan bayangan itu.
Belakang
Kembali, Amara berhasil menangkisnya.
Depan
Amara mengerahkan seluruh tenaganya untuk menyerang kembali seorang yang mengirim serangan bayangan padanya. "Tidak ada banyak waktu, jika kau tidak menghabisinya sekarang maka kita yang akan habis Amara. Tubuhnya sudah tidak kuat menahannya. Sekarang!"

Debuuummm

Amara berhasil walaupun tubuhnya ambruk beberapa detik kemudian. Gelap, hanya kegelapan yang kini menemaninya.

 Gelap, hanya kegelapan yang kini menemaninya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Soulmate (Protect You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang