13. Permission

1.2K 109 3
                                    

***

Matahari menyinari kamar Amara. Semalam setelah mengajak Ezon jalan jalan Amara kelelahan sehingga memutuskan segera tidur.
"Veline tolong siapkan air mandiku."
Suasana hatinya sekarang sangat baik. Eldard berhasil membuatnya sangat nyaman berada di negri baru ini. Amara juga bisa tidur dengan nyenyak tanpa terganggu kamar baru yang dia tepati.

"Air hangat anda sudah siap putri." Amara mengangguk lalu berjalan menuju kamar mandi.
"Pelayan baru saja menyampaikan bahwa raja Eldard menunggu anda diruang makan, putri. Apa saya perlu menyiapkan pakaian untuk anda?"

"Oke, siapkan saja yang menurutmu bagus."

Amara memasuki ruang makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Amara memasuki ruang makan. Matanya menatap lurus kedepan, melihat seluruh ruang makan. Elena sudah duduk menikmati sarapannya bersama dengan Eldard, Damian dan beberapa pejabat tinggi istana.

"Selamat pagi putri Amara," sapa Eldard padanya.
"Pagi." Amara menjawab singkat kemudian melangkahkan kakinya menuju kursi. Suasana hatinya memburuk seketika.
"Kau mau makan apa Amara? biar kusuruh pelayan mengambilkan." Elena berbisik pelan disampingnya.
"Apa saja asalkan bukan ular apalagi ular berbisa." Elena sedikit terkejut, tak paham apa maksud perkataan Amara.
"Wah, cara bicara tuan putri ini kasar sekali Yang Mulia."
"Benar. Siapa sebenarnya dia Yang Mulia Raja? Kenapa dia harus menginap di istana anda? Saya rasa paviliun tamu masih tersedia untuk menampung puluhan tamu kehormatan kerajaan," sahut Ashok dengan tatapan sinis.

Amara sungguh muak dengan isi pikiran laki laki dihadapannya ini. Andai saja aku bisa memecahkan kepala liciknya itu. Isi pikirannya sungguh membuatku ingin muntah.

Eldard menoleh padanya. Menatap Amara penuh tanya. Amara tau maksud tatapan itu walau dia tak bisa membaca isi pikiran Eldard. "Maafkan aku raja Eldard. Mungkin karena tadi aku bermimpi tentang ular besar dan berbisa hingga membuatku sedikit terbawa suasana. Maaf atas kata kataku tadi."

"Baiklah, tak usah diperpanjang. Silahkan nikmati sarapanmu putri Amara."

Semua orang kembali menikmati sarapan mereka. Eldard dan Ashok terlihat begitu akrab. Sesekali mereka tertawa bersama sambil membicarakan beberapa kebijakan yang sepertinya akan ditetapkan di Cassiopeia.

"Mari kita lanjutkan pembicaraan kita di ruang kerjaku." Eldard beranjak pergi bersama dengan Damian, Ashok dan beberapa pejabat istana lain.
"Selamat makan mi amor," bisik Eldard sebelum pergi meninggalkan meja makan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Soulmate (Protect You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang